Di Balik(papan) Kegagalan, Ada Kepuasan
- 22.47
- By Icha Hairunnisa
- 14 Comments
Judulnya udah kayak tugas Bahasa Indonesia mengarang bertema liburan, ya nggak sih? Huhuhu. Udah mikir keras film apa yang bisa dibaperin alias disambung-sambungin sama apa yang mau aku tulis kali ini, tapi aku nggak nemu-nemu. Lagu pun juga begitu. Akhirnya aku mutusin buat.... yasudah lah tulis murni curhatan aja. Nggak usah bersembunyi di balik film atau lagu buat curhat kayak biasanya.
Hmmmm oke. Sebagai orang yang berkepribadian melankolis sempurna menurut tes bimbingan konseling waktu SMK, aku merasa gagal. Masalahnya, sifat-sifat baik yang ada di melankolis nyaris nggak ada di aku.
Perfeksionis. NO. Visioner. NO. Standar tinggi. NO. Nyaris hidup tanpa kesalahan. BIG NO.
Melankolis sempurna terkenal sebagai orang yang suka merencanakan apapun dengan matang. Yaelah. Bukan aku banget, tong. Aku juga nggak terpaku dengan target. Aku terpaku dan bergantung sama mood. Budak mood banget. Teman-teman yang udah kenal lama sama aku macam Dita dan Ikhsan, udah hapal di luar kepala kalau aku nggak suka merencanakan agenda jalan dari jauh-jauh hari. Karena biasanya kayak gitu sering gagal atau sering berjalan nggak sesuai ekspektasi. Makanya kalau mereka jalan sama aku, suka dadakan. Kalaupun direncanakan juga palingan sehari sebelumnya.
Tapi beda dengan rencana kami buat jalan ke Balikpapan. Rencana itu udah kugembar-gemborkan dari berbulan-bulan lalu. Setelah menyambut kedatangan Dita dari Jogjes dengan jalan-jalan ke Tenggarong, aku mikir kalau enaknya pas sebelum Dita kembali ke Jogjes, kami ngadain semacam farewell party. Yaitu dengan bermalam di Balikpapan. Aku, Dita, dan Ikhsan. Bertiga. Trisam. Yeaaaaaaah!
Eh nggak trisam beneran sih. Maksudnya jalan bertiga gitu. Tidurnya dalam satu kamar nggak papa. Toh kami udah nganggap Ikhsan itu teman perempuan kami.
Kami pun menyusun agenda. Tanggal 3 September dipilih buat keberangkatan kami. Heleh. Keberangkatan. Setiap jalan bareng, kami selalu mengungkit soal rencana jalan itu layaknya dua orang pacaran lama yang ceweknya selalu ngungkit “Kamu kapan nikahin aku?” Jujur aku excited tapi aku eneg juga kalau dibahas mulu.
Terus akhirnya...... rencana jalan ke Balikpapan ngalamin banyak kegagalan. Tetap jadi ke sana, tapi nggak sesuai rencana. Entah memang dasarnya aku nggak cocok sama jalan yang direncanakan atau gimana. Ironisnya, kegagalan itu beruntun. Tapi untungnya, di balik kegagalan itu ternyata ada kepuasan.
1. Gagal bareng Ikhsan.
Sehari sebelumnya, Ikhsan bilang nggak bisa ikut. Aku dan Dita kesel banget, tapi mau diapain lagi kalau Ikhsannya memang nggak bisa. Sempat ada niatan mau ngebatalin aja agenda ke Balikpapan, dan ngeganti itu dengan pergi ke Tenggarong. Nggak papa kalau harus ke Tenggarong lagi, yang penting kami tetap bisa jalan bertiga.
TAPI YA JARANG-JARANG AKU DIIZINKAN JALAN JAUH PLUS BERMALAM. DENGAN MINTA IZIN APA ADANYA PULA TANPA EMBEL-EMBEL URUSAN KERJAAN ATAU APA. MOMEN LANGKA ANJER! KAPAN LAGI COBA?
