Tipe kesukaan Dibah. Mas-mas gondrong. |
***
Pas heboh poster dan trailer-nya The Disaster Artist di timeline Twitter kurang lebih sebulan lalu, aku plonga-plongo. Melihat pemainnya ada James Franco dan Dave Franco, lantas aku ikutan heboh dengan mikir,
Persaudaraan |
Begitu lihat ada Seth Rogen juga, aku berharap semoga The Disaster Artist lebih bodor daripada The Interview, This Is the End, atau... Sausage Party.
Oh iya, The Disaster Artist adalah film keluaran tahun 2017. Udah tayang di South by Southwest (SXSW) bulan Maret kemarin, dan bakal tayang bulan Desember di Amerika Serikat. Entah di Indonesia (apalagi Samarinda huhuhuhu) kapan. Yang jelas, film ini diadaptasi dari buku non-fiksi berjudul The Disaster Artist: My Life Inside The Room, the Greatest Bad Movie Ever Made karangan Greg Sestero dan Tom Bissel. Auk itu siapa. Aku cukup tau sampai situ dan nggak berminat tau lebih lanjut lagi soal film itu. Liat trailer-nya pun, aku bingung kenapa dah orang-orang pada ngakak ketawa banget. Lucu, tapi aku masih nggak tau lucu bangetnya itu di mana.
Sampai akhirnya pas aku nge-twit minta rekomendasi film-film lucu bodor ambrol untuk bertahan hidup, Tommy adalah salah satu orang yang berbaik hati kasih rekomendasi. Selain rekomendasiin Cheech & Chong: Up In Smoke, Tommy juga ngerekomendasiin...
Selama ini aku belum pernah kecewa sama rekomendasinya Tommy. Jadi.... aku mutusin buat nonton film yang dimaksud. Aku cari informasinya, dan ternyata buku yang diadaptasi ke film The Disaster Artist itu adalah tentang pembuatan film The Room. Film keluaran tahun 2003 itu sendiri disebutkan sebagai the-best-worst-so-bad-it's-good-kinda-masterpiece-of-somehow-funny-awkwardness-film-ever. Hayah. Oke, disebutkan sebagai film terburuk sepanjang masa tapi banyak penggemar fanatiknya. Greg Sastero sendiri adalah satu pemain di film ini. Fakta lainnya yang cukup mencengangkan adalah, film ini...
Dibintangi Tommy Wiseau. Diproduksi Tommy Wiseau. Ditulis Tommy Wiseau. Disutradarai Tommy Wiseau.
TOMMY WISEAU INI SIAPA, BANGSAAAAAAT? KOK MULTITALENT GITU? KOK DIA LEBIH HEBAT DARI SI GREG ITU? KOK BISA NAMA DEPANNYA SAMA KAYAK TOMMY SURYA PRADANA?
Oke. Aku jadi penasaran.
Hasilnya, aku ngakak geli semalaman sehabis nonton filmnya. Bajingak, benar-benar nggak nyangka aku bakal dapat hiburan. Aku pun nonton ulang trailer The Disaster Artist, dan baru paham lucunya di mana. Ternyata The Disaster Artist itu udah kayak parodinya The Room. Memang benar-benar film yang bodornya kebangetan. Bajingak.
Aku pikir Tommy pas bilang "Bisa buat jadi bahan baperan tuh," itu maksudnya The Room adalah film romantis. Tapi ya, sebenarnya film romantis. Film yang dimaksudkan jadi film drama romantis, tapi jatohnya malah jadi film komedi.
Sebenarnya aku bingung kenapa judulnya The Room |
Oke, aku gemas pengen bahas film ini dari sudut pandangku sebagai orang yang baru kenal film ini. Bahasnya mungkin bakal jadi berantakan. Kemungkinan besar juga bakal jadi spoiler. Nggak papa ya? Huehehehe.
Cerita yang diangkat The Room ini sebenarnya sederhana. Tentang Johnny (Tommy Wiseau) yang tinggal bersama tunangannya (yang dia sebut-sebut sebagai istri masa depannya) bernama Lisa (Julliette Dannielle). Hidup mereka bahagia, tenteram, dan sejahtera. Johnny dan Lisa juga dekat sama Denny (Philip Haldiman), anak remaja yang seringkali bertandang ke rumah mereka.
