Kemarin aku baca artikelnya Antara News, yang isinya James Franco tersandung tuduhan pelecehan seksual remaja umur 17 tahun. Padahal baru beberapa hari yang lalu, dia menangin piala Aktor Terbaik ajang Golden Globes 2018, kategori Best Performance in a Motion Picture – Musical or Comedy.
Ngebacain berita pelecehan yang menimpa salah satu lelaki kesayangan Mayang itu (selain Dave Franco), aku pengen ngomong,
"Ha ha ha. What a story, Antara News!"
Yeps, itu cerita yang cukup mencengangkan dan sedih sih. Tapi aku mau nanggapinnya dengan kayak gitu. Aku masih nggak mau percaya sih. Mungkin lebih tepatnya, aku nggak mau peduli. Karena lagi kasmaran sama The Disaster Artist. Film yang bikin dia dapatin piala di ajang penghargaan Golden Globes itu.
Seperti yang pernah aku tulis di SINI, The Disaster Artist adalah film keluaran tahun 2017, yang diadaptasi dari buku non-fiksi berjudul The Disaster Artist: My Life Inside The Room, the Greatest Bad Movie Ever Made karangan Greg Sestero dan Tom Bissel. FYI, Kang Rido sampe baca buku itu dulu sebelum nonton filmnya, demi bisa menghayati filmnya dengan baik.
Kalau aku belum pernah baca bukunya, dan nggak bakal baca juga kayaknya. Cukup nonton filmnya, dan udah ngerasa ini film brojolan di tahun 2017 yang terbrengsek. Brengsek banget.
Aku lagi malas buat nulis sinopsis film sih. Jadi aku langsung bilang aja ya apa aja alasanku kenapa bilang The Disaster Artist itu film yang terbrengsek se-2017.
*seterusnya mungkin spoiler*
Botol air mineral sebagai properti penting. |
*seterusnya mungkin spoiler*
The Disaster Artist brengsek karena...
BANYAK ADEGAN YANG BIKIN NGAKAK TERENGAH-ENGAH SAMPE NGGAK ADA SUARA. ADEGAN AUDISI PALING BRENGSEK. POST CREDIT SCENE-NYA BANGSAT. INI FILM PARODI SEKALIGUS FILM BIOGRAFI SEKALIGUS FILM BEHIND THE SCENE YANG TAIK BANGET. FILM INI NGEJAWAB RASA PENASARAN KITA AKAN KOK BISA ADA ADEGAN ITU DI THE ROOM. KOK ADA PROPERTI ITU BUAT APA COBA. KOK TOMMY SUKA NAMPANGIN BOKONGNYA.
AKU NGGAK NGENALIN TERNYATA YANG MERANIN BANDAR NARKOBA ITU ZAC EFRON.
JOSH HUTCHERSON KOK NGENES JADI DENNY AKU BUKANNYA KESEL SAMA DIA TAPI MALAH KASIHAN HUHUHUHUHU.
Terus apa lagi ya? Duuuh... sebenarnya masih banyak. Hmm terus ini nih yang paling brengsek. Film ini udah ngebuat aku jatuh cinta sama James Franco.
Brengsek. Paul Dano sama Ezra Miller terpaksa dianggurin dulu deh.
AKU NGGAK NGENALIN TERNYATA YANG MERANIN BANDAR NARKOBA ITU ZAC EFRON.
Terus apa lagi ya? Duuuh... sebenarnya masih banyak. Hmm terus ini nih yang paling brengsek. Film ini udah ngebuat aku jatuh cinta sama James Franco.
Brengsek. Paul Dano sama Ezra Miller terpaksa dianggurin dulu deh.
James Franco jadi sutradara. produser, dan pemeran utama film ini. Sekilas kayak serakah dan terlalu percaya diri, tapi ternyata dia kayak gitu karena dia emang bisa. Kemampuan James ideal untuk film ini. The Disaster Artist bikin aktingnya James Franco terasa pas dan sesuai kebutuhan. Nggak kayak pas aku nonton The Interview, di mana waktu itu aku kesel karena di mataku dia keliatan nggak cocok main di film komedi. Bikin aku mikir YAUDAH DEH BALIK AJA LAGI JADI AKTOR YANG MAIN FILM KAYAK 127 HOURS....
Dia meranin Tommy Wiseau dengan asli mirip banget anjir. Gerak tubuh Tommy, sekecil apapun, ditiruin dia.
Bahkan matanya Tommy yang merem melek sebelah kiri (apa perasaanku aja ya?) itu juga ditiruin sama James. Gils! Apalagi cara ngomongnya. Bener-bener mirip banget.
Tapi bukan dia aja sih yang mirip sama pemain The Room. Pemain yang lain juga. Dave Franco sebagai Mark alias Greg, Josh Hutcherson sebagai Denny, Ari Graynor sebagai Lisa, Jacki Weaver sebagai Ibunya Lisa dll. Mirip banget semua pemainnya. Aku kagum sama kayak kagum pas nonton I, Tonya. Kayaknya tahun 2017 jadi tahun artis meranin orang di dunia nyata deh, ya.
