Yuhu! La La Land!
Lebih suka poster yang ini daripada yang official-nya, btw. |
Sebelum La La Land resmi tayang regular di Indonesia sampe akhirnya aku nonton tanggal 10 kemarin, aku punya tiga pertanyaan bagus yang nggak bakal cukup dijawab dengan jawaban “Pikirkan sendiri. Ini film Damien Chazelle, sister!”
1. Apa yang bakal Damien Chazelle lakukan pada Emma Stone dan Ryan Gosling? Lebih tepatnya, apa Damien bakal bikin dua kesayanganku itu berdarah-darah dalam mengejar impian kayak Damien memperlakukan Miles Teller di film debutnya, Whiplash?
2. Apa aku bakal suka sama film musikal cuma gara-gara nonton La La Land? Oh, cuma gara-gara di film ini ada Emma Stone?
3. Apa aku benar-benar kembarannya Emma Stone? Aku pengen ngebuktiinnya dengan nonton La Land. Ngeliat dua foto di bawah ini, aku ngerasa struktur bibir kami sama. Pertanda bahwa kami kembar! Kuasa Tuhan!
Sumber: @LaLaLand |
POSE BIBIR KAMI SAMA!
Yak, untuk yang ketiga memang bener-bener pertanyaan bagus. Bagus untuk ngebuat aku dapetin muntahan dari segala penjuru. Huhuhuhu.
Sekedar informasi, aku nggak suka film musikal. Aku masih ingat dulu Dina dengan engasnya ngerekomendasiin Pitch Perfect. Baru nonton awalnya aja, aku udah ngantuk. Film musikal terlihat aneh aja gitu. Dikit-dikit nyanyi dikit dikit nari. Ngeganggu alur cerita menurutku.
Aku juga kurang tertarik sama film bertema mengejar mimpi, karena... entahlah, menurutku tema itu terlalu klise. Sudah banyak film yang mengangkat tema macam itu. Selain itu juga biasanya ending-nya pasti standar.
Tapi La La Land mengubah pandanganku soal film musikal bertema mengejar mimpi. Aku datang ke bioskop dengan alasan pengen dapat jawaban dari tiga pertanyaanku di atas. Dan alasan aku fans berat Emma Stone. Tapi aku ngedapatin lebih dari itu. Lebih. Rasanya kayak ngedapatin hasil dari usaha yang berkepanjangan, doa yang terus dipanjatkan, dan sujud yang terus dilakukan.
La La Land adalah film musikal yang ekspresif dan natural. Trus juga indah, lucu, dan… kurang ajar.
La La Land bercerita tentang dua anak manusia bernama Mia (Emma Stone, kembaranku) dan Sebastian (Ryan Gosling, calon ayah dari anak-anakku). Mia adalah barista di coffee shop setipe dengan coffee shop yang menjual kopi seharga 38 ribu kesukaan Agia. Sedangkan Sebastian adalah pianis jazz yang memiliki kemampuan bermain piano dengan hebat layaknya mengetik 10 jari. Mereka dipertemukan dengan cara yang nggak menyenangkan. Yaitu pertama kali bertatap muka di kemacetan (scene di sini ngingatin aku sama kedekatan antara Kak Ira, kakak sepupuku dan temannya, Kak Hendra) dan di hari sialnya Sebastian.
Singkat cerita, Mia dan Sebastian mutusin buat jadian dan saling mendukung terwujudnya impian mereka satu sama lain. Akibat dicekoki film klasik oleh sang bibi sedari kecil, Mia punya mimpi menjadi aktris. Tapi sayangnya, dia selalu gagal lolos casting. Sedangkan Sebastian berimpian punya kelab sendiri di mana dia bisa memainkan jazz tradisional (emang bener gini nggak sih sebutannya?) sesuka hatinya. Sebastian ingin memperjuangkan kebangkitan musik jazz klasik (kalau klasik bener juga nggak sik?) layaknya insan yang memperjuangkan cinta sekuat tenaga. Contohnya, Agia yang memperjuangkan cinta Yuliana.
