"Berarti teori kalau kakak itu cuma versi beta, lalu adeknya full version bener.”
Itu adalah sabda yang memorable dari seorang filsuf bernama Yogaesce. Bukan, itu bukan lagi ngomongin soal lebih-cantik-Nanda-adekku-daripada-aku. Bukan… yang aku harapkan maksudnya. Karena nyatanya ya gitu sih. Waktu itu memang lagi ngomongin soal itu, di mana aku di-gangbang sama Yogaesce, Yogaeskrim, dan Febri dengan hujatan dan hinaan mereka ke aku.
Ya Allah, Tuhan YME….
Tapi ya nggak bisa dipungkiri sih. Aku nggak bisa lari dari kenyataan. Aku mulai percaya sama teori bajingseng itu, gara-gara ngeliat Casey Affleck dan Ben Affleck.
Casey Affleck sudah merampok hatiku layaknya Chris Pine dan Ben Foster merampok bank di film Hell or High Water. Aktingnya bagus, dan diganjar piala Oscars kategori Best Actor. Padahal aku ngejagoin Andrew Garfield. Tapi aku langsung senang aja pas Casey Affleck yang menang. Fix, hatiku bener-bener dirampok.
Berkat aktingnya di film ini,
((CASEY AFFLECK HAS ENTERED THE GAME)) Sumber: SINI |
Sengaja pilih poster yang itu. Hehehe.
Btw, film ini menggondol piala Oscar kategori Best Original Screenplay. Satu lagi, CASEY AFFLECK MEMANG LEBIH GANTENG DARIPADA KAKAKNYA NJIR.....
Sebelum memakai Wak Doyok Sumber: SINI |
Sesudah memakai Wak Doyok Sumber: SINI |
AAAAAAAK!!!!!! SEJENAK MULAI LUPA OBSESI BERLEBIHKU SAMA ADAM LEVINE, PRIA BERBULU LAINNYA. AAAAAAK!!!!!
Okay, huuuufh. Ini mau nge-review film, bukannya nge-review Affleck bersaudara.
Hmmm.... film Manchester by The Sea bercerita tentang seorang lelaki bernama Lee Chandler (Casey Affleck) yang hidup sebatang kara dan bekerja sebagai tukang reparasi sekaligus tukang bersih-bersih yang cekatan, tangkas, dan gesit gesit seperti baru. Hidupnya berjalan datar, seolah menyesuaikan dengan raut wajahnya yang datar bahkan saat berkata kasar pada salah satu pelanggannya. Ya, Lee adalah seorang introvert yang juga antisosial. Dia pendiam dan mudah tersinggung, terlihat dari adegan di mana dia terlibat perkelahian karena ‘masalah’ kecil di bar.
Sumber: SINI |
Sampai akhirnya dia menerima kabar dari kampung halamannya, Manchester-by-the-sea, bahwa kakaknya, Joe Chandler (Kyle Chandler) meninggal dunia. Lee pun kembali ke kota asalnya itu dan mendapati dirinya diamanatkan menjadi wali dari keponakannya, Patrick Chandler (Lucas Hedges). Patrick (yang seterusnya aku bakal panggil dengan sebutan Patty) adalah seorang ababil. Abege labil.
Aku sebut ababil karena emosinya suka meledak-ledak dan dia sering panikan sendiri. Semoga itu nggak salah kayak Kemal waktu nyebutin karakter Andrew Garfield di film Hacksaw Ridge itu takut megang senjata. Huhuhu.
Jadi apakah tanggung jawab sebagai walinya ababil itu yang bikin Manchester by The Sea digaungkan sebagai film drama bikin sedih? Nggak sih. Nggak cuma itu. Proses pemakaman sang kakak yang cukup ribet, dan trauma masa lalu yang dialami Lee yang bikin film ini jadi sedih.
