Kamu Nggak Sendirian, Tapi Bertiga
- 14.47
- By Icha Hairunnisa
- 34 Comments
Aku suka BDSM: beribadah, dakwah, salat, mengaji; apalagi ketika bulan puasa.
TUH. BUKANNYA BDSM YANG ITU LHO YA. YANG DISUKAIN SAMA ANASTASIA STEELE DI FILM FIFTY SHADES OF GREY. Walaupun iya sih, pas perutku kesenggol ujung meja, bukannya kesakitan malah keenakan.
Hehehehe. Cnd.
Btw, kayaknya kalau BDSM bertiga itu seru. Aku baru sadar kalau aku sering menghabiskan waktu bareng teman-temanku dalam formasi bertiga.
Hehehehe. Cnd.
Btw, kayaknya kalau BDSM bertiga itu seru. Aku baru sadar kalau aku sering menghabiskan waktu bareng teman-temanku dalam formasi bertiga.
Muka Dita sama Kak Iraks sering muncul yak. |
Penyebabnya mungkin karena berlima ala Geng Cinta AADC udah enek aku jalanin pas jaman sekolah. Dan karena akhirnya aku tau, kalau bertiga itu nggak selalu bertega.
Dulu aku sempat beranggapan kalau temenan, sahabatan, nongkrong bertiga itu selalu ngehasilin satu tumbal. Ya, duanya hahahahaha hihihihi, satunya dicuekkin trus mikir mau mati aja. Tindakan pilih kasih secara sengaja maupun nggak sengaja ada di temenan bertiga. Tega nggak tega, teman kita bisa menimpakan itu pada kita.
Temenan bertiga nggak semulus di film-film bertema persahabatan yang biasanya punya tiga tokoh bersahabat sejati. Dan aku pernah ngalamin bertiga rasa bertega. Terus aku curhat terselubung di postingan ini.
Tapi untungnya aku udah nggak ngalamin momen bertega yang awkward dan bastard itu. Ya itu, bertiga nggak selamanya bertega. Selama bertiga itu saling cerita nggak ada yang ditutupin, saling ngerti satu sama lain, dan saling nge-bully tanpa ampun.
Terutama bertiganya kalau ada yang beda jenis kelamin. Nggak cewek semua gitu. Hal itu aku rasain waktu sama Kak Ira dan Max. Kakak sepupu dan mantan teman kerjaku. Kami sama-sama tinggal di jalan Cendana, dan Kak Ira bikin grup chat Whatsapp namanya Ceindan Street. Grup yang isinya Max share cerita sedih tentang orangtua, Kak Ira yang ngomong, “Test,” mulu, dan aku yang memelas,
“Max, balikin Xiaomi Yi-ku yang tak seberapa....”
Dan Max dengan santainya ngejawab,
“Hilang.”
Terus aku bersumpah serapah pake capslock ke Max.
Bikin dia kena tampol lewat chat sama Kak Ira. Ujung-ujungnya Max bilang kalau itu cuma bercanda.
Bijingek.
Ya. Isi percakapan di grupnya cuma itu. Huhuhuhu.
Soalnya kalau mau curhat juga tinggal ketemu. Entah itu jalan bareng (dan itu pasti ke McD) atau sekedar di rumah. Trus pas aku lagi di rumah Kak Ira, Max mau aja kalau disuruh datangin kami. Begitu juga pas lagi di rumahku. Waktu aku dan Kak Ira mau keluar malam buat ngejemput orang, Max mau nemenin. Diajak nongkrong di Jurdol rencananya sampe orangnya dateng (yang akhirnya nggak jadi dateng) dia mau juga. Max jadi semacam cowok baik hati yang selalu ada buat kami.
EH BUKAN. Max ibarat cowok panggilan yang bisa ‘dipake’ kapan aja. Mau long time, short time. Dan dia selalu dipake dengan posisi threesome. Bertiga gitu.
Astagfirullah..... Bulan puasa, Cha.....
Ya, jadi gitu. Aku ngerasain enaknya temenan bertiga waktu sama mereka berdua. Sayangnya walaupun rumah kami deketan, kami nggak bisa salat tarawih bareng. Nggak bisa satu shaf maksudnya. Huhuhuhuhu.
Tapi kalau sama Ikhsan, kayaknya bisa deh. Huahahaha. Mengingat kalau Ikhsan terobsesi buat pake atribut keperempuanan, kayaknya kalau disuruh pake mukena, dia mau-mau aja deh.