Yha, jadi hari-hari mereka berdua dipenuhi dengan usaha berkepanjangan menuju terwujudnya impian. Aku pikir La La Land cuma nyajiin soal dua sejoli yang saling membahu mengejar mimpi. Ternyata aku dikasih lebih. La La Land mengangkat soal passion dan kesulitan ekonomi juga.
Sumber: Instagram @lalaland |
La La Land bikin aku jadi penonton norak. Pas opening scene, aku dibuat refleks goyangin kaki dan badan sampe akhirnya hape yang lagi di pangkuanku jatoh. Mhuahaha. Aku sempat nyari dengan penerangan seadanya tapi nggak nemu. Yaudah aku cuekin. Nemunya pas ada telpon dari Nyonyah alias Mama.
Nggak di-silent pula. Sungguh aku tipe penonton bajingak.
Aku juga dibuat duduk tegang dan nganga lebar. BISA-BISANYA ADA ORANG MAIN SKATEBOARD DAN SEPEDAAN DI TENGAH ORANG NARI, NJIR!
Keren banget aaaaaak!
Selanjutnya, aku dimanjakan dengan adegan demi adegannya yang, bikin emosi naik turun. Aku ngakak ngeliat ekspresifnya Emma Stone, terutama pas dia lagi mengerang kesal. Aku senyam-senyum sambil geleng-geleng kepala ngeliat kelakuan Ryan Gosling. Bikin pengen komat-kamit,
“Ryan sayang, Ryan sayang! Kelakuanmu itu lho, le...”
Aku dibuat bergetar engas ngeliat kemesraan mereka, padahal nggak ada adegan panasnya. Sekedar spooning pas lagi baring bareng aja nggak ada. Aku tersuntikan semangatnya mereka dalam menyusun rencana menggapai impian.
Aku nggak nyangka aku bakal suka sama tarian mereka berdua.
Aku nggak favoritin lagi tarian yang dilakuin Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper di film Silver Linings Playbook, di mana tarian itu ada gerakan ‘duduk di muka.'
Sumber: Rorypnm |
Sumber: Instagram @lalaland |
Aku nggak favoritin lagi tarian yang dilakuin Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper di film Silver Linings Playbook, di mana tarian itu ada gerakan ‘duduk di muka.'
Dan aku ngerasa dikerjain sama Damien Chazelle. Nggak nyangka anjis. Aku lemas bangke. Mungkin buat sebagian orang –termasuk Yogaaesce bajingak- udah bisa nebak ending-nya bakal kayak gitu, tapi enggak buat aku yang polos nan lugu ini. Rasanya kayak ditusuk trus keluar di dalem padahal udah ada kesepakatan untuk... eh maksudnya ditusuk benda tumpul bernama pisang hid... eh maaf maksudnya ditusuk benda tajam yaitu pisau. Sakit.
Yak. Pertanyaan bagus nomor 1 dan 2 udah terjawab dengan sempurna. Pertanyaan nomor 3 bodo mamad deh. Yang penting, Damien memperlakukan Emma Stone dan Ryan Gosling dengan nggak terduga, dan aku suka! Aku suka La La Land!
Sumber: Google Image |
Meminjam istilah dari Kak Hendra, La La Land memberikan sensasi eyegasm, selain tentu aja sensasi eargasm (karena ost-nya pada keren semua anjir. Apalagi yang A Lovely Night dan Another Day of Sun!). Sinematografinya santap jiwa! Dress-nya Emma Stone juga santap jiwa anjir. Emma Stone adalah eyegasm sesungguhnya! Kulitnya putih mulus. Itu orang minumnya so klin pemutih kali ya? Putih banget!
Aktingnya juga jadi eyegasm. Seperti biasa, Emma Stone berakting natural dan total. Saat dia ketawa lepas. Saat dia mau duduk trus nyaris jatoh. Saat dia bosan sama satu keadaan.....
THAT’S WHY I LOVE HER!
Aku juga suka gigitin pulpen kayak gini, btw. Sumber: Google Image |
Gagalnya dia dari satu casting ke casting lain ngingatin aku sama aku yang dulu. Aku yang pernah ikut ekskul teater tapi nggak bisa akting. Huhu. Nggak terlalu berkesan memang.