Sampai akhirnya Lisa udah nggak sayang lagi sama Johnny, terus menyulut api asmara dengan Mark (Greg Sestero), sahabatnya Johnny. Mark nggak enak sama Johnny, tapi nggak bisa nolak godaan dari Lisa. Mereka ena-ena dalam diam. Bisa ditebak lah kira-kira ending-nya bakal gimana.
Lisa, Johnny, dan oh-hi-Mark |
Seperti yang aku bilang di awal, film ini genrenya drama romantis. Tapi jadinya komedi bangsat. Film ini ibarat Agia Aprilian yang dibilang para blogger sebagai komedian alami karena cerita ngenesnya ditinggal mantannya nikah. Cerita yang sebenarnya sedih, tapi malah banyak yang ngetawain. Semuanya yang baca kayaknya pada ngetawain deh. Nah, sama aja kayak The Room.
Aku sendiri pun nggak puas cuma ngetawain doang, tapi juga pengen nyumpah-nyumpahin film ini.
Pertama kali nonton, aku langsung sumpah-sumpahin adegan seksnya. ADEGAN SEKS TAIK. Kenapa pas Lisa ena-ena sama Mark, mereka nggak dilihatkan telenji (meminjam istilah Kang Rido, artinya telanjang) sih? Giliran pas sama Johnny, mereka telenji. Mana si Johnny total telenjinya, dan lebih agresif. Johnny kelihatan ingin lebih menonjol, mulai dari penampakan bokong, desahan, dan gerakan yang lebih luwes daripada Lisa. Ada penampakan bokongnya yang tertutup manja oleh selimut, dan itu cukup kampret.
Terus, Lisa kelihatan... aneh. Di adegan ena-ena pertama mereka, nggak keliatan kalau dia udah nggak sayang lagi sama Johnny. Mereka menjalani permainan tabu itu dengan ikhlas dan luwes. TAPI KOK YA TIBA-TIBA PAS PAGI TAU-TAUNYA SI LISA CURHAT KALAU DIA NGGAK SAYANG SAMA JOHNNY. ANEH BENER.
Orang-orang terdekatnya Lisa juga aneh. Ibunya Lisa aneh. Temannya juga, yaitu Michelle (Robyn Paris). Dia kok asal ena-ena sama pacarnya di rumah orang, bangsaaaaaaaaaaaat. Udah kayak anak sekolah yang mindik-mindik mau mesum di kelas pas jam pulang.
Walaupun rada aneh, tapi Lisa ini banyak akal. Diceritakan kalau di situ Lisa memfitnah Johnny, dengan bilang kalau Johnny mukulin dia. Lisa jadi cewek halu dengan memposisikan dirinya sebagai Lala-nya film Posesif. Nah, di sinilah aku benar-benar ngakak sampai tepok jidat pas nonton filmnya. Ada adegan di mana Johnny kesal dengar fitnahan yang mengarah ke dia, terus dia pergi ke rooftoop. Ngedumel sendiri dengan bilang,
"I did not hit her, it's not true!
It's bullshit! I did not hit her!
I DID NAAAAAUT!"
Oh, hi, Mark."
Aku ngakak geli dan berlanjut ngakak tepok jidat sebrutal-brutalnya. Dia ngucapinnya kaku banget, anjir. Aneh banget, dari yang awalnya ngedumel kok ya tiba-tiba dengan cepat langsung nyapa Mark yang kebetulan ada di situ. HUAHAHAHAHAHA.
Ditambah pas nonton video reaction anak-anak akan film ini. Reaksi mereka bikin aku tambah ngakak.
Sampai sekarang pun kalau liat potongan adegan itu, aku masih aja ngakak parah. Hem.... Benar-benar. Aku pun coba praktekin itu di twit-ku, dan ternyata ada yang ngerespon,
Responnya Nabela bikin aku tambah ngakak. Mungkin itu juga yang dirasain orang yang nonton adegan The Room itu. Aku tambah ngakak lagi karena baru menyadari kebodohanku akan Mz Don yang pernah nge-jokes, "Oh, hi, Mark," di akun Twitternya. Aku nggak nangkep maksudnya itu apa.