Yaudah aku nggak mau melewatkan kesempatan ini lah. Biarin aja deh auk berdua Dita doang. Persetan dengan persahabatan sejati harus selalu bertiga! Mhuaahahaha.
2. Gagal berdua Dita
Untungnya Dita nggak menjunjung tinggi asas persahabatan ala tripod kayak di film The Girl Next Door. Begitu tau Ikhsan nggak bisa, dia nggak kerasukan Paul Dano sebagai karakter Eli terus bilang,
“Okay, you know what the three of us are? We're a tripod. Which means that if you knock out one of our legs, WE-ALL-FALL!”
Dia tetap bertekad pengen ke Balikpapan. Rencana ke Balikpapan pun nggak batal, dan kalau memang aku ngebet banget, aku nggak perlu sendirian ke sana. Sehingga resiko menjadi anak hilang pun kecil dan nggak memunculkan berita kayak gini:
Hmmmm oke. Sebagai orang yang berkepribadian melankolis sempurna menurut tes bimbingan konseling waktu SMK, aku merasa gagal. Masalahnya, sifat-sifat baik yang ada di melankolis nyaris nggak ada di aku.
Perfeksionis. NO. Visioner. NO. Standar tinggi. NO. Nyaris hidup tanpa kesalahan. BIG NO.
Melankolis sempurna terkenal sebagai orang yang suka merencanakan apapun dengan matang. Yaelah. Bukan aku banget, tong. Aku juga nggak terpaku dengan target. Aku terpaku dan bergantung sama mood. Budak mood banget. Teman-teman yang udah kenal lama sama aku macam Dita dan Ikhsan, udah hapal di luar kepala kalau aku nggak suka merencanakan agenda jalan dari jauh-jauh hari. Karena biasanya kayak gitu sering gagal atau sering berjalan nggak sesuai ekspektasi. Makanya kalau mereka jalan sama aku, suka dadakan. Kalaupun direncanakan juga palingan sehari sebelumnya.
Tapi beda dengan rencana kami buat jalan ke Balikpapan. Rencana itu udah kugembar-gemborkan dari berbulan-bulan lalu. Setelah menyambut kedatangan Dita dari Jogjes dengan jalan-jalan ke Tenggarong, aku mikir kalau enaknya pas sebelum Dita kembali ke Jogjes, kami ngadain semacam farewell party. Yaitu dengan bermalam di Balikpapan. Aku, Dita, dan Ikhsan. Bertiga. Trisam. Yeaaaaaaah!
Eh nggak trisam beneran sih. Maksudnya jalan bertiga gitu. Tidurnya dalam satu kamar nggak papa. Toh kami udah nganggap Ikhsan itu teman perempuan kami.
Kami pun menyusun agenda. Tanggal 3 September dipilih buat keberangkatan kami. Heleh. Keberangkatan. Setiap jalan bareng, kami selalu mengungkit soal rencana jalan itu layaknya dua orang pacaran lama yang ceweknya selalu ngungkit “Kamu kapan nikahin aku?” Jujur aku excited tapi aku eneg juga kalau dibahas mulu.
Terus akhirnya...... rencana jalan ke Balikpapan ngalamin banyak kegagalan. Tetap jadi ke sana, tapi nggak sesuai rencana. Entah memang dasarnya aku nggak cocok sama jalan yang direncanakan atau gimana. Ironisnya, kegagalan itu beruntun. Tapi untungnya, di balik kegagalan itu ternyata ada kepuasan.
1. Gagal bareng Ikhsan.
Sehari sebelumnya, Ikhsan bilang nggak bisa ikut. Aku dan Dita kesel banget, tapi mau diapain lagi kalau Ikhsannya memang nggak bisa. Sempat ada niatan mau ngebatalin aja agenda ke Balikpapan, dan ngeganti itu dengan pergi ke Tenggarong. Nggak papa kalau harus ke Tenggarong lagi, yang penting kami tetap bisa jalan bertiga.