Yang berkesan mungkin kalau gagalnya Mia diibaratin sama gagalnya para penulis yang nggak lolos nerbitin buku. Baru-baru ini ada Robby, adik kecil kita, dapat kabar kalau naskahnya not quite my tempo. Eh maaf. Itu kalimat dari film sebelah, Whiplash. Yang diucapin om-om botak diperankan J.K. Simmons.
Maksudnya naskahnya Robby belum dapat kesempatan untuk terbit. Huhuhu. Robby harus semangat kayak Mia! Coba terus sampe penerbitan jebol! Sumanget sing giet!
Trus kalau Ryan Gosling.... dia bikin karakter Sebastian itu jadi kelihatan jahil dan bajingak. Gemesin! Dia juga manis dan hangat. Aku suka setiap dialog klise yang dia ucapkan macam, “I’m always gonna love you too," jadi terdengar romantis dan menghangatkan suhu tubuh karena suara khasnya dan tatapan mata sayunya.
Aku suka ngeliat muka bermaknanya pas dia lagi ngerjain hal yang nggak dia suka.
Sumber: Google Image |
Nah, itu mengangkat soal passion.
Kita susah buat ngelakuin sesuatu yang bukan passion. Itu yang dibuktiin karakter Sebastian. Kalau lagi ngelakuin sesuatu yang nggak dia suka, misalnya bawain lagu Natal atau ‘jazz komersil’, mukanya kayak kepaksa gitu. Beda pas dia ngelakuin yang dia suka, yaitu mainin musik jazz tradisional. Dia semangat dan mainnya dari hati banget. Ada perbedaan yang kentara. Padahal itu sama-sama musik jazz.
Menurutku itu mirip kayak misalnya kita suka nulis, nulis review film misalnya. Trus kita gabung di grup blogger tutorial. Lalu grup itu mengharuskan anggotanya buat nulis tutorial dan katanya bisa page one juga bisa mendulang receh 3.800 dollar. Nggak sesuai passion membuat nulis jadi kerasa terpaksa walaupun diimingi-imingi dua keuntungan itu. Nulisnya nggak seniat waktu nulis review. Padahal nulis review film sama nulis tutorial itu sama-sama nulis.
Ya. Wajar jika La La Land menggondol 7 penghargaan dari 7 nominasi di Golden Globe Awards 2017 beberapa waktu lalu.
Akting para pemainnya, sinematografinya, original soundtrack-nya, alur ceritanya yang meskipun kata Yogaesce biasa aja (dan aku setuju, tumben dia bener) tapi dikemas dengan apik, membuat La La Land jadi setamak itu. La La Land punya pesona layaknya don juan yang bisa dengan mudahnya menaklukan hati penontonnya, khususnya hati perempuan rapuh macam aku. Dari sekian banyak hal bagus yang ada pada La La Land, hal yang paling aku suka yaitu makna filmnya.
Realistis! Satu kata yang tepat buat La La Land. Sama kayak Whiplash. La La Land dan Whiplash seolah ngasih tau kalau dalam mengejar mimpi, kita nggak cuma butuh perjuangan, tapi juga pengorbanan. Hidup nggak selalu berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Life is never flat. Hidup ini keras! Kita harus tegak berdiri seperti ‘adik kecil’ kaum lelaki yang biasanya bersemangat di pagi hari habis bangun tidur.
Kalau kata Bang Haris, itu karena sudah ada surga, tempat di mana kita bisa ngedapatin apapun yang kita mau. Semuanya. Makanya di dunia kita nggak bisa ngedapatin semua yang kita mau.
Menurutku, kita butuh film-film realistis macam La La Land. Ditambah Whiplash, You Are The Apple of My Eye, 500 Days of Summer, Blue Valentine, Like Crazy. Film-film yang nggak nyajiin kemustahilan yang biasanya kita temui di drama-drama Korea.
Aku jadi ngebayangin kemustahilan kayak... tinggal di suatu tempat. Kalau Mia dan Sebastian berada di La La Land, aku berada di Ha Ha Land. Ngahahahaha. Apaan sih itu bangke.
Ngg... jadi Ha Ha Land itu adalah tempat di mana aku bisa menertawakan apa aja. Apapun yang terjadi, dibawa ketawa. Dibawa santai aja.