HADEEEEEEEEEEEEEH. KAMU KE MANA AJA, ICHAAAAAAAAAAAAAAA....
Sementara Lisa ini jelas kalau dia aneh, kalau Johnny ini... nggak jelas. Entah apa akunya yang kurang nyimak apa gimana, aku ngerasa kalau Johnny ini nggak jelas kerjaannya apa. Kalau dilihat dari setelan jasnya dan permasalahan nggak dapat promosi yang dia hadapi di filmnya itu, kayaknya dia pegawai kantoran. Aku tekankan, pegawai kantoran yang udah kaya. Aku juga pegawai kantoran btw, tapi nggak kaya-kaya. Huhuhuhu.
Nah jadi Johnny ini anggaplah pegawai kantoran atau memang pegawai kantoran, TAPI KOK YA GONDRONG...
Pegawai kantoran memangnya ada yang gondrong? Ada nggak sih?
Terus pas adegan adu mulut sama Lisa, dia kok jadi kelihatan jahat. Main dorong-dorong Lisa. Terus dia nyalahin Lisa dengan bilang,
"You are tearing me apart, Lisa!" Diiringi ekspresi yang terlalu menjiwai. Atau dalam kata lain....
Aku tambah ngakak. Tommy Wiseau ini aktingnya nganu tapi ambisius sekali menjadi pemeran utama.
Latihan vokal |
Ngomong-ngomong soal lebih, Lisa walaupun kelihatan lebih kalem kalau di ranjang daripada Johnny, tapi sebenarnya dia itu hiperseks. Tiap ketemu Mark, bawaannya pengen ohok-ohok. Telponan sama Mark, pembicaraannya mengarah ke phone sex. Ditidurin sama Johnny, masih mau-mau aja padahal katanya udah nggak sayang lagi. Heran. Rasa sayangnya ke Johnny memang beneran pindah ke Mark apa cuma karena ngerasa asupan pejunya Johnny ke dia itu kurang?
Polah tingkah Lisa seolah nunjukin kalau dalam pikirannya itu titit mulu. Aku jadi mikir pas Lisa deketin Mark, dia engas layaknya phii mae maai alias hantu janda haus seks yang menggentayangi desa Isan, Thailand dan menyasar para perjaka sehat di desa itu. Serem, anjir.
Tapi ya Lisa ini manusia tulen, bukan hantu janda. Misalnya Lisa ini hantu janda, seharusnya kalau memang mementingkan persahabatan, kasihan sama Johnny, Mark pasti berdandan ala waria demi menangkal serangannya Lisa. Soalnya menurut yang aku baca, hantu janda harus ditakutin pake dandanan ala waria, pake baju perempuan dan lipstick gitu kek. Atau kalau jijik buat jadi waria, bisa pajang patung phallus dan pake jimat palad khik demi memuaskan nafsunya Lisa. Kedua benda itu sama-sama berbentuk kayak penis, btw.
Nah, karena mereka sama-sama manusia, dan manusia tempatnya salah, mungkin wajar kalau Mark rela mengkhianati persahabatannya dengan Johnny hanya gara-gara Lisa. Mark tidak bajingan. Mark hanya khilaf.
Lebih tepatnya, Mark tidak bajingan karena yang bajingan di film ini sebenarnya adalah.... Denny.
Awal ngeliat Denny muncul, aku mikir kalau dia itu seremnya kayak Pandji Pragiwaksono pas main di Insya Allah Sah. Pengintai dan kepoan. Review-nya PewDiePie bikin aku mikir kalau Denny itu serem sekaligus bajingan. Bisa-bisanya dia tau-tau nimbrung pas Lisa dan Johnny mau ena-ena.
"I just like watching you guys."
Begitu alasan Denny, Padahal BILANG AJA KALAU MAU NGERASAIN TRISAM, TOOOONG. HHHHHHH......
Bangsaaaaaaaaat. Ini aku nulisnya ngakak berkeping-keping. Bangsat bener. Terus pas di adegan dia bilang kalau mau nyium Lisa, taik banget anjir. Pengen teriak di kupingnya,
"DASAR BOCAH MESUM!"
Ya walaupun dari mukanya nggak ada bocah-bocahnya sih, Keliatan tua, anjeeeeeer.