Sumber: SINI |
Ngomong-ngomong soal sedih… sebenarnya aku lagi males nonton film yang bikin nangis gitu sih. Jadi pas film ini wara-wiri di timeline Twitter, rame diomongin, aku cuma liat trailer-nya doang dan nggak tertarik. Sampai akhirnya aku ada liat Tommy nge-twit gini:
Beda banget anjis sama yang orang-orang bilang. Aku pun penasaran dan akhirnya nonton.
Awal nontonnya, aku ngerasa agak bosan gitu. Bahkan aku sempat ketiduran sebentar. HAHAHA. Bener apa yang ditulis Niken Bicara Film, bahwa sebagian besar orang akan menganggap Manchester by The Sea adalah film yang membosankan dan bikin ketiduran.
Tapi karena terdorong rasa penasaran pengen nyari lucunya di mana, seperti yang dibilang Tommy, maka aku kuat-kuatin nontonnya.
Dan ya! Ada beberapa adegan yang bikin ngakak. Seenggaknya bikin ketawa kecil. Misalnya waktu salah paham di mobil dan waktu Patty nolak ajakan Lee buat pindah ke Boston dengan alasan,
“I got two girlfriends and I’m in a band.”
Yha. Got two girlfriends. Yha. Si Patty bijik ini kecil-kecil udah punya pacar dua. Robby Haryanto harusnya malu sama Patty. Huahahaha!
Eh enggak deng. Robby adik kecilku nggak boleh kayak gitu. Cukup setia aja sama janda kaya rayanya, aku udah lebih dari bangga.
Kembali ke Manchester.
Sumber: SINI |
Berarti benar kata Tommy. Film ini sebenarnya lucu, nggak sedrama yang dikira karena ada unsur komedinya. Dan benar juga katanya Kemal Palevi. BENAR BANGET.
Sekedar informasi, aku ngetik kata itu dengan penekanan berlebih pada keyboard laptopku. Dengan rasa kesal. Karena.... aku kehilangan momentum berharga gara-gara ucapan benar dari makhluk anjay satu itu. Ada adegan di Manchester by The Sea yang dramatis, tapi aku malah biasa aja karena udah tau itu dari review-nya Kemal di channel Youtube-nya.
Adegan yang harusnya bikin aku sedih, nangis sesenggukan, kaget nggak nyangka, malah jadinya aku biasa aja anjiiiiir..... Kesel banget dah. Udah tau dari awal gitu bangke...... Rasanya tuh kayak belum nonton Hello Ghost udah dikasih tau aja kalau hantu-hantunya itu.... AAARRRRRGHHH POKOKNYA SEBEEEEL!!!!
Aku nggak boleh sih nyalahin cara review-nya Kemal. Cara review-ku juga jelek. Tapi mau gimana, aku kesel banget. Aku kehilangan momentum buat sedihin filmnya. Ibaratnya kayak segenap pemain dan kru yang bertugas di film Moonlight, yang kehilangan momentum girang-girangin piala Oscars yang dimenangkannya karena yang bacain pemenangnya salah sebut di awal. Mau girang udah nggak enak aja gitu. Huhuhuhu.
Dan ya! Karena itu aku ngerasa film ini B aja, trus dengan songongnya aku ngetwit soal itu
Tapi setelah nonton untuk kedua kalinya (dengan berusaha sok-sok lupa sama review-nya Kemal), aku jadi pengen narik ucapanku. Manchester by The Sea ini B! Bagus!
Selain ada komedinya, alur filmnya berjalan tenang. Sikap canggung Lee ketika dia berinteraksi sama orang lain, rapuhnya dia ketika ingat masa lalunya, itu nggak ditunjukkan berlebihan. Casey memerankan karakter Lee dengan natural. Aku ngeliat tatapan Casey yang datar tapi menyimpan banyak beban di sana, dan itu buat aku tertarik. Lagu Jaz – Dari Matamu seolah sayup-sayup berkumandang.