Tempat di mana aku nggak menari lincah dan menyanyikan lagu-lagu jazz kayak Mia dan Sebastian, tapi nyanyiin lagu-lagu yang biasanya ditertawakan kayak lagu Panjat Sosial-nya Roy Ricardo ft Lula Lahfah & Gaga Muhammad, Candu-nya Awkarin, dan Yeezy Gue Udah Siap-nya Kemal Palevi. Trus liriknya diganti, diparodiin, dan menimbulkan reflek tawa yang menggelitik.
Dan yang jelas, Ha Ha Land adalah tempat yang mengajarkan bahwa, walaupun misalnya impianku nggak terwujud, atau aku nggak ditakdirkan bersama dengan orang yang aku sayang, aku harus tetap.... tertawa. Trus sambil mengumpat,
"Hidup ini... cukup lucu!"
38 komentar
Gue liat-liat di twitter banyak yang ngomongin film ini deh. Cukup menarik sih memang. Tapi gue lebih tertarik sama bibir yang menjulang di postingan ini. HAHA
BalasHapusBang nyol
HapusSi ica kan mw bikin haha land
Kita bikin yuk ki qi land
Di ki qi land tu adalah tempat dimana kita bisa berdua selamanya dan hidup bahagia
Iya. Sampe ada yang bilang kalau La La Land ini film baper netizen awal 2017. Ngahahaha.
Hapus((BIBIR MENJULANG)) :((((((
GAESSS!!! BANG NIKI SUDAH TAK TAHAN!!! BANG NIKI INGIN SEGERA DIKAWINI!!!!!
Hapusgue nonton sama sekali gak baca sinopsisnya, cuma gara2 penasaran kok bisa film ini banyak dapet penghargaan, pas si emma stone-nya kenalin diri namanya Mia, anjir malah kebayang nama panjangnya Mia Khalifa :((
BalasHapuspas nonton film ini alurnya ngingetin sama film one day, (sama2 ngejar mimpi masing-masing), pas scene Seb main piano di cafe lalu dipecat, keinget scene film Whiplash (gue baru sadar kalo directornya sama, ya? pemainnya yang botak juga sama si J.K Simon)
endingnya ketebak soalnya udah sering nonton film dengan premis sejenis (ngejar mimpi) dan endingnya biasanya mirip mirip. tapi emang sih bagus ini mah filmnya. bawaannya pengin mengayomi emma stone saja.
Ohahaha. Gils. Jadi kamu hanya berpedoman pada rasa penasaran gitu ya, Yogs? Hmm. Mirip-mirip pas lagi ngedeketin cewek. Dasar naluri Gemini bajingak!
HapusAPA-APAAN SEGALA MIA KHALIFA?! Bangke. Cukup aku aja yang kamu nodai dengan nama belakang Khalifa. Kembaranku jangan.
Aku belum nonton One Day. Huhuhu. Iya, aku juga keingat scene di film Whiplash. Gara-gara si botak labil itu. Ternyata di La La Land, dia perannya juga galak. Ngahahaha. Iya, Yogs. Director-nya sama.
Enak banget bisa nebak ending-nya, Yogs. Jadi nggak shock kayak aku. Huhuhu. Jingan! Mengayomi! Emma Stone nggak boleh diayomi (ini bener nggak sih?) sama Gemini bajingak. Nggak boleh.
Yap nambah lagi tulisan yang bikin pengen cepet-cepet bangun XXI di Pekalongan. Di PEKALONGAN ADANYA FILM INDOOO :(((
BalasHapusApa perlu ke Semarang cuma buat nonton La La Land terus balik lagi Cha. Huhu.
Makin penasaran. Itu pose bibirnya makasih lho Cha bikin ketawa siang-siang. Mirip banget, iya mirip. Haha.
HUHUHUHUHU SABAR YA BUAT FARIH. Moga aja di Pekalongan, La La Land juga ditayangkan, ya :')
HapusGils! Totalitas banget kalau kayak gitu, Rih. Ngahahaha. Kalau nggak gitu jauh, ya kayaknya nggak papa sih. Jangan nonton sendirian. Cewek tomboy nangis sendirian di bioskop kan nggak lucu... Nggak ada yang ngapusin air mata atau ngacak-ngacak poni. Mhuahahaha.
