“Ndese, ini nah Mbak Gadot-nya muncul pake kostum! Pahanya gede!”
Kalimat itu keluar dari mulut Nanda, waktu kami nonton Batman v Superman. Membangunkanku yang ketiduran karena durasi filmnya yang kelamaan. Dan ya, aku terpana sama pahanya Gal Gadot. Seksi, padat, mulus, tapi nggak vulgar.
Beruntung, aku bisa menikmati Gal Gadot lagi lebih puas, di film solonya berjudul Wonder Woman.
Bukan model iklan sabun Giv. |
Film yang aku tonton hari Minggu kemarin. Nontonnya bareng Dita, sahabat yang udah aku anggap sebagai keponakan sendiri (soalnya dia manggil aku Tante huhuhu). Dita adalah temen nonton yang polos-polos ngehe daripada Nanda. Suka ngomong semaunya kalau nonton. Aku kenyang makan omongan semaunya dia pas nonton Sabtu Bersama Bapak. Waktu nonton Wonder Woman, dia bilang kalau Gal Gadot itu mirip Nadine Chandrawinata.
Nggak cukup sampe situ, dia juga ngomong,
“Serasa lagi nonton My Trip My Adventure ya, Tan.”
Dan aku.... iyain. Ngeliat ada pulau indah, laut, pantai, hutan dan adegan menyelam, bikin aku terhasut oleh kata-kata Dita itu. Terus pas lautnya di-shoot dari kejauhan, aku bawaannya pengen nyanyi,
"Para para paradise~"
Dari situ aku mikir kalau Wonder Woman itu eeeeeeeeegggh! Selain bikin aku dan Dita berimajinasi liar, Wonder Woman juga bikin kami baper. Oke, lebih tepatnya yang baper itu.... aku.
APA SIH FILM YANG NGGAK KAMU BAPERIN, CHAAAAA.......
Huhuhuhu. Percayalah, itu bukan kemauan saya...
Oke. Jadi, Wonder Woman ini bercerita tentang Diana (Gal Gadot), anak gadis yang hidup di Themyscira, pulau surga katanya. Themyscira adalah pulau yang dihuni kaum Amazon berjenis kelamin perempuan semua. Perempuan-perempuan yang eksotis, tangguh, kekar, dan mukanya pada mirip-mirip. Aku rada susah ngebedainnya pas awal-awal. Kayak susah ngebedain muka anggota girlband Korea.
Sejak kecil, nafsu Diana untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran sudah membuncah. Dia pun berlatih bertarung bersama bibinya, Antiope (Robin Wright) secara backstreet karena sang Ibu, Hippolyta (Connie Nielsen) nggak setuju kalau anaknya jadi seorang petarung. Ya, Hippolyta ini semacam ibu-ibu protektif. Tapi akhirnya Hippolyta merestui pelatihan itu dan ingin Diana dilatih lebih keras.
Waktu terus berjalan dan Diana pun tumbuh besar. Besar di segala sudut. Uuuh. Termasuk besar di tekadnya untuk melawan Dewa Ares, dewa perang dalam mitologi Yunani. Diana yakin banget kalau hanya kaum Amazonlah yang bisa menyelamatkan umat manusia dari kehancuran. Dewa Ares, biang keladi kehancuran umat manusia. Tukang adu domba. Itu yang diyakini oleh Diana. Mungkin Ares juga yang membisiki para selebtwit untuk bikin drama terus twitwar.
Entahlah. Yang jelas, bukan Ares yang membisiki Steve Trevor (Chris Pine), seorang mata-mata Inggris dari Perang Dunia 1 untuk terdampar dan ditemukan tak berdaya oleh Diana. Sejak saat itu, hidup Diana berubah. Steve seolah datang untuk menyampaikan wahyu kepada rakyat Themyscira kalau dunia lagi dalam kehancuran. Dan Steve ibarat pangeran berkuda buat Diana. Membawa pergi Diana, putri yang sudah lama terisolasi di lingkungan ‘kerajaan’ buat keluar dari ‘istana’ dan melihat dunia luar.
Di dunia luar, Diana polos-polosnya kayak kembang desa masuk kota. Untungnya Steve orangnya pengertian dan sabar. Banyak pertanyaan tentang dunia luar yang ditanyain sama Diana. Udah kayak anak kecil aja nanya mulu. Terus asal nyeplos ini itu lagi. Asli polos banget. Sampai akhirnya kepolosan Diana membawa dia menemukan jati dirinya. Yaitu sebagai superhero.