Senyum mesum Denny. |
Pas di adegan dia mau dihabisi sama bandar narkoba, bisa-bisanya dia nentang dan ngebentak pas dinasehatin sama Ibunya Lisa. Anjir banget. Mana dia sok menenangkan Lisa dan Ibunya Lisa. Bangsat. Yang nagih itu memang lagaknya preman sih, Datang buat nagih utangnya Denny. Sebenarnya nggak salah kan, terlepas dari soal narkobanya itu. Dia datang kan buat nagih utangnya, uangnya dia ada sama Denny. LAH KOK MALAH DILAPORIN. Heran.
Terus ada adegan Denny ngomong kalau dia ada rasa sama Lisa. Nah, di situ dia ngomong langsung ke Johnny, dan Johnny-nya biasa aja, bahkan koar-koar nasihatin Denny dengan kalimat-kalimat bijak. Di situ mukanya Denny kayak kecewa gitu, anjir. Kayak bilang dalam hati,
"Kok nggak papa sih, Johnny?"
Mungkin dia mengharapkan adanya perkelahian di antara mereka, jotos-jotosan, lah tapi malah Johnny-nya selow aja. HUAHAHAHA MAMPUS LU, DEN!
Denny memang bajingan. Ngeselin tapi kok ya bikin ngakak, Terus yang bikin aku tambah kesel sekaligus ngerasa terpukul, Josh Hutcherson ternyata beneran jadi Denny. Kupikir cuma guyonannya Tommy aja karena waktu kami mentionan, dia juga ada bahas soal gimana-kalau-seandainya-Josh-Hutcherson-jadi-Denny. Eh ternyata beneran. Bangsat! Belah tengah! Nggak ikhlas!
Nggak tega liat Josh Hutcherson belah tengah :( |
Sumpah, aku nggak ikhlas kalau harus merasa terganggu dengan kehadirannya dia aaaarrrrrrrrrrghhh!!! Jangan sampe nanti kalau misalnya aku nonton The Disaster Artist, aku juga kesal sama Josh Hutcherson. Tapi kalau misalnya aku jadi kesal, harusnya aku senang. Berarti aktingnya Josh Hutcherson bagus.
Bener kata Tommy, The Room adalah film yang saking rusaknya malah jadi bagus dan lucu banget. Bagus bikin beragam tawa muncul, mulai dari yang "Hehehe," sampai "BAHAHAHAHAHAHA!" Bagus karena melahirkan banyak quote-quote penimbul reflek tawa dan patut dijunjung tinggi, yang sebenarnya diucapkan bukan untuk bermaksud memancing tawa dan nggak bermaksud dijadikan sebagai junjungan. Beberapa di antaranya yaitu (selain oh-hi-Mark dan you-are-tearing-me-apart-Lisa):
"Oh, hi, doggie."
"You're just a chicken, cheep cheep cheep cheeeep!"
"You're my favourite customer."
"That's the idea!"
"No, I can't. Anyway, how is your sex life?"
Kalimat-kalimat di atas kalau dibaca aja sih nggak lucu, tapi karena penempatannya dan pengucapannya di film itu makanya jadi lucu banget. Ibaratnya udah kayak menjunjung seseorang, menganggap dia lucu dan mengutip semua kata-katanya yang padahal biasa aja tapi kalau keluar dari dia, jadinya lucu banget. Padahal dianya nggak bermaksud buat ngelucu, melainkan bermaksud buat menginspirasi.
Berjiwa kebapakan. |
Sekarang aku termasuk dalam bagian penggemar fanatik The Room. Aku berterima kasih sama Tommy karena udah ngenalin aku sama film ini. Aku jatuh cinta sama apa yang dikerjakan Tommy Wiseau. Aku bakal selalu kangen buat nonton film ini kalau aku lagi nggak semangat hidup.
The Room adalah film yang dirindukan untuk ditonton lagi, lagi, dan lagi bukan karena tokoh Johnny itu menginspirasi. Bukan karena romance-nya. Apalagi bukan karena adegan seksnya. Pokoknya beda sama Jan Dara, yang menurutku rela ditonton berulang-ulang karena kangen sama adegan ena-enanya. Adegan missionary di sini juga nggak bikin engas kayak di film-film semi. Aku suka missionary, tapi habis nonton The Room, aku jadi mikir-mikir lagi deh apa aku masih bakal suka sama missionary apa enggak. Huhuhuhu.