INI NGOMONG MIRIPNYA IKHLAS NGGAK NIH? ANJIR FARIH. PUAS KAMU YA NGETAWAIN POSE BIBIR ITUUUU. :((((
Chaaaaaaaa kenapa buka aib di kolom komentar yang ramai ini??? :((((((((
HapusHAHAHAHAHAHA
Kujuga gaterlalu suka sama film musikal, kalo yg smei kayak bollywood, bolehlah. xD
BalasHapusTapi ini La La Land udah ngehype banget, ampe dapet 7 penghargaan, jadi penasaraaaaannn.
Kayaknya Ha Ha Land itu udah kamu tempati deh, CHa. Bumi. Semuanya tergantung tindakannya atau menyikapi yg terjadi aja. mau ketawa walo gagal juga silakan. gak ada yang ngelarang~
Tossss! Suka film Bollywood yang mana, Haw? Sebut jogetan!
HapusIya bener. Diomongin para netizen. Maka pas bener dapat penghargaannya itu 7 biji. Angka favoritku. Mhuahaha. Yuks ditonton sama Non TA~
Yak. Bener. Duh anjir nggak kepikiran menganalogikan kayak gitu, Haw. Berarti aku nggak hidup sama satu orang aja di Ha Ha Land itu ya, Haw. Tapi sama banyak orang. Dan semua orang jadinya hidup di Ha Ha Land. Aku, kamu, dia, kita, semuanya bebas ketawa walaupun hidup nggak sejalan dengan impian. :D
yang atas ada hidung'a kok yang bawah gak ada hidung'a yah?? hahahahaha :v
BalasHapusCie yang udah pke TDL
PASTI DEH INI ANAK NGATAIN SOAL HIDUNG MULU. -__-
HapusIya. Mhuehehehe. Kemana aja kamu? Baru nongol si Chisanak anjir.
Buahahaha bukan ngatain Cha, cuma ngasih tau aja kalo idung'a beda :v
HapusBiasa Cha lgi sibuk. Sibuk pacaran huhahaha :v
Lagi enak2 dikasih foto Emma Stone eh di bawahnya ada foto Emma Pengen Naik Haji. :(
BalasHapusIni film baguuus! Suka sama caranya Chazelle mainin lampu. Kayaknya bakal jadi film pertama yg nonton dua kali di bioskop. Muahahaha.
Eh spooning itu apa sih?
Nyendok. Meluk gitu, Di.
HapusEMMA INGIN NAIK HAJI! BANGSEEEEET!
HapusYUHUUUU~ Seneng deh. Iya. Chazelle yang terbaik lah. Bajilak. Sampe mau nonton dua kali? GIls. Tapi filmnya emang pantas sih ditonton dua kali. Bikin ketagihan ngeliat chemistry antara Emma Stone sama Ryan Gosling-nya.
Ahahahaha. Sudah dijawab dua Yoga Gemini bajingak ya, Di. Satunya di komen ini, satunya di Twitter. :D
Bagus yak? Pengin. Tapi, hm... nggak sempet nonton kayaknya dah ini. Ada prioritas lain. Buat jajan kuota aja masih bingung, apalagi nonton bioskop. Kalau seorang filsuf bilang, mending duitnya buat makan sambil nonton TV. Ini tuh Indonesia, Sister!
BalasHapusMungkin maksudmu musik folks kali, ya? Folks jazz? :/
Ha Ha Land adalah tempat di mana refleks tawa selalu hadir di saat gibahin orang. :))
Lebih dari kata bagus kalau menurutku aku mah. Ahahaha. Iya, Yog. Prioritasin aja yang lebih penting. Lagian nggak ada Darma juga di Indonesia. Aku tau, kamu pasti ketagihan kan nonton berdua Darma. Kenangan waktu nonton Civil War (eh iya kan Civil War, Yog?) dan Munafik masih membekas.
HapusEntahlah. Kayaknya bukan folks. Perasaan nggak ada nyebutin kata folks itu si sayangku. Si Ryan Gosling.