Akting paling menariknya Casey yaitu pas adegan dia ngobrol sama Randi (Michelle Williams), mantan istrinya. Gimana ya... Casey kelihatan rapuh dengan cara yang elegan menurutku sih. Wajar, kalau orang seperti Lee nggak mau berinteraksi dengan orang lain.
Sumber: SINI |
Diimbangi dengan aktingnya Michelle Williams yang bajingak-bikin-ikutan-nangis. Itu cewek emang spesialis film pernikahan bermasalah gitu apa, ya. Dulu sempat bikin galau waktu main di Blue Valentine. Kayaknya handal banget kalau soal film begituan.
Dan aku rasanya mau nangis pas adegan yang nampilin dialognya Lee yang,
“I can’t beat it. I can’t beat it. I’m sorry.”
HUAAAAAAA!!!!!! SOROT MATANYA ITU LHO AAAAAAAAK!!!!!!!
Fix, aku jatuh cinta sama karakter Lee ini. Bukan karena matanya aja, tapi karena kepribadiannya.
Lee punya prinsip lebih baik menghindar atau meninggalkan tempat dan orang-orang yang mengingatkannya pada kehilangan yang dia alami. Padahal itu nggak bagus sih. Masih bagus prinsip yang Patty pegang, di mana dia ingin menjalani hari dengan leluasa seperti biasanya walaupun dia udah kehilangan Ayahnya. Menjalani hari dengan tetap sekolah, nge-band, dan ena-ena dengan dua pacarnya.
Sumber: SINI |
Tampak perubahan yang kentara sebelum dan sesudah Lee ngerasain kehilangan. Dulu Lee ceria, banyak omong, suka menggauli teman-temannya, maksudnya suka bergaul. Sedangkan saat kehilangan, Lee jadi sosok yang pendiam, canggung, dan menutup diri dari orang lain.
Nggak ada air mata yang keluar dengan dramatis dari Lee. Yang ada hanya wajah murungnya dan sikap canggungnya. Tapi itu sudah lebih cukup ngegambarin kalau dia sangat sangat sangat kehilangan. Sudah nunjukkin kalau Lee yang dulunya ekstrovert kini membangun tembok pertahanan diri untuk menjadi introvert. Dan memilih buat menyeret dirinya sejauh mungkin dari hal-hal yang berkaitan sama kehilangan itu. Dia coba menerapkan itu pada keponakannya, Patty, tapi Patty bukan tipe orang yang kayak gitu.
Lee adalah Lee. Lee nggak bisa berkata “Nice to meet you!” ke Randi, saat mereka ketemu. Atau bilang, “See you again.” Nggak bisa. Lee nggak pengen ketemu masa lalunya lagi. Yang artinya sama aja dia nggak mau memaafkan masa lalunya. Memaafkan dirinya sendiri, lebih tepatnya. Menyembuhkan dirinya sendiri dari luka masa lalu.
Sumber: SINI |
Menurutku, Manchester by The Sea adalah film tentang bagaimana kita menghadapi kehilangan. Dan setiap orang punya caranya masing-masing dalam menghadapinya. Setiap wanita aja kalau mau merawat kecantikan diri, beda-beda caranya. Ada yang pake produk perawatan yang sering diiklanin di tivi, ada yang ke klinik kecantikan bahkan melewati jalur operasi, ada juga yang pake cara tradisional macam pake masker bengkoang atau melumuri wajah pake kotoran burung bulbul, kayak yang dilakuin geisha Jepang periode tahun 794-1185 Masehi.
Setiap orang pasti pernah mengalami kehilangan. Kehilangan pacar, misalnya. Dan setiap orang punya caranya masing-masing dalam menghadapi kehilangan pacar. Ada yang cepat move on, ada yang susah move on, ada yang kapok pacaran lagi. Menurutku, kita nggak bisa memaksakan orang lain menerapkan cara kita. Bilang kalau cara kita itu benar. Cara orang lain itu salah.