TAPI YA JARANG-JARANG AKU DIIZINKAN JALAN JAUH PLUS BERMALAM. DENGAN MINTA IZIN APA ADANYA PULA TANPA EMBEL-EMBEL URUSAN KERJAAN ATAU APA. MOMEN LANGKA ANJER! KAPAN LAGI COBA?
Yaudah aku nggak mau melewatkan kesempatan ini lah. Biarin aja deh auk berdua Dita doang. Persetan dengan persahabatan sejati harus selalu bertiga! Mhuaahahaha.
2. Gagal berdua Dita
Untungnya Dita nggak menjunjung tinggi asas persahabatan ala tripod kayak di film The Girl Next Door. Begitu tau Ikhsan nggak bisa, dia nggak kerasukan Paul Dano sebagai karakter Eli terus bilang,
“Okay, you know what the three of us are? We're a tripod. Which means that if you knock out one of our legs, WE-ALL-FALL!”
Dia tetap bertekad pengen ke Balikpapan. Rencana ke Balikpapan pun nggak batal, dan kalau memang aku ngebet banget, aku nggak perlu sendirian ke sana. Sehingga resiko menjadi anak hilang pun kecil dan nggak memunculkan berita kayak gini:
Sumber: Yogaesce bijik |
Tapi.... lagi-lagi rencanaku kali ini gagal. Aku pikir aku bakal ena-ena sama Dita alias tidur bareng dia berdua di penginapan. Sama kayak seminggu sebelumnya di mana aku nginap di rumahnya habis nonton Baby Driver midnight. Ternyata Nanda ikut nyempil di antara kami. Salahku juga sih manas-manasin Nanda. Pas dia telponan sama Angga, pacarnya, aku ngomong sama dia,
“Yok ikut ke Balikpapan yoooook ikut yoooook.”
“Betulan kah, Ndes? Saya mau ikut naaaaaaaah. Saya ikuuuuuuuuut!”
LAH DIA LANGSUNG BAPER. KAN AKU NGGAK SERIUS NGOMONG GITUUUU.
Nanda ngebet pengen ketemu pacarnya yang domisilinya di Balikpapan itu. Si Angga. Heran. Beberapa hari yang lalu udah ketemu juga, Angganya ke Samarinda. Udah mau ketemu lagi aja.
“Yok ikut ke Balikpapan yoooook ikut yoooook.”
“Betulan kah, Ndes? Saya mau ikut naaaaaaaah. Saya ikuuuuuuuuut!”
LAH DIA LANGSUNG BAPER. KAN AKU NGGAK SERIUS NGOMONG GITUUUU.
Nanda ngebet pengen ketemu pacarnya yang domisilinya di Balikpapan itu. Si Angga. Heran. Beberapa hari yang lalu udah ketemu juga, Angganya ke Samarinda. Udah mau ketemu lagi aja.
Nggak sesuai dugaan, ternyata Nanda dibolehin Mamaku. Biji terbang! Awalnya Mamaku ngelarang, tapi nggak bertahan lama. Pas di kantor, aku dikabarin Mamaku kalau Nanda jadi ikut.
THE HELL. JALAN-JALANKU DIINTILIN ADEK YANG LAGI KASMARAN. PFFFFT.
3. Gagal nonton Bad Genius.
Sambil menyelam minum air. Sambil mengukir kenangan sama Dita, sekalian berencana ke CGV nonton Bad Genius. Beberapa hari sebelumnya aku sempat ngecek apakah film Thailand tentang contek mencontek dibisnisin itu masih tayang apa enggak. Ternyata udah turun layar alias udah nggak tayang. Cuman aku ada semacam keyakinan gitu sih, siapa tau CGV berbaik hati mau nayangin Bad Genius lagi. Mwehehehehehe. Keyakinan yang bijik bet.