Wonder Woman memang nggak wow banget. Ceritanya cenderung klise dan predictable. Nggak bisa juga dibilang sebagai film superhero paling paling paling paling. Tapi alasan aku ngerasa eeeeegh sama film ini salah satunya adalah karena latar belakang Perang Dunia 1 di filmnya. Ada granat, pasukan tentara, barak, gencatan senjata, rudal, tank, dan orang-orang yang terluka diejakulasi, eh dievakuasi.
Nah, Dina tau banget kalau aku kurang berminat sama film-film yang imajinatif macam film fantasi atau film animasi. Dia memaklumi aku yang muji habis-habisan film ini. Terus bilang,
"Terdengar rasional sekali. Kukira imajinatif filmnya kayak film superhero kebanyakan."
Dan ya, aku kira juga gitu. Ternyata nonton Wonder Woman kayak nonton film perang. Terus aku berharap Dina tertarik buat nonton. Tapi tetap aja dia nggak tertarik karena dia lebih suka film Marvel dan Gal Gadot itu orang Israel. Padahal bisa aja kan dia mau nonton karena itu mirip sama Hacksaw Ridge, salah satu film kesukaannya.
Yang ada malah banyak yang bilang kalau Wonder Woman ini mirip sama Captain America: The First Avenger. Sama-sama berlatar belakang perang dunia. Terus persamaannya, sama-sama bawa perisai. Habis itu... aku nggak tau lagi, sih. Belum nonton Captain America. Huhuhuhu. Aku ngerasa polos pas tau itu. Polos dalam artian....
“BEGO BANGET SIH! Udah nyangkain kalau Wonder Woman itu satu-satunya film yang pake setting perang dunia!”
Sekali lagi, percayalah, itu bukan kemauan saya...
Tapi polosnya Diana alias Wonder Woman itu bukan polos bego kayak aku. Ya, Wonder Woman adalah superhero yang polos. Menggemaskan sekaligus garang. Ada scene yang bikin aku sama Dita histeris. Lucuk bangeeeeeet sih si Dianaaaak!!! Polos-polosnya Milly AADC jadi tergeser. Ya ampun, padahal kami cewek njir. Gimana kalau cowok, ya. Palingan neguk liur sih kayaknya. Sama ngelonggarin celana yang mengetat.
Ada juga scene yang bikin kami teriak kegirangan plus cemas. Yaitu pas rakyat Themyscira pada 'kerasukan' Katniss Everdeen-nya The Hunger Games semua. Kami kayak ngeliat tawuran anak STM lawan anak sekolah khusus putri. Terus scene lainnya yang nampilin Gal Gadot pake kostum terus memberantas para bajingak, bikin kami jejeritan sambil melantunkan lafadz Allah. Bersyukur atas ciptaan Allah.
BODO AMAT DAH DINA BILANG KALAU GAL GADOT ITU ASAL ISRAEL ZIONIS YAHUDI DARAHNYA HALAL. BODO AMAAAAAT. AKU DAN DITA TETAP SUKA GAL GADOT SUKA WONDER WOMAAAAAN.
Dan bodo amat kalau ini film DC, yang selama ini dianggap bobrok daripada Marvel. Karena kenyataannya, setelah coba-coba dengan memuncratkan banyak humor dan lagu-lagu keren serta main warna di film Suicide Squad tapi sayangnya itu gagal, DC nyoba buat menyeimbangkan humor plus kekelaman. Dan itu berhasil dilakukan Wonder Woman di bawah asuhan Patty Jenkins, sang sutradara. Berhasil dilakukan dua perempuan. Perempuan! Penyelamat DC adalah perempuan!
Bersiap bertarung di tengah cuaca mendung. |
Dan bodo amat kalau ini film DC, yang selama ini dianggap bobrok daripada Marvel. Karena kenyataannya, setelah coba-coba dengan memuncratkan banyak humor dan lagu-lagu keren serta main warna di film Suicide Squad tapi sayangnya itu gagal, DC nyoba buat menyeimbangkan humor plus kekelaman. Dan itu berhasil dilakukan Wonder Woman di bawah asuhan Patty Jenkins, sang sutradara. Berhasil dilakukan dua perempuan. Perempuan! Penyelamat DC adalah perempuan!