Cuman... James meranin Tommy bukan sekedar berusaha ngemirip-miripin dirinya, tapi juga berusaha buat 'mendekatkan' kita sebegai penonton ke Tommy. James seolah nyeritain ke kita soal Tommy itu orangnya gimana. Tommy diceritakan sebagai orang yang suka akting totalitas. Memainkan emosi yang nampol, atau bisa dibilang lebay. Mungkin kalau dia nonton film The Killing of a Sacred Deer, dia bakal engas buat ngatain Yorgos Lanthimos. No emotion! No emotion!
Itu alasan kenapa dia aktingnya lebay kelewat sensitif gitu pas di The Room.
Tapi giliran ada yang pingsan di tempat syutingnya, Tommy malah nggak peka. Tommy menanggapinya dengan bilang,
"What is she doing? Take a nap?"
Tommy orangnya kaya banget dan rela ngehambur-hamburin uangnya buat bikin film yang dia harapkan bakal jadi film terbagus sepanjang masa. Perlengkapan syuting yang disewakan aja malah dibeli. Itu bikin aku ngakak, lebih ngakak daripada pas liat Bruce Wayne beli bank atau Fahri AAC2 (Ayat-Ayat Cinta 2) yang beli rumah tetangganya.
Seperti yang dia bilang ke Greg,
"Greg, money not issue. I told you."
Tommy orangnya... mungkin kita bisa bilang kalau kemampuan berbahasa Inggrisnya Tommy Wiseau sebelas-dua belas dengan Vicky Prasetyo. Selain aksen Eropa Timurnya yang medok, hal aneh pas dia ngomong adalah bahasa Inggrisnya kacos. Tapi ya bikin ngakak. Salah satunya pas dia ngomong gini ke Denny:
"He your age. 15-16 years old boy."
"Tommy... I'm... I'm 26."
Tapi menurutku, kita nggak boleh memandang rendah Tommy. James Franco berhasil ngebuat aku berpikir kalau Tommy bukan orang yang harusnya diremehkan. Tommy adalah lelaki berumur.... hmmm... entah berapa, yang berasal dari hmmm..... nggak tau deh dari mana, yang jelas dia punya mimpi besar dan mau bekerja keras.
Tommy di film ini bukan orang gila yang kita bisa tertawai visi dan misinya. Kita juga bisa simpati sama dia, kita bisa pengen ngobrol terus sama dia, kita bisa ngerasa dia teman kita yang kelewat setia kawan tapi moody-an.. Kita bisa kasihan sama dia begitu dia neriakin kalimat, "I gave you everything!" ke Greg.
Film ini ngebuat selaput tawaku robek serobek-robeknya karena jelas udah brengsek nampilin adegan-adegan bajingak dari The Room dan 'ngasih tau' asal muasalnya kenapa bisa kayak gitu (adegan asal muasal dialog "Ha ha ha what a story, Mark!" bikin ngakak pengen nampol James). James Franco dan kerja kerasnya akan film ini, ngebuat aku ngerasain hangatnya persahabatan Tommy dan Greg, dua pemimpi. Film ini dikerjakan nggak main-main, sama semangatnya dengan pembuatan The Room. The Disaster Artist dan The Room adalah dua film yang keliatannya main-main, film yang seolah berniat jadi bahan olokan. Tapi sebenarnya nggak gitu.
Yang terpenting, film ini ngebuat aku optimis dengan kejutan dalam hidup. Yash, hidup memang nggak berjalan sesuai yang kita mau, tapi belum tentu itu bakal buruk kan?
Kayak yang dialamin Tommy Wiseau akan film The Room-nya. Tommy telah menyelamatkan pikiran burukku akan hidup. Ternyata dia memang a fucking hero, bukan a fucking villain kayak yang Greg bilang.
Ha ha ha. Kayaknya ini jadi film motivasi terbrengsek yang pernah aku tonton.
"Greg, money not issue. I told you."
Tommy orangnya... mungkin kita bisa bilang kalau kemampuan berbahasa Inggrisnya Tommy Wiseau sebelas-dua belas dengan Vicky Prasetyo. Selain aksen Eropa Timurnya yang medok, hal aneh pas dia ngomong adalah bahasa Inggrisnya kacos. Tapi ya bikin ngakak. Salah satunya pas dia ngomong gini ke Denny:
"He your age. 15-16 years old boy."
"Tommy... I'm... I'm 26."
Ngomongnya dengan ekspresi gini. |
Tommy di film ini bukan orang gila yang kita bisa tertawai visi dan misinya. Kita juga bisa simpati sama dia, kita bisa pengen ngobrol terus sama dia, kita bisa ngerasa dia teman kita yang kelewat setia kawan tapi moody-an.. Kita bisa kasihan sama dia begitu dia neriakin kalimat, "I gave you everything!" ke Greg.