Misalnya, pas teman kita putus sama pacarnya, kita langsung nyaranin buat cari pacar lagi. Kalau dia nggak mau, kita langsung bilang kalau dia itu lemah karena susah move on. Begitu juga kalau misalnya teman kita putus trus langsung dapat pacar baru. Kita langsung nuding kalau dia itu gampang jatuh cinta. Cuma jadiin pacar itu pelarian... atau apalah. Kita nuding dia itu salah.
Lalu soal temanan sama mantan. Kita nggak bisa bilang teman kita bodoh karena dia masih mau temanan sama mantan yang udah nyakitin dia. Teman kita juga nggak bisa menghakimi kita yang nggak bisa temanan sama mantan. Apalagi kalau bilang,
“Yaudah sih temanan aja. Kan udah nggak ada perasaan lagi juga! Silaturahmi dijaga!”
Kadang bagi sebagian orang, temanan sama mantan itu sulit. Dan nggak bisa dilakuin hanya dengan alasan kayak di atas itu doang.
Ending film Manchester by The Sea nggak memihak prinsip mana yang lebih baik. Apakah prinsip Lee, atau prinsip Patty? Nggak ada jawaban dari pertanyaan bagus itu.
Karena... ya, setiap orang berhak punya prinsip, metode, cara, atau apapun lah itu, dalam menghadapi kehilangannya masing-masing.
Jadi... ya. Orang kayak Lee Chandler ini ada di dunia nyata, njir. Entah siapa. Ada pokoknya.
26 komentar
Dari awal udah nggak heran kalau Casey Affleck bakalan menang Best Actor. Di film ini, akting semua pemainnya baguuus dan total. Selain Bang Casey, akting si Lucas Hedges sebagai remaja labil juga nggak kalah keren. Manchester by the Sea ini jagoanku di Oscars padahal, tapi sayang nggak menang.
BalasHapusOmong-omong soal Bang Casey, aku juga suka dua filmnya yang lain; Good Will Hunting dan Gone Baby Gone. Kebetulan kedua film ini juga ditulis oleh si abang Ben Affleck (yang mana makin memperkuat kalau beliau lebih cocok kerja di balik layar, eh).
IYAAAAAAP BENER BANGEEEEEET. Aku juga suka karakternya Patty yang diperanin sama Lucas Hedges itu. Chemistry-nya sama Casey Affleck sebagai paman-keponakan dapet banget, ya. Trus lucu pas ngeliat dia mau ena-ena sama salah satu pacarnya tapi gagal mulu. HAHAHAHA.
HapusOhahaha. Jagoin film ini, ya. Kirain bakal jagoin La La Land~
Yang Gone Baby Gone ada masuk daftar film dengan twist ending terbaik di blog manaaaaa gitu aku lupa. Di situ Casey Affleck-nya kok ganteng banget ya. Hohoho. Kakak adek bakatnya beda gitu. Tapi sama-sama keren~
Review Captain Fantastic deh ka, siapa tau mau nambah koleksi cowok berbulu nya.
BalasHapusHai silent reader! Eh ini yang di Twitter waktu itu kan? Hohoho.
HapusKemaren udah liat sih. Bagus kayaknya. Posternya rada ngingatin sama Little Miss Sunshine. :D
Hahaha kalau udah muncul gini, berarti udah ngga silent lagi dong ya.
HapusNggak tertarik nonton filmnya. Sejak nonton Boyhood dan nggak ngerti, saya pesimis sama film-film pemenang penghargaan begini. Wajar kalau manusia seperti saya sukanya film kacangan. :(
BalasHapusAhahahahaha. Yoga pangkat dua juga nggak tertarik sama film-film pemenang penghargaan tuh, Bang. Wajar kalau manusia seperti kalian kompak sekali.