Hidup perempuan! Aku bangga jadi perempuan! Semua laki-laki itu sama aja!
Dan rasanya aku belum pernah nonton film superhero yang dikangkangi cewek. Karena itu, aku jadi nonton film lain yang dibidani Patty Jenkins juga, judulnya Monster. Tentang seorang pelacur yang jadi pembunuh. Bangke banget. Pedih anjir. Filmnya dengan sempurna menggambarkan tragisnya hidup seorang cewek yang dari kecil nggak dapat keadilan dan nggak dapat limpahan kasih sayang. Monster adalah film pembunuhan yang ‘punya hati.’
Oh iya, Niken, salah satu movie blogger favoritku, bilang kalau Wonder Woman adalah film yang jelas punya hati. Selain punya hati, menurutku film ini juga punya rasa cinta.
Rasa cinta yang bukan ditunjukkan dengan ‘adegan romantis’ macam film-film besutan Gaspar Noe kayak LOVE dan Irreversible, JAV (Japan Adult Video), atau kayak yang tertulis di Serat Centhini (Kamasutra ala Jawa). Nggak ada seni persenggamaan dipertontonkan di sini. Yang ada, sekelebat adegan romantis dan orang-orang yang penuh rasa cinta.
Hippolyta punya rasa cinta untuk Diana. Walaupun sempat nggak rela melepas anak gadisnya itu pergi ke medan perang, tapi akhirnya ngeiyain juga. Karena beliau percaya, kalau itu yang terbaik buat anaknya. Percaya apa yang anaknya pilih adalah salah satu bentuk rasa cinta seorang Ibu.
Aku sempat baper pas adegan Ibu-anak itu btw. Huhuhu.
Terus tambah bapernya pas tau kalau Steve juga punya rasa cinta. Steve bukan cowok bajingak. Jiwa ngemong dan berkorbannya tinggi. Bahkan pas berinteraksi sama salah satu villain yang nyebelin, yaitu Dr. Isabel Maru (Elena Anaya), cewek ahli Kimia yang nggak takut asap nggak kayak cewek-cewek teman sekolahnya Robby, dia penuh dengan kelembutan. Aih, itu sih emang karena jobdesc-nya mata-mata ya gitu. Aaaah. Gitu deh. Pokoknya aku yakin banget kalau zodiaknya Steve Trevor ini bukan Gemini! Aaaaak!
Yang rambutnya blonde-blonde gemesin itu yang namanya Steve Trevor. Alias Chris Pine. |
Kalau pulau Themyscira itu instagram-able, nah Steve ini.... suami-able. Mata birunya pas natap dalem-dalem si Diana.... aaaaaak! Rasanya pengen manggil Steve dengan sebutan Mas Steve. Dia keliatan penyayang banget. Apalagi pas di scene favorit (yang jadi favorit Niken juga atau mungkin favorit semua cewek-cewek yang nonton Wonder Woman), di mana Steve-nya bilang.......
AAAAAAAAAAAK INTINYA AKU LANGSUNG NANGIS DI SITUUUUU!!!!!!!! BAPER GILAAAAA!!!!!!!
Terus... tentu aja Wonder Woman. Yang paling banyak punya rasa cinta di film ini. Diana alias Wonder Woman punya banyak cinta untuk manusia yang kesusahan. Diana adalah perempuan cantik, cerdas, dan apa adanya. Dia percaya dirinya bisa, dan itu adalah bukti kalau dia mencintai dirinya sendiri. Nggak semua cewek bisa kayak gitu. Masih ada cewek yang nggak percaya kalau dirinya bisa. Dan itu.... menyedihkan, njir. Kayaknya perlu digembleng di padepokan Antiope di pulau Themyscira biar jadi cewek kuat.
Diana punya kemauan yang kuat buat menolong orang. Dia punya semangat tinggi buat memulai perang. Diana berjiwa Duta Perdamaian banget. Aku ngakak pas di scene Diana ngebet mau perang terus bilang itu ke Steve. Asli dia lugu banget.
Menurutku itu nunjukkin kalau Diana nggak kebanyakan mikir kayak orang-orang jaman sekarang. Diana fokus pada tujuan, bukan pada kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Saat kita jatuh cinta sama seseorang, harusnya kayak gitu juga kan? Kalau kebanyakan mikir, kita bisa takut. Karena cinta bukan soal pantaskah kita dicintai atau pantaskah kita mencintai dia, tapi seberapa yakinkah kita pada cinta itu.