Bajingaaaaak. Apalagi kalau tempatnya isinya batangan semua. Reflek tawa plus kata-kata kotor keluar tanpa sungkan ya, Yog. Mhuahahaha.
pertanyaan ketiga paling absurd kayaknya. ha ha land
BalasHapustapi nekat juga pose bibir kayak gitu. hehe
Iya. Hehe. Maaf untuk keabsurdan itu.
Hapus((NEKAT))
Itu pujian atau hinaan atau gimana? Udah kayak panjat tebing tanpa tali pengaman aja dikata nekat. Huahahaha. Mas Jejen lucu ya. :(
Mantap bener dah! Ini pesannya bener-bener kayak lagi ngebisikin aku, "Semangat, Rob! Masih banyak gadis SMA di Facebok buat diajak kenalan."
BalasHapusIni film rame banget di timeline. Sebagai netizen yang jarang nonton film, aku masih mau lanjutin Descendants of the Sun.
Hueheheehehehe. Iya, semangat ya adik kecil kebanggaan kita semua. Dan masih banyak juga kokjanda kaya raya di Facebook buat diajak kenalan. Tinggal pertahankan aja cita rasa mahasiswa semester 5-mu, Rob.
HapusBener, memang rame. Kayak mau saingan sama twit-twit soal politik. Bajingaaaaaak. Susah emang anak DraKor. :D
Kamu jangan macam-macam dengan Pitch Perfect, ya! Itu film favoritku!
BalasHapusEverybody loves La La Land! Walaupun mirip film India dalam kemasan hollywood, tapi film ini sukses bikin penonton ingin ketawa, ingin nangis, ingin nyanyi, ingin nari, ingin ini, ingin itu, banyak sekali.
Selain scoring dan soundtrack yang eyegasm, akting Mas Ryan dan Mbak Emma memang mumpuni. Totalitas. Setuju kalau chemistry Jennifer Lawrence dan Bradly Cooper di SLP kebanting.
Intinya, La La Land bagus dengan caranya sendiri. Mengembalikan hakikat sebuah film yang sejatinya memang untuk dinikmati sebagai hiburan.
Oh, satu lagi, aku suka semua adegan nyanyi di film ini. Apalagi semuanya disorot secara long take. *sembah sutradanya*
Whiplash was good, but La La Land is masterpiece!
Maksudnya eargasm. -_-
HapusIni komen yang membahagiakan! Walaupun diawali dengan ancaman soal film Pitch Perfect. Huhuhu.
HapusSetujuuuuu! Ternyata La La Land bisa dinikmati orang-orang yang nggak hobi nonton film musikal. Ya, lagi-lagi setuju. La La Land bikin kita punya banyak keinginan. Udah kayak Nobita yang minta macam-macam ke Doraemon.
Yap. Dua-duanya keren. Mas Ryan sampe belajar main piano selama (kalau nggak salah) tiga bulan demi film ini. Mbak Emma seperti biasa, mengerahkan segala kemampuan aktingnya. Dia berakting nggak setengah-setengah. Bahkan nggak disangka-sangka, ternyata dia bisa nari. Walaupun narinya nggak luwes-luwes banget, tapi masih sedap dipandang.
Yang JLaw dan Bradley Cooper itu, padahal aku udah yakin, nggak ada tarian yang lebih bajingak daripada tarian mereka. Tarian yang seenggaknya dilakuin sama bukan penari beneran di film. Eh ternyata ada tarian dari Ryan-Emma. Bajingak!
Hidup Damien Chazelle!!!!! Yeaaaah!!!!
Masterpiece! La La Land santap soul!
Baru kali ini aku berkunjung ke blognya Icha kata-katanya bersih. Gak ada blue material. Gue amati dari awal sampai akhir lolos dari kata-kata yang uhuk.. bikin cowok mikir dua kali. Oke itu aja
BalasHapusAh masa sih, Zis? Coba dibaca lagi. Jangan mudah menilai. :))
HapusYa Allah lagi-lagi tulisan tentang yuliana disebar. Dasar bajingaaaak!!!