Hapus(((Digangban##)) hujatan eleuh2 hhaahha
BalasHapusMakanya cha pelajaran moralnya adalah, jangan ceritain kelebihan sosara wanita di blog hahhaha nanti fana pada berlari ke sana soalnya hauhahha
Hmmm chrispine itu ternyata beda ya ama crispin glover yang maen jdi cowok ansos juga bekawan ama tikus
Wow sodaranya ben affleck yak yang bawah, aku kira siapa, yapi dia lebih pendek yakkkkk, hmmm i don't like short man aniway (halaaah)
Kadang emaang yang katakter gini suka bikin curi curi perhatian dari lakok menstrim kebanyakan yang serba perfect deh cha
Cha mampir juga lah ke blog film akuuuu biar kita bisa sharing2 hahhaa #modus biar dikunjungin #abis itu ditimpuk
Hahahaha iya sih, Mbak Nita. Cuman waktu itu perasaan aku nyeritain kelebihan aibnya dia deh..... Huhuhu. :(((
HapusCRISPIN GLOVER IKU SOPO, MBAK NIT..... Huhuhu aku taunya Donald GLover. Rapper, komika, sama pemain film. Salah satu suami idaman. Huahaha. Eh tapi aku tadi ada gugling Crispin Glover. Mukanya kayak yang jadi Hannibal Lecter gitu ya, Mbak?
Iya dia lebih pendek. Huehehehe. Pendek tapi imut lhoooo~ Hayooo Mbak Nita pasti tergoda kalau dia imut~ Ini aku maksain Mbak Nita gitu ya buat suka sama Casey Affleck juga. Ahahaha.
Udah beberapa hari yang lalu, Mbak Nit. Cuman gak ninggalin komentar. Kenapa ya, gara-gara keburu ada kerjaan kalau nggak salah. Huehehe. Bw-nya di kompi kantor sih. Banyak film yang aku nggak tau btw. Qu langsung merasa lemach :((((
Yaampun banyak typo saiyaa...maksudnya sosara itu sodara
BalasHapusFana itu fans hahahahah
Ahahaha iya nggak papa, Mbak Nitaaaaa~ Yuhuuuu~
HapusBelum nontooon. Kelewat banyak film bagus juga. Termasuk film pas kamu digangbang sama orang2 itu. -___-
BalasHapusTapi kalo diliat-liat dan diraba-raba, Casey ini kok kayak pernah tahu di dunia asli ya. Namanya Kresnoadi siapa gitu... *Kabur naik elang*
Yaaah sayang sekali. Jangan-jangan kamu juga belum nonton Moonlight lagi, Di. Tonton gih Moonlight, nontonnya sama temen laki-laki aja biar feelnya dapet.
HapusHAHAHAHAHA TAEQ! *lemparin Adi pake kotoran burung bulbul*
Tolong ya Gen, untuk sekali ini saya minta, kamu jangan berani-berani nawarin judi atau taruhan bola ke kakak ipar saya, Teh Nisa. Jangan ngajak yang gak bener!
BalasHapusThanks,
Adik ipar Teh Nisa
Sama kayak Haris nih, kayaknya film genre begini (apalagi yang masuk nominasi oscar) itu bukan selera gue :))
BalasHapusKemaren sempet rame di tl gue bahas si casey affleck, ternyata doi pernah main di american pie tapi gak masuk di credit title alias tak dianggap. Sedih. :'))
Halah dasar tuannya Black! Ikut-ikutan aja nih. Selera sendiri dijaga!
HapusIya dia pernah main di situ. Hahahaha. Sedih yak. Tapi sekarang udah dianggap di Oscars. Yuhuuuuu~
Sama kayak Haris dan Joga nih. Gak begitu suka film yang menang penghargaan. Kecuali, gue udah nonton duluan sebelum pengumuman. :D
BalasHapusSyukurlah komen film-film yang ada film semi dan dewasa dihapus. Takut khilaf ngeklik. :(
Robby beneran sama janda? Gue pikir itu hoax. Pantes kemarin ke kantor pos dulu. Mau cairin uang dari tante. Ehe.