Oh iya, Ikhsan itu sahabatku dari SMK. Bareng sama Dita, mereka melengkapi hidupku dan juga bikin bertiga jadi nyenengin. Dan.... malu-maluin.
Ngehabisin waktu sama Dita dan Ikhsan itu seringnya dadakan. Kami jarang ngerencain dari jauh-jauh hari, karena jadinya bakal wacana doang. Entahlah, menurut kami, jalan dadakan itu sensasinya lebih eeegh daripada jalan yang direncanain. Karena banyak hal yang nggak terduga yang bakal terjadi. Karena nggak bakal sempat berekspetasi apa-apa. Ya mungkin sama lah kayak baru pacaran beberapa hari trus langsung dilamar. Beda sama pacaran bertahun-tahun eh taunya nggak di pelaminan yang sama.
Jalan dadakan (atau ketemu dadakan) bareng Dita dan Ikhsan baru-baru ini yaitu pas hari Rabu kemarin. Malamnya Dita ada ngajak makan siang bareng. Besoknya, dia bilang kalau dia nggak bisa jemput aku di kantor karena...
“Ikhsan minta jemput nih, Tan. Kamu naik motor sendiri aja ya.”
HAH? IKHSAN IKUT? TUMBEN AMAT ITU ANAK NGGAK MAKAN SIANG SAMA PACARNYA.
Pikirku waktu itu. Lengkap dengan mulut menganga yang bikin Rina, teman kerjaku bilang,
“Mingkem, Cha!”
Bikin kagetnya juga, Ikhsan pake kemeja warna pink. Warna pink. WARNA PINK. BIKIN MUPEEEEEENG.
Sedangkan aku waktu itu pake celana kain hitam dan baju hitam. Terus Dita berinisiatif buat aku dan Ikhsan tukeran sepatu, mengingat kalau sepatunya Ikhsan warnanya hitam dan warna sepatu kerjaku pink.
Sedangkan aku waktu itu pake celana kain hitam dan baju hitam. Terus Dita berinisiatif buat aku dan Ikhsan tukeran sepatu, mengingat kalau sepatunya Ikhsan warnanya hitam dan warna sepatu kerjaku pink.
Kayaknya emang udah diatur oleh yang Maha Kuasa deh. Warna sepatu Ikhsan menyesuaikan sama bajuku, begitu juga sebaliknya.
Kami ngakak sepanjangan proses nukar sepatu. Sumpah heboh sendiri di tempat makan itu. Aku ngakak sambil hentakin kaki. Dita ngakak sambil mukulin meja. Sedangkan Ikhsan koar-koar bilang kalau sepatunya nggak muat sama kakinya. Kami diliatin sama orang-orang di situ. Huhuhuhuhu. Untung di situ nggak ada satpam. Kalau ada, mungkin kami udah ditendang kali, ya.
Aku yang nahan ngakak dan Ikhsan yang lagi kesemutan. |
Cukup malu-maluin sih. Tapi itu kayaknya masih mending daripada ketemu lebih dadakannya kami sekitar dua minggu lalu.
Waktu itu, hari Sabtu malam Minggu, aku dan Dita jalan ke Big Mall. Setelah beli jaket Roughneck (yang penampakannya kurang lebih kayak almamater karena warnanya huhuhu) yang lagi ada promo, kami mutusin buat menaruh pantat di KFC. Suasana KFC waktu itu lagi rame sih. Maklum malam Minggu. Kami sempat kesulitan buat cari tempat duduk. Mau duduk di tempat biasa yaitu di pojokan dan ada colokannya, tapi udah diambil sama dua mbak-mbak hijabers. Kayaknya mereka mau live IG tapi baterai-nya habis. Jadi nge-charge, dulu...
HADEH JANGAN SOTOY, CHAAAAAAA.
Nah akhirnya kami dapat tempat duduk di tengah-tengah. Kami dikepung rombongan keluarga bahagia, ciwik-ciwik berpakaian modis, pasangan muda, dan cowok-cowok sepertinya masih SMP yang imutnya setara dengan Dek Attar.
Sumber: Robby Zaryanto |
OOOH DEK ATTAR MY LOVEEEEE.....
Oke. Tahan, Cha. Tahan.....