Kayak lagi pacaran terus ceweknya ngambek. Cowoknya ngebaik-baikin. |
Anjir. Berasa dibajak Awkarin lagi dalam masa galau-galaunya putus sama Oka pas ngetik kalimat barusan. Kan Awkarin gitu yak, suka upload foto berupa quote-quote bijak tentang cinta.
Balik lagi ke film. Nah, romansa Diana bareng Steve juga sarat akan rasa cinta. Di salah satu scene, Wonder Woman ngucap satu kalimat yang bikin aku mikir. Kalau dia adalah perempuan yang penuh rasa cinta. Di saat Paloma Faith punya lagu judulnya Only Love Can Hurt Like This, Neil Young punya lagu judulnya Only Love Can Break Your Heart, Diana punya pemikiran,
“Only love can truly save the world.”
Pemikiran yang lugu, polos, sekaligus menyemangati jiwa-jiwa yang udah nggak percaya kalau cinta nggak selamanya menyakiti. Wonder Woman bisa dibilang sebagai anak gadis yang penuh cinta kasih. Dan pemikirannya akan cinta itu putih bersih. Dia nggak suuzan sama cinta.
Ditambah lagu To Be Human-nya Sia feat Labrinth sebagai original soundtrack, menambah aura cinta-lugu-polos-menyemangati di film ini. Kalimat “To be human is to love,” di liriknya benar-benar ngena.
Bikin aku mikir, Wonder Woman hadir bukan buat menggoyahkan iman dan akidah kaum adam di bulan Ramadan. Ya memang bukan sih. Hahahaha.
Ralat, Wonder Woman menurutku hadir bukan cuma jadi film superhero. Tapi juga buat jadi film cinta-cintaan. Membawa pesan,
“To be human is to love. Only love can truly save the world.”
Ya, aku jadi mikir sok iye kalau kita punya tugas lain sebagai manusia. Selain beribadah untuk bekal di akhirat nanti. Kita harus mencintai. Jangan membenci ataupun menyakiti. Kita punya banyak rasa cinta yang bisa dibagi.
Dan dicintai. Masih ada banyak cinta untuk kita di dunia ini.
Dan dicintai. Masih ada banyak cinta untuk kita di dunia ini.
13 komentar
Belum nonton filmnya, masih tayang di bioskop, dan gue berani baca review ini. Kan jadi pengin nonton juga anjir. Muahaha. Ya, Allah. Tapi takut nafsu lihat Diana. :(
BalasHapusBtw, Gal Gadot badannya emang berubah banget, ya, dibanding pas Furious 6. Bodo amat deh dia Israel. Dia cakep dan memesona euy! :p
Etgar Keret, penulis asal Israel, tapi dia mendukung perdamaian dunia tuh. Ya, nggak semua orang Israel jahat, kan. :)
"Semua laki-laki itu sama aja!" Sama-sama apa nih? Sama-sama pernah menyakiti perempuan? Sumpah, itu bukan kemauan saya.
Mau sesama apapun wonder woman ama captain america, asal mereka nggak jadi bersama, itu udah cukup.
BalasHapusKatanya, israel musuh besar umat. berarti non muslim juga. sarannya, membuat org yg beragama beda jadi pasangan resmi kita itu dinilai pahala kalo ikut agama kita. membuat musuh umat jadi baik dan beagama sama itu kan berarti pahalanya banyak beeeettt... Makanya mau israel kek kalo gal gadot mah hayuk~ sayangnya dianya yg pasti nggak mau.
Untuk filmnya, bagus.
Itu ketika Diananya bilang mau ikutan perang bisa quotable. Fokus ama tujuan, bukan ama kemungkinan-kemungkinan buruk. tapi yaitu, cuma bisa quotable, dipraktikannya susah. otak yg suka mikir kemungkinan buruk, yang ngendaliin tubuh itu otak, jadi kalo untuk mempraktikannya, mesti nggak pake otak dulu. T.T
Film yang penuh makna cinta. Asooooyy. Aku jd penasaran huhuuu
BalasHapusIni kamu kenapa bawa bawa awkarin yg abis putus dr oka yawla chaaaa hahahaaa
Btw, abis baca ini aku juga yakin sih kalo Steve Trevor kayanya bukan zodiak gemini.
asal jangan gabung aja sama captain america atau malah perang.