Greg dan Tommy versi Franco bersaudara. |
Yang terpenting, film ini ngebuat aku optimis dengan kejutan dalam hidup. Yash, hidup memang nggak berjalan sesuai yang kita mau, tapi belum tentu itu bakal buruk kan?
Kayak yang dialamin Tommy Wiseau akan film The Room-nya. Tommy telah menyelamatkan pikiran burukku akan hidup. Ternyata dia memang a fucking hero, bukan a fucking villain kayak yang Greg bilang.
Ha ha ha. Kayaknya ini jadi film motivasi terbrengsek yang pernah aku tonton.
9 komentar
Gue nggak nangkap spoiler sih di sini, kecuali bahwa harus nonton The Room dulu sebelum The Disaster Artist. Ini namanya spoiler yang membangun. Terima kasih.
BalasHapus- Admin 2.
....
HapusEntah harus bilang terima kasih balik atau bilang bajingak dkk pas baca komen dari batangan satu ini. :|
Pas baca *seterusnya mungkin spoiler* gak baca lagi karena belum nonton, nungguin aplotan yang bagus dulu, wqwqwq. Yo! Gw akan balik lagi setelah nonton, insya allah jika Dia mengizinkan.
BalasHapusWkakaka. Sebenarnya aku juga bingung sih itu spoiler apa enggak, dan aku juga belum tau pasti pengertian spoiler itu apa. Pengertian spoiler tiap orang menurutku beda-beda. Aku pernah ngereview film, menurutku gak ada spoilernya, tapi ada yang bilang kalau ada spoilernya. Ya jadi langkah amannya aku kasih tau peringatan gitu kali ya xD
HapusYooow, selamat menonton yak kalau gitu!
Film ini memang brengkes, terutama di paruh kedua. Karena di paruh awal ceritanya tentang relasi Tommy & Greg sementara paruh kedua tentang proses syuting film masterpis The Room. Aku nontonnya betul-betul ngakak bersuara sampe teriak-teriak saking lucunya, padahal nonton sendirian. Ha ha ha what a story, Mark!
BalasHapusKalau filmnya dibuat pakai PoV dari Greg, sama kayak bukunya, mungkin bakal lebih lucu lagi. Soalnya di buku banyak celetukan Greg yang menimbulkan refleks tawa. Misalnya, pas Tommy pamitan ke mamanya Greg, terus mereka debat sampe mamanya bilang "Don't touch my son! No sex!" Faaak, dikiranya Tommy itu germo atau gadun apa ya...
Pas baca tulisan ini, aku malah jadi pengen nonton filmnya, dan kayaknya ini memang bukan spoiler. Serius deh percaya sama gusti allah.
BalasHapusMemang yah, gak usah takut sama kejutan2 di hidup. Kayak pas kita pengen tidur aja, dan gak tau besok bangun2 kayak gimana; tengkurep, nungging atau apapun gayanya yg penting KEJUTAAAAN!
Parah amat 127 HOURS, nggak sekalian Spiderman versi Tobey Maguire? :))
BalasHapusJadi, film berengsek pun bisa memotivasi ya, Cha? Gemini yang berengsek apakah berarti dapat memotivasi juga? Hm~
Daftar film bagus yang perlu saya tonton rasanya semakin banyak, tapi apa daya kuota yang sedikit. Beraq kapur.
terima kasih banyak untuk artikelnya.... sangat keren gan....
BalasHapus» DewaPoker
» CERITA DEWASA
İhtіyaç Kredisi, bankaların tüketici kredіsі ve kredi bak kapѕamında, evlilik, eşya alımı, bayağı gereksinimler, dinlenme gibi ihtiyаçlаr söz konusu оlduğunda sağladıkları güven ѕeçenekleridir. İhtiyаç krеdilеri еksеriyеtlе bir birçok 1000 liraуa dek sunulur okunuşu oldukça az masraf ve evrаk gеrеktirir. İhtiyaç Kredisi bankaların mühim vаridаt kаlemlerindendir. Bankalar; rekabet, alıcı memnuniyeti оkunuşu başvuru süreçlerіnі hızlandırmak şartıyla cepten sаygınlık okunuşu kefilsiz güven uуgulamaları da geliştirip sunmaktadır. İhtіyaç Kredisi, bankaların bitiren kredіsі ve birеysеl krеdi kullandırımı kapѕamında, evlilik, eşya alımı, bayağı gereksinimler, dinlenme gibi ihtiyаçlаr söz konusu оlduğunda sağladıkları güven ѕeçenekleridir. İhtiyаç krеdilеri еksеriyеtlе bir birçok 1000 liraуa dek sunulur okunuşu oldukça az masraf ve evrаk gеrеktirir. İhtiyaç Kredisi bankaların mühim vаridаt kаlemlerindendir. Bankalar; rekabet, alıcı memnuniyeti оkunuşu başvuru süreçlerіnі hızlandırmak şartıyla cepten sаygınlık okunuşu kefilsiz güven uуgulamaları da geliştirip sunmaktadır.
BalasHapus