Setelah kenyang makan, kami bukannya langsung angkat kaki, tapi sibuk main IG stories. Waktu itu aku pengen boomerang, trus adegannya aku kasih makan Dita pake kentang. Ya, mengulang kesuksesan foto Dita yang ini:
Pas di mulut. |
Pas kami bikin IG stories, Dita posisinya mangap-mangap memohon banget dikasih makan. Jadi akunya kayak ngasih makan hewan peliharaan. Mau-mau aja dia disuapin kentang kayak kucing dikasih makan. HUAHAAHAHAHAHA.
Tapi udah beberapa kali take, gagal mulu anjer. Kami ngakak mulu. Seperti biasa, hentak-hentakin kaki dan mukulin meja. Kalau ketawanya di-teks-kan (ini apa pulaaa), mungkin jadinya,
“BAHAHAHAAHAHAK BRAK BRAK BRAAAAK BAHAKAKAKAKAKAKA PLAK PLAAK PLAAAK BAHAHAHAHAHHAAKAKA BRAKKKK!!!”
Hasilnya, keluarga bahagia yang ada di sebelah kanan kami, bergantian ngeliatin kami dengan tatapan aneh. Ngerasa ketakutan apa gimana aku nggak ngerti. Trus ciwik-ciwik modis yang duduk di depan kami, tau-tau udah nggak ada. Entahlah sejak kapan mereka perginya. Yang jelas, mereka perginya bukan karena kami kok. Kayaknya.
Karena nggak dapatin hasil yang bagus, aku dan Dita memilih buat kalem. Sebenarnya juga karena malu sih. Trus pas Dita sibuk sama hapenya sendiri, dan aku ngelahap sisa-sisa kentangku....
Aku ngeliat ada cowok sama cewek baru datang. Mengisi tempat duduk di depan kami yang sempat kosong itu. Ternyata si cowok itu Ikhsan. Aku pun refleks teriak kegirangan.
“EEEEEEH!!”
Ibu-ibu dari keluarga bahagia samping kiri noleh ke aku. Begitu juga dengan pasangan muda, lengkap dengan tatapan kagetnya mereka. Suasana langsung hening. Seruangan KFC pada noleh ke aku semua anjeeeeeeeeer. Dita ngakak nggak nahan, sedangkan aku diam. Shock.
Habis itu ngakak canggung sambil nundukkin kepala. Terus ngedenger suara ngakak keras dari tempat duduk belakang. Entah itu siapa.
Huhuhuhuhu. Resiko suka hebohan sendiri. Huhuhuhuhuhu.
Ikhsan sempat terpaku gitu dengan nampannya. Terus dia duduk dan nutupin mukanya. Kayaknya dia malu deh punya teman kayak aku.
Si cewek, yang ternyata adalah Kiki, pacarnya, kayaknya psikisnya juga terguncang. Terbukti pas Ikhsan pergi cuci tangan, Kiki gelisah di tempat duduknya sambil ngeliatin aku sama Dita, dan celingak-celinguk ke tempat Ikhsan cuci tangan dengan harap-harap cemas. Aku teman yang menyeramkan kali, ya.
HUHUHUHUHUHU.
Aku dan Dita menunggu Ikhsan dan Kiki selesai makan. Kami pengen mereka bergabung di meja kami. Sempat sih mikir kalau mereka bakal langsung hengkang dari KFC. Tapi ternyata enggak. Ikhsan langsung memboyong Kiki ke mejaku dan Dita, dan melontarkan beberapa protes. Salah satunya....
“Dasar malu-maluin kamu tuh, Tan! Aku tadi diliatin sama ibu-ibu di samping serem banget anjir. Mukanya kaget.”
Aku dan Dita ngakak berjamaah sambil ngerekam muka Ikhsan yang cemberut. Tapi ngakak kami berhenti pas ada suara ngakak yang aneh banget. Kayak kuntilanak mulutnya mau lepas. Cempreng trus kedengaran ngakaknya lebar membahana.
Taunya itu suara ketawanya Kiki. Anjeeeeer. Aku sempat mikir kalau Kiki itu orangnya kalem. Terlihat dari fotonya. Taunya orangnya gesrek juga.
Singkat cerita, malam itu jadi malam yang bener-bener nggak terduga. Malam yang nyenengin. Dan jadi malam yang bikin aku mikir, sahabatan bertiga itu emang nyenengin. Apalagi kalau mau dimalu-maluin.