Aku, Dita, dan Nanda berangkat ke Balikpapan naik bus sekitar pukul setengah enam sore. Nyampe di Balikpapan jam setengah sembilan malam. Nanda langsung dijemput Angga, sedangkan aku dan Dita terlantar di terminal. Huhuhuhu.
Kami pun jalan kaki sampai ke SPBU buat nyari angkot, sekalian mikir....
“Ini serius kita mau ke BC (Plaza Balikpapan), Tan?”
Tanya Dita, bikin aku ragu. Udah malam juga sih. Tapi akhirnya kami tetap pengen ke BC, dan nggak jadi naik angkot. Naik gojek aja.
Di situlah aku ngerasa norak bet. Aku nggak pernah naik gojek sebelumnya MHUAHAHAHAHAHAHA. Jadi pas naik gojek, aku cerita semangat banget ke driver-nya kalau itu adalah pengalamanku pertama kali naik gojek. Driver-nya awalnya juga bingung ngapain ke BC malam-malam gitu huahaha.
Nyampe di BC, langsung meluncur ke CGV, dan.....
BAD GENIUS BENERAN UDAH TURUN LAYAAAAAR HUHUHUHUHUHUUHUUHU.
Kesel bet dah. Padahal itu film tayang regulernya tanggal 23 Agustus. Masih semingguan lebih udah turun layar aja. Huhuhu.
Aku dan Dita pun pergi ke KFC, buat ngeganjel perut sekalian naroh pantat. Di tengah kegiatan berfaedah meneguk mocha float, aku nanyain Nanda lagi diculik Angga ke mana. Ternyata mereka berdua lagi nyarikan penginapan. Aku dan Dita langsung request pengen penginapan yang di dekat BC aja.
Terus kami berdua dijemput sama Angga. Naik satu motor bertiga huahahahahahaha. Sempit-sempitan anjer di satu motor, mana aku di tengah pula. Pas nyampe di penginapan, aku dan Dita sadar ternyata penginapannya memang beneran deket dari BC. Bisa aja jalan kaki tapi kapan lagi coba naik motor bertiga kayak amor (anak motor) Samarinda? Wkakakaka.
Yha, dan ternyata Nanda ikut ke Balikpapan itu ada untungnya juga. Ada Angga sebagai pacar Nanda yang membantu kami itu. Yuhuuuu.
4. Gagal ke pantai, dulu...
Demi mengobati patah hati akibat turun layarnya Bad Genius, aku dan Dita berencana buat ke pantai, selayaknya rencana warga Samarinda ke Balikpapan pada umumnya. Entah apa yang bakal kami lakukan di sana. Yang penting pantai, dulu...
Begitu Nanda pulang dari beli makan sama Angga, kami langsung tidur. Dita dan aku sempat ber-pillowtalk sebentar sih sebelumnya. Ngomongin soal rencana buat keesokan harinya.
“Tan, besok kita bangun pagi-pagi terus foto-foto di antara ruko itu sama di jalan raya ya, Tan. Terus sarapan di McD terus siangan baru kita ke pantai terus kita ke mana lagi gitu kek yang penting pulang jam 4 terus bla bla bla bla bla.”
Aku menyimak serangkaian rencana Dita dengan mata mengantuk. Maunya sih nyempetin streaming Krisha sama It Comes At Night, tapi karena memang udah ngantuk, aku memilih iyain aja setiap rencana Dita itu habis itu langsung tidur.
Begitu bangun pas besok paginya, TAUNYA HUJAAAAAAN. HUAAAAAAAANJEEEEER. TAU GITU AKU STREAMING FILM AJA MALAMNYA MUMPUNG ADA WIFI TERUS BANGUN SIANG. HUHUHUHUHU.
Hujannya awet pula. Dita mencak-mencak di kasur karena gagal foto-foto. Sementara aku memendam sakit hati karena rencanaku gagal. Pupus sudah harapanku untuk swafoto dengan latar belakang pantai.