Plus, The Room bikin aku mikir kalau kita nggak perlu jaim buat disukain orang lain. Bertingkah 'apa adanya' aja kayak Tommy Wiseau. Orang bisa suka sama kita karena 'kekurangan' kita. Iya nggak?
7 komentar
Duh kayanya film kelas berat lagi ya ka wkwkwk itu gambar reaksinya beneran ada? Ditonton sama bocah ka? Oh my..
BalasHapusSepertinya film ini bagus tapi setelah membaca alur ceritanya saya jadi kurang tertarik malah lebih tertarik dengan nama akun ka icha yang diganti jadi emma stole. Wkwk
Mencintai kekurangan orang lain itu perlu waktu ka. Butuh proses. Pasti kalo untuk first sight yang diliat itu kelebihannya dulu. Kebanyakan sih gitu :D
((FILM KELAS BERAT))
HapusNggak berat kok ini, Sep. Cuman ya gitu sih. Filmnya drama tapi sebenarnya lucu. xD
Iya ada di yutub. Beneran mereka nonton itu. Terus ada salah satu dari mereka yang memang udah suka dari dulu sama film itu. Wkakaka.
Hueheheehhee anjir. Itu ngaku-ngaku kembarannya Emma Stone sih makanya nama akunku jadi Emma Stole.
Nah iya bener. Nggak bisa dipungkiri. Butuh proses dan waktu buat cinta sama kekurangan seseorang ya.
asli, ini gue baca tulisan lu masih belom engeh mana bagian lucunya. harus nonton dulu nih biar nyambung. tapi si Lisa emang sakit atau gimana dah. bangsat amat. malemnya ena-ena, terus tiba'' paginya ngomong hal yang sebaliknya.
BalasHapusdan film the disaster artist ini belom tayang kan ya, ca?
untuk paragraf terakhir, ya emang mending jadi diri sendiri aja lah udah. emangnya ga capek bertingkah supaya dapet sebutan orang baik dan punya kesukaan yang sama. gue sih cape.
tiap main kesini, gue ngerasa pengetahuan gue tentang film bertambah nih, ca. lanjutkan. kalo bisa, sekalian aja bikin list film yang banyak adegan mesumnya, ca. hahahaha
Nah itu dia. Setelah aku baca lagi, kayaknya ini tulisan memang buat aku aja deh. Bagi yang baca dan belum nonton filmnya, kayaknya bakal pada bingung lucunya di mana. Contohnya kamu ini. Wkakakakaka.
HapusKata bu guru Mayang, Lisa sakit bipolar. Emang sakit itu kayaknya si Lisa, Zi. Hahahaha.
Baru tayang di festival SXSW itu dah, kalau di sini auk tayang apa enggak.
Tuuuul. Aku juga dah capek jadi orang yang nggak enakan. Sekarang mah suka-suka aja. Ngelakuin hal yang bikin aku nyaman dan tanpa paksaan atau tuntutan. Selama nggak sampe nyakitin hati orang lain ya kan.
HUANJEEEEEER. BIKIN LIST FILM YANG BANYAK ADEGAN MESUMNYA. MAHASANTRI TERNYATA MAHAMESUM JUGA YA. TAIK BANGET HAHAHAHAHAHA. MAYANG SAMPE NERIAKIN GITU LAGI. xD
Wkakakakaka anjir bipolar. Lebih dari labil lagi ya, May.
BalasHapusWAH INI NIH. JANGAN BERANI-BERANI SELINGKUH DARI MAYANG. UDAH ADA PERINGATAN. WKAKAKAKAKAK.
Iya, May. Tapi aku belum pernah ngerasain cowok yang cemburunya nyeremin. Hmm... sepertinya kamu yang lebih berpengalaman dan pro menghadapi itu deh. :')
Wkakakkaa. Oke deh. Makasih juga, Mayang sayang :*
WOY IYA LAGI GONDORNGNYA LUCU!
BalasHapusDibah memang fix fetish sama kegondrongan cowok-cowok ucul.
Hapus