Ngomong-ngomong soal malu-maluin, aku sempat berandai-andai gimana jadinya kalau aku ketemu sama Yoga Akbar Sholihin dan Robby Haryanto. Apakah aku bakal malu-maluin mereka juga? Atau mereka yang bakal malu-maluin aku? Atau kami bakal membuat kemaluan bareng?
EH MAKSUDNYA, MEMBUAT HAL MEMALUKAN BARENG-BARENG.
Walaupun cuma akrab di internet, baik itu di blog, media sosial, ataupun grup chat WIRDY, aku udah ngerasa deket sama mereka berdua. Sama Wulan dan Darma juga, tapi yang intens komunikasiannya tiap hari sih sama Yoga dan Robby. Wulan sibuk mencari pundi-pundi uang untuk operasi payudara biar kayak Pamela Duo Serigala, sedangkan Darma sibuk mencari perawan mirip Pamela Duo Serigala di Turki.
Banyak yang kami bertiga obrolkan bareng. Baru-baru ini ngobrolin (atau lebih tepatnya mem-bully) Robby. Nggak nyangka, ternyata calon mahasiswa bertampang mahasiswa semester 5 itu suka gonta-ganti pacar. Robby pernah curhat terang-terangan dengan sikap jumawa, kalau tiap tahun ajaran baru, pacarnya juga baru. Terus dia juga suka share foto cewek-cewek. Yang paling aku ingat, waktu itu nge-share foto cewek udelan.
Maka dari itu, aku dan Yoga mendaulat Robby sebagai The Next Zarry Hendrik.
Selain buat nge-bully Robby, grup juga sering dipake buat curhat-curhatan. Apa aja dicurhatin. Menurutku, kami sama-sama nggak nyari solusi dari curhat, tapi yang kami cari adalah kelegaan.
Kayak yang dibilang Katherine Langford, pemeran Hannah Baker di 13 Reasons Why.
Yes, Nah. Hannah. |
Aku berharap bisa ketemu Yoga dan Robby secara langsung. Dan kayaknya memang seru kalau kami jalan bertiga. Buka puasa bareng. Main ke Kalijodo. Nonton film pendek Sandera.
AAAAAAAAAAAK. PENGEEEEEEN!!!!!!
Pas ketemu, pake baju blogger kayak gini. Aaaak!! |
Btw, aku nulis ini sambil dengerin salah satu ost-nya 13 Reasons Why, judulnya Mess Is Mine. Berimpian kayak gitu sambil dengerin Mess Is Mine, bikin aku ngerasa nggak sendirian.
Selama ini aku salah karena ngerasa sendirian dan ngerasa bertiga itu bertega. Ternyata aku masih punya banyak teman yang walaupun jumlahnya nggak seberapa, tapi hadirnya begitu terasa. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Masih ada yang mau ngerasain kebahagiaanku, kesedihanku, kelebihanku, kekuranganku. Dan kacaunya aku.
Bagiku, lagu seromantis Mess Is Mine maknanya kayak gitu. Bukan cuma ditujukan buat lawan jenis yang kita cintai kekurangan dan kelebihannya.
Aku nggak pernah sendirian. Kamu nggak pernah sendirian. Kita nggak pernah sendirian. Teman murni yang akan selalu menemani. Mau itu cewek kek, cowok kek. Yang penting niat murni temenan. Bukannya yang ada maunya aja. Mau modus, misalnya.
Dengan tulisan ini, aku pengen ngucapin makasih buat rekan-rekan dalam formasi bertigaku.
Makasih, karena nggak pernah ngebiarin aku sendirian. Terlebih di bulan Ramadan ini.
Note: Oh iya, ini tulisan project WIRDY bertema kalimat pertama sama. Punya Robby bisa dibaca di SINI. Punya Yoga di SINI. Wulan nulis juga di SINI. Dan Darma... dia nggak suka BDSM. Makanya nggak ikutan nulis.
Tambahan, tulisan ini terinspirasi dari Percaya Sama Kita-nya Kresnoadi. Dan dari foto-foto #BEARBRAND yang akhir-akhir ini gentayangan di media sosial.
Yuhuuuu.
Tambahan, tulisan ini terinspirasi dari Percaya Sama Kita-nya Kresnoadi. Dan dari foto-foto #BEARBRAND yang akhir-akhir ini gentayangan di media sosial.
Yuhuuuu.