5. Gagal kopdar sesuai rencana.
Hujan baru berevolusi menjadi rintik-rintik sekitar pukul 11 siang. Kami tetap nggak jadi ke pantai karena pantai dalam keadaan habis hujan pasti uelek tenan. Aku dan Dita pun nekat jalan kaki ke BC dalam keadaan rintik-rintik manja itu. Sementara Nanda.... ya jelas diculik pacarnya lah. Huhuhuhu.
Selain dalam rangka sarapan pagi, aku dan Dita berencana ke McD buat kopdar sama Yogaesce, blogger mesum asal Balikpapan. Rencananya kami kopdar pukul 10 pagi, tapi karena hujan akhirnya gagal. Yoga bilang dia bakal ke McD kalau hujan di tempatnya yang masih deras itu udah reda.
Selama jalan kaki, aku dan Dita foto-foto. Mhuahahaha. Biarin deh norak di kota orang! Mhuahaha.
Tiba di BC dalam keadaan lapar selaparnya plus tas yang lumayan basah. Meluncur ke McD, pesen makan, duduk-duduk manja sampai nggak berasa udah pukul setengah 1 siang. Saat itulah Yoga bijik ngabarin kalau hujan di tempatnya udah reda dan dia siap-siap mau ke BC.
Okesip. Kopdar yang molor. Dari pukul 10 ke pukul 1 siang. Okesip.
6. Gagal pulang pukul 4.
Dita lagi nge-charge hape di pojokan agak jauh dari tempat duduk kami. Sedangkan aku lagi duduk sendirian, ngabisin McFloat cola dan ngegigitin kentang dengan posisi kaki dinaikin ke lengan kursi.
Di momen itu, aku mikir keras soal Yoga. Dia gimana aslinya, ya? Ntar ngomongin apa ya aku sama dia? Ngebahas soal fake taxi lagi? Ngebahas hubungan darahnya sama Attar? Atau ngebahas make up?
Pas Yoga nge-chat kalau dia udah nyampe di McD, aku langsung celingak-celinguk. Nggak lama terlihat sosok cowok berbaju merah dilapisi jaket hitam baru tiba di McD. Aku langsung nebak kalau itu Yoga. Sontak aku manggil dia dari jauh. Eh nunjuk sih. Udah kayak nunjuk orang yang terciduk ngambil jemuran beha. Semangat gitu.
Dia pun ke mejaku sambil berhei ria, habis itu pergi ke antrian pesan makan.
Nggak lama dia datang lagi sambil ngebawa nampan berisi makanannya. Aku menyambut Gemini bajingak itu dengan pertanyaan,
“Kira-kira om-om yang di ujung sana itu lagi ngapain ya, Yogs?
a. Main Insta stories.
b. Live IG
c. Facebook Live. “
“Main Bigo dia itu. Buka buka buka!” Jawab Yoga dengan santai dan mengukir senyum mesum tipis.
Menimbulkan reflek tawa. Fix Yoga memang Gemini bajingak!
Terus ternyata kami nggak ngobrolin soal make up sih. Ngobrolin..... banyak. Kalau dituliskan semua di sini, mau nggak mau berbentuk 3 part. Kepanjangan, dan ntar bisa jadi udah dibaca tiga kali dari atas sampai bawah, tetap bikin nggak ngerti, Huhuhuhu.
Di tengah nge-BH alias nge-Baperin Hari-hari sebagai blogger, aku sempat ada pemikiran pengen foto bertiga sama Yoga dan Dita. Terus ntar pas di-upload dan dikasih caption, “Trisam tetap dilaksanakan meski ada pergantian partner.” Sayangnya Dita masih asik di pojokan, yang nggak lama kemudian temannya datang terus mereka jalan bareng. Menyisakan aku dan pemikiranku.
Ini Yoga mau nggak ya kalau diajak foto bareng?