BalasHapusSebenernya udah baca postingan ini, tapi baru sempet komen nih, Icha kakak iparku. Eh bentar, mau nanya. Emma stone ini pemeran spiderman kan, ya? Hmm si cantik. Aku belom nonton film ini, dan kayaknya gak akan nonton di bioskop. Nunggu downloadan aja ah. ha ha.
Jadi, kamu mau sama siapa nih menempati Ha Ha Land nya? Aku tahu! Pasti sama si........... Zai?
Aduh, salah.
MHUAHAHAHAHAHAHAHAHA! Tulisan dari blogger fantastis itu akan selalu disebar, Agia. Selalu dikenang. Abadi selamanya.
HapusIya bener. Dia yang jadi Gwen Stacy, Agia adik ipar bajingakku. Hooh, nggak usah ditonton di bioskop. Ntar kamu review-nya pake foto Ilham dagu lagi. Ngezelin! Huhuhuhu.
BAJINGAAAAAAAAAAK! JADI CERITANYA KAMU BALAS DENDAM NIH, AGIA?! DASAR YULIANA ISTRINYA YULIANTOOOO!!!!!
Setelah High School Musical yang ada abang Zac Efron, sepertinya akan jatuh cinta sama film La La Land ini.
BalasHapusWahahaha masih belum nonton. kumasih bingung mau nonton sama siapa.
:D
Akan jatuh cinta deh. Semoga. Btw sekarang udah nonton nggak, Kar? Sama siapa? :D
HapusPertama tama aku suka template Icha yang baru. Bagus dan simple!
BalasHapusBerasa udah lama gak main kesini jadi PANGLING!
Kedua.. aku makin suka sama review film nya ichak! ngak ngebosenin. Tapi bikin awak jadi mupeng banget pengen nonton film ini. Abis semua orang bilang bagus banget dan aku belum nonton karena gaada temen buat nonton huahaa. Nasib LDR.
Tapi yah. emang ya emma stone cantik banget dan ryan gosling coolnya kurang ajar. Cool tapi bikin badan ini panas dingin. *eah
Dan kamu.. kok bisa sih nulis review sepanjang ini ca? Salut aja wkwk. Ajarin bikin sesuatu jadi panjang gitu dong cha *eh gimana.
Huehehehe. Makasih berat ya, Laili. Ini dirapiin sama salah satu temen blogger namanya Jung Jawa. Pujiannya buat dia jadinya~
HapusAlhamdulillah. Padahal bertele-tele gitu menurutku. Nah coba nonton sama temen kerja or temen kuliah aja, Li :D
THAT'S RIIIIIGHT!!! Emma Stone cantik banget njir. Putih banget. Emma-Ryan itu pasangan yang terbaigh!
Mhuahaha. Emang dasar aku nggak puas nulis pendek. Panjang apaneh maksudnya? Hmmm Laili nackal!
Setuju kalau film ini bikin eyegasm! Suka sama semua yang ditampilin film ini. Beberapa scene juga bikin ketawa. Ya nggak sih?
BalasHapusScene terfavorit adalah scene ending film ini. Pas Mia keluar dari seb's sambil senyum ke sebastian. Seakan bilang kalau masa lalu hanya patut disenyumin aja. Yhaa.
Yap! Bener banget, Rizka. Eh bener kan panggilannya Rizka? Iya tuh. Kelakuannya Emma Stone sama Ryan Gosling nggak dijaga. Mereka lucuuuu~
HapusHoooh. Itu scene yang emosional :') Mirip-mirip You Are The Apple of My Eye gitu kan ya :')
Ini salah satu film yg harus aku nonton langsung dibioskop!
BalasHapusKata orang nggk lengkap rasanya klo cuman dtonton lwat layar komputer.
Bdw, tulisan ini udah lama aku baca, cuman baru sempet aku komen skarang cha', ngoahaha
Siapapun yang bilang, dia bener banget, Rey. Rata-rata temanku pada nonton bukan langsung di bioskop. Dan mereka nggak seengas aku. Tapi entahlah, apa kembali lagi ke selera atau gimana. :D
HapusIya nggak papa, Rey. Wajar, omahasiswa arsitek sibuk sepertimu baru sempat komen sekarang di postingan orang lain.