Temenan sama mantan. Hmm. Kayaknya gue tau nih lagi bahas siapa. Kemarinan ada yang mensyenan mulu gitu ama mantannya. Gak apa, sih. Gue juga kalau diajak ngobrol mantan selagi itu tidak melibatkan perasaan, nyaman-nyaman aja. :)
Hahahaha. Soal selera sih, ya. Selera tiap orang kan beda-beda. Ya emang gitu sih. Ada movie blogger yang pernah nulis di blognya (atau di akun Twitter-nya, aku lupa hehe) kalau dia berharap nanti film-film yang dinominasikan di Oscars itu lebih merakyat. :D
HapusHAHAHA. Anjir banget dah komen film semi dan dewasa.
BANGKE GAJAH DUDUK. Aku nggak tau kalau itu uang dari tante. Huahahaha. Wow fakta bet.
Nggak lagi bahas siapa-siapa sih, Yogs. Hahahaha. Bukan bahas orang lain maksudnya. Aku lagi bahas diriku sendiri. Ngerasa related aja gitu sama tokoh Lee Chandler. Ya tiap orang beda-beda sih. Nggak sama satu sama lainnya dalam berinteraksi sama mantan. Sama kayak selera film. Tapi ya kalau diajak ngobrol buat keperluan apa gitu, ya aku juga nyaman-nyaman aja juga. Hehe.
TEH NISAAAAA? TEH NISAAAAAAAAAA?! HAAAAAAAAA?! PANGGILAN MACAM APA ITU APAAAAAA, AGIA ANJIIIIIR?! Itu aku kayak teh kantong bundar sarimurni aja rasanyaaaaaaaaaaaa T___T
BalasHapusSampe kelebihan kata apa HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA AGIA KAMPREEEEEET EMAAAAAAANG BIKIN ORANG NGETIK KELEBIHAN GITUUUU!
BalasHapushahahhahahaaha. icha brengsek. kebangetan banget emang!
BalasHapusgue ilang konsen gegara komentarnya agia di agen judi. kampret emang! :))
SELEN SALAH APAAAAA GAAAAAESSSS???? :(((
HapusSalahkan Agia, Mak Ben. Agia memang pemuda fantastis dari Bandung yang brengseque!
Sebagai pendukung Manchester United gua jadi penasaran sama film ini.
BalasHapusTapi lebih penasaran lagi liat adegan ena-enak si cowok dengan 2 pacar itu. Hihi..
Dan yang soal temenan sama mantan itu gua setuju banget Cha. Emang ada yang mudah, dan sulit. Gua beberapa kali kontak diblok mantan setelah putus. Alasannya aneh2. Ya gak bisa disalahin juga sih.
Nice post, anyway!
Tata anjer. Bawa-bawa Manchester United lagi. Tadinya aku juga mau nyelipin soal itu lho, Ta. Tapi aku nggak ngerti. Hahaha. Gak jadi deh.
HapusDitonton deh, Taa~ Eh tapi ena-enanya itu nggak eksplisit sih. Hahahaha. Jangan kecewa ya :p
Alhamdulillah kalau setuju. Hahaha. Mantan kamu ngelakuin itu karena takut baper lagi sama kamu kali ya. Takut gak bisa move on gitu. Kamu milih buat mikir hal yang dilakuin mantan itu gak bisa disalahin itu bagus sih. :'D
Huehehe. Makasih ya, Ta!
Temenan sama mantan emang sulit. Orang mau ngajak silaturahmi nonton Hangout malah di-PHP-in. Siapa tuh?
BalasHapusBaca e-book WIRDY, barulah tau siapa dia. :p
HAHAHAHAHAHAHAHA AKU NGAKAK HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. Selalu ada celah buat promosi e-book yea~ Alangkah baiknya kamu promosi sambil sebut nama coba, Rob~
Hapus