Hujan baru berevolusi menjadi rintik-rintik sekitar pukul 11 siang. Kami tetap nggak jadi ke pantai karena pantai dalam keadaan habis hujan pasti uelek tenan. Aku dan Dita pun nekat jalan kaki ke BC dalam keadaan rintik-rintik manja itu. Sementara Nanda.... ya jelas diculik pacarnya lah. Huhuhuhu.
Selain dalam rangka sarapan pagi, aku dan Dita berencana ke McD buat kopdar sama Yogaesce, blogger mesum asal Balikpapan. Rencananya kami kopdar pukul 10 pagi, tapi karena hujan akhirnya gagal. Yoga bilang dia bakal ke McD kalau hujan di tempatnya yang masih deras itu udah reda.
Selama jalan kaki, aku dan Dita foto-foto. Mhuahahaha. Biarin deh norak di kota orang! Mhuahaha.
Kata Angga, aku kayak anak SD mau piknik. Huhuhu. Cangkemmu ambrol, Jok!. |
Tiba di BC dalam keadaan lapar selaparnya plus tas yang lumayan basah. Meluncur ke McD, pesen makan, duduk-duduk manja sampai nggak berasa udah pukul setengah 1 siang. Saat itulah Yoga bijik ngabarin kalau hujan di tempatnya udah reda dan dia siap-siap mau ke BC.
Okesip. Kopdar yang molor. Dari pukul 10 ke pukul 1 siang. Okesip.
6. Gagal pulang pukul 4.
Dita lagi nge-charge hape di pojokan agak jauh dari tempat duduk kami. Sedangkan aku lagi duduk sendirian, ngabisin McFloat cola dan ngegigitin kentang dengan posisi kaki dinaikin ke lengan kursi.
Di momen itu, aku mikir keras soal Yoga. Dia gimana aslinya, ya? Ntar ngomongin apa ya aku sama dia? Ngebahas soal fake taxi lagi? Ngebahas hubungan darahnya sama Attar? Atau ngebahas make up?
Ngebahas make up kayak gini. |
Pas Yoga nge-chat kalau dia udah nyampe di McD, aku langsung celingak-celinguk. Nggak lama terlihat sosok cowok berbaju merah dilapisi jaket hitam baru tiba di McD. Aku langsung nebak kalau itu Yoga. Sontak aku manggil dia dari jauh. Eh nunjuk sih. Udah kayak nunjuk orang yang terciduk ngambil jemuran beha. Semangat gitu.
Dia pun ke mejaku sambil berhei ria, habis itu pergi ke antrian pesan makan.
Nggak lama dia datang lagi sambil ngebawa nampan berisi makanannya. Aku menyambut Gemini bajingak itu dengan pertanyaan,
“Kira-kira om-om yang di ujung sana itu lagi ngapain ya, Yogs?
a. Main Insta stories.
b. Live IG
c. Facebook Live. “
“Main Bigo dia itu. Buka buka buka!” Jawab Yoga dengan santai dan mengukir senyum mesum tipis.
Menimbulkan reflek tawa. Fix Yoga memang Gemini bajingak!
Terus ternyata kami nggak ngobrolin soal make up sih. Ngobrolin..... banyak. Kalau dituliskan semua di sini, mau nggak mau berbentuk 3 part. Kepanjangan, dan ntar bisa jadi udah dibaca tiga kali dari atas sampai bawah, tetap bikin nggak ngerti, Huhuhuhu.
Di tengah nge-BH alias nge-Baperin Hari-hari sebagai blogger, aku sempat ada pemikiran pengen foto bertiga sama Yoga dan Dita. Terus ntar pas di-upload dan dikasih caption, “Trisam tetap dilaksanakan meski ada pergantian partner.” Sayangnya Dita masih asik di pojokan, yang nggak lama kemudian temannya datang terus mereka jalan bareng. Menyisakan aku dan pemikiranku.
