Nggak Cuma Butuh Passion Buat Beli Mansion
- 21.29
- By Icha Hairunnisa
- 79 Comments
Passion dan mansion. Dua kata yang beda pengertiannya, tapi punya dua kesamaan.
Satu, sama, atau lebih tepatnya mirip dalam pengucapan. Kedua, sama-sama jadi bahan buat diceritain panjang lebar.
Bedanya, kalau dari kata mansion, dengan mudahnya aku bisa cerita tentang betapa penasarannya aku sama Playboy Mansion. Rumah besar kepunyaan Hugh Hefner, pendiri majalah dewasa Playboy. Rumah yang sering diadakan pesta enak-enak antara Bos besar Playboy dengan para wanita Playboy.
Sedangkan kalau passion, aku ngerasa kesulitan buat nulis soal itu.
Sampai akhirnya aku keranjingan nonton The Voice Indonesia, lalu keingat sama The Voice USA yang coach-nya ada Adam Levine. Trus baca blog Yomamen.com yang membahas soal passion. Lalu barusan ngebaca postingan Bayu Rohmantika Yamin, yang berjudul Mari Membuat Sebuah Karya, Make Something! Dan aku ingat kalau sebulan yang lalu, aku nonton film Big Eyes.
Hal-hal itu seolah jadi pendorong buat aku nulis ini.
Ya, setiap orang pasti punya passion. Passion dan berkarya di bidang apapun, yang seperti ditulis Bayu. Menulis, membuat film, bermusik, Merancang bangunan, pakaian. Fotografi. Memasak. Dan kebanyakan orang berkarya dari passion-nya.
Tapi, nggak semua orang yang bisa mewujudkan sesuatu dari passion-nya. Nggak semua orang bisa jadi 'seseorang' karena mengikuti passion-nya.
Contohnya aku.
Acara The Voice Indonesia ngingatin kalau aku punya passion di bidang tarik suara. Aku suka nyanyi. Suka banget. Kak Dayah yang ngenalin aku sama musik waktu SD, pas dia lagi ngefans banget sama Christina Aguilera. Lagu I Turn To You jadi gerbang menuju impian buat jadi penyanyi.
Pas SMP, aku sempat ikut paduan suara. Tapi itu nggak berlangsung lama karena seringnya aku absen latihan, akibat sakit. Waktu SMP aku memang sakit-sakitan, tapi untungnya waktu itu belum kenal sakit hati karena lelaki.