BalasHapusbelum sempet nonton dan baca ini jadi pingin nonton. Gal Gadot emang cantik dan mempesona.
Gua udah nonton film ini, dan baca review-nya Icha bikin senyum-senyum sendiri. Masa bodoh lah kalau Gal Gadot itu orang Israel dll, justru dia yang ngebuat gua memantapkan diri untuk beli tiket bioskop dan nonton "Wonder Woman". Haha. Gua sendiri bukan pecinta film superhero, khususnya DC, dan sama kayak lo, gua sempet ketiduran pas nonton film "Batman vs Superman" saking capeknya ngikutin alur. Masih lebih terpuaskan sama beberapa film superhero keluaran Marvel.
BalasHapusSi Diana ini emang polos abis tingkahnya saat masuk ke dunia luar. Pada beberapa adegan, gua sampe ketawa sendiri ngelihat dia bingung sama tingkah polah manusia di zaman itu. Diana sih bener-bener nanya karena ga ngerti, tapi yang dengerinnya malah bingung sendiri hehe.
Yap, ceritanya sendiri bisa dibilang klise, tipikal superhero. Tapi entah kenapa, ada "something" di naskahnya yang bikin film ini layak ditonton dan ga bikin ngantuk, khususnya pengemasan Diana yang melawan kekejaman pihak tertentu. Ceritanya masih relevan ditarik ke zaman sekarang, dimana sisi gelap manusia kerap menghasilkan kekejaman tersendiri. Patty Jenkins bener-bener lihai mengarahkan semua hal, dan pemilihan Gal Gadot menjadi lead actress jelas nilai plus. She looks pretty, smart and amazing.
Cha, film "Monster" yang lo bilang di atas itu yang pemerannya Charlize Theron bukan? Yang gua baca, aktingnya dia di film itu bagus banget. Gua belom nonton, jadi penasaran pengen lihat.
"Kita punya banyak rasa cinta yang bisa dibagi. Masih ada banyak cinta untuk kita di dunia ini" --> totally agree :)
ichhaaaaaaaaa,,,, aku belum nontonnnnnnn dan kamu udah ngereviw ajaaaaa :( aku pengen nonton jugaaaaa tp belum ada duit, aku kudu pie chaaaa wkwkwkwk
BalasHapusoke cha,, minggu ini gue akan nonton ini film, gegara keracunan postingan lo wkwkwk
Belum nonton. Enggak. Enggak akan baca ini dulu. *lanjut nontonin fotonya Gal Gadot. Muahahahaa. \(w)/
BalasHapusBelom nonton, takut kecewa sama film DC lagi walaupun banyak yang review bagus.
BalasHapusBELOM NONTON CAPTAIN AMERICA FIRST AVENGER? KAMPUNG.
Kalo dibilang WW ini penyelamat DCEU agak gimana gitu, DCEU kayaknya bener2 kalah dari MCU, apalagi pondasi cerita mereka (MoS, BvS dan SS) itu kurang memuaskan netijen. Semoga film lanjutan setelah WW (entah apa, lupa) bagus juga biar Justice leaguenya gak kacrut :')
Sama kaya berita di Line Today, gue juga setuju kalau Gal Gadot mirip Nadine Candrawinata. Tapi gue belum nonton :(
BalasHapusCha, ini kalimat "Kita harus mencintai. Jangan membenci ataupun menyakiti. Kita punya banyak rasa cinta yang bisa dibagi." related banget sama yang dibahas kemaren. XD
BalasHapusSelain belum nonton, akunya juga cuman bisa nungguin download gratisnya, cha. Di sini nggak ada Bioskop. Adanya horoskop doang...
Yasudah, setidaknya aku bisa search bagian foto mana yg bisa aku save. Eh...
EHEM INI BAHAS APA NIH...
HapusFix belum nonton semua hahaha :'D
BalasHapushemmmm, terkadang ak berpikir saat wonder woman disuting apa yang teman temannya lakukan yaaa, apakah menonton dia atau gimanaa... dan mungkin sekarang wonder woman sudah hijrah dan berpuasa pada film terbarunya, harus nontonnnn!!!
BalasHapus