Ini Yoga mau nggak ya kalau diajak foto bareng?
Soalnya aku ingat banget sama postingannya yang INI.
Berikut cuplikannya:
Eh taunya pas diajakin, ternyata dia mau juga. Huahahahaha.
Begitu kami ngeliat hasilnya...
"Nah, upload yang itu aja." Yoga nunjuk hasil foto yang terakhir.
"Enggak. Aku mau upload yang ini." Pilihanku jatuh ke foto pertama.
"JANGAN YANG ITU WEH."
"JANGAN YANG ITU WEH."
"Semakin kamu nda mau itu yang di-upload, semakin aku anggap iya itu aja yang layak upload.”
HUAHAHAHAHAHAHA. Senengnya ngerjain orang. Mhuahahaha.
Eh taunya aku kena azabnya. Rencana keluar dari McD pukul 3 sore dan cus jalan-jalan lagi, lah jadinya pukul 4 sore. KELAMAAN NGOBROL TELEK. Yoga orangnya bawel banget anjir. Ditambah juga aku harus nge-charge hapeku dulu demi bisa order gojek buat ke terminal. Huhuhu. Aku kena kualat.
Yeaaah. Biarpun gagal pulang sesuai rencana, tapi aku puas. Aku bisa ngerasain kopdar juga kayak blogger-blogger lainnya. Huehehehehek.
7. Gagal dengerin lagu selama perjalanan pulang.
Kami berangkat menuju Samarinda sekitar pukul 5 sore. Daya baterai hapeku nggak cukup kalau dipake buat dengerin lagu selama perjalanan pulang di bus. Jadinya aku cuma duduk diam. Nggak bisa tidur juga.
Hikmahnya nggak dengerin lagu, yaitu bisa menikmati pemandangan di luar jendela bus. Liat kanan kiri. Ngeliatin Nanda yang tidur lelap sambil ngerasa kasihan aku marahin mulu selama di Balikpapan. Ngeliatin Dita yang ya ampun bentar lagi aku pisah sama dia huhuhu. Perjalanan pulang yang aku pikir bakal membosankan, ternyata nggak membosankan dan penuh perenungan. Heleh. Perenungan.
Kami pun nyampe di Samarinda pukul setengah 9 malam. Capek beeeet. Capek tapi puas.
Sampai saat aku nulis ini pun, aku masih ngerasain rasa puasnya. Kegagalan demi kegagalan di atas bikin aku mikir kalau ternyata gagal nggak selamanya bikin kecewa. Jalan yang direncanakan pun nggak selamanya berlangsung anyep bagi orang yang suka jalan dadakan kayak aku.
Aku yang anak rumahan ini, jadi pengen jalan lebih jauh daripada Balikpapan. Jalan sama Dita lagi, Nanda, Kak Ira, atau sendirian. Terus kopdar sama banyak blogger. Terserah mau blogger curhat, atau blogger yang sering publikasiin tulisan berbayar. Terserah apapun niche blognya. Seng penting aku iso nambah konco baru.
14 komentar
Wqwqwq, mau ngeledek malah akhirnya diintilin adek. Tapi mendinglah, adek gue mana mau diajak jalan bareng. :(
BalasHapusYoga mungkin menolak swafoto sama cowok, tapi sama cewek tetep dihajarlah. Mantaplah, Jok~
Azab yang menimpa seorang kakak kandung baik seperti aku itu :(
HapusMungkin dia nggak mau tertular bajingak sepertimu, Yogs. Mohon bersabar ya :')
DIHAJARLAH BIJIMU TERBANG! Yeah mungkin ke depannya belio mau swafoto sama sesama lelaki. Mungkin swafoto sama kamu, Yogaks. Ntap sol!
hahaha, jangan kasih kendor. fokus kekalimat ini ni
BalasHapusWkakaka. Kalimatnya ucul yak.
HapusPhobianya Gemini bajingak: air hujan. Cedi akutu.
BalasHapusAKU BACA KATA TERGANJAL KOK NGAKAK YA, MAY. HAHAHAHAHAHAK. Alhamdulillah tulisan ini ada pesan moralnya. Ntar aku pengen ketemu Mayang sayang deh ah. Ulululululu~
Wah kok ade nandanya engga di ajak foto juga ka? Wkwkwk
BalasHapusKalo dilihat lihat dari foto, kota balikpapan itu tata ruang kotanya cukup rapih ya? Terus engga banyak sampah? Terus duduk di mcd sendiri sambil dengerin lagi armada asal kau bahagia ditemani hujan diluar ya? *abaikan yang terakhir
Perjalanan yang cukup berhasil sih dibanding gagalnya, kapan-kapan jalan ke jakarta ka nemuin bang yoga satu lagi haha.
Dia sibuk pacaran, Sep. Huhuhuhuhu.
HapusYoi. Dengan berat hati aku harus bilang kalau Balikpapan lebih tertata daripada Samarinda. Iya, ada aturan dan jam buang sampahnya gitu setauku.
PERTANYAAN YANG TERAKHIR CUKUP BIJIK, YA.
Huahaha iya. Nah itu tuh, impianku sejak lama~
(((Blogger mesum asal balikpapan)))
BalasHapusLambe dijogo jok!.
Tolong lah jangan tularin citra mesummu ke aku. Persona blogku itu anak polos dan baik baik, jangan dirusak, gitu...
YOK SINI KE BALIKPAPAN LAGI. NGE-BH LAGI. :))
Memang mesum kok. Fakta di lapangan membuktikannya. Nggak usah ngelak, gitu...
HapusHALAH! Polos dan baik-baik apaan kalau makanan sehari-harinya fake taxi.
YUHUUUUUUU. NGE-BH AGAIN. IYA NTAR KE SANA LAGI KALAU ADA FILM BAJINGSENG DI CGV WKAKAKAKAKA.
Apes banget hidupnya, tapi untungnya semangat hidupnya enggak. Pokoknya jangan kasih kendor! Kapan-kapan kopdar ke Kuningan, Jawa Barat, dong, biar bisa agak jauhan dikit dari Balikpapan. Padahal gua lagi kuliah di Yogya tapi ngajaknya ke Kuningan.
BalasHapusJangan kasih kendor. Wkakaka. Kata-kata itu rupanya meracuni dirimu juga, Fauzy.
HapusHEH INI NIAT NGGAK SIH NGAJAK KOPDARNYAAAAA HUHUHUHUHU.
Yah, nandanya udah punya pacar lagi... T.T
BalasHapuspertanyaan balasan terhadap pertanyaanmu dulu ketika saya boncengan ama Yoga... Itu kalian pas dibonceng bertiga ama Angga, kalian sambil nyendok, kah? atau nyepoon?
Luar biasah ini pengalaman liburannya, bisa swafoto bareng penulis buku Tetralogi Bumi, Bulan, Matahari, Bintang. keren... dan walo dia gamau swafoto dulu, dengan keahlian "jangan kasih kendor" kamu bisa membuatnya takluk. Sungguh berpengalaman sekali~
Haw...... -__-
HapusAnjir balas dendam. Nggak nyendok, Haw. Kalau nyepoon enaknya pas di ranjang. Tapi nggak nyepoon juga. Aku minta ngapsul aja nggak dikasih sama Angganya :(
MHUAHAHHAHAHAHA TERE LIYE KW 15 DIA MAH. Eh itu berpengalaman sekali maksudnya apa ya? Prasangka dijaga!
Ngarep dikatain sebagai blogger mesum terbaik di Balikpapan ya, May. Wkakakakka.
BalasHapusTERGANJAL TEROOOOOOOOOOOOOOOOS.
Huhuhuhuhuhuh makin banyak aja nih teman sejawat yang pengen aku temuin kalau aku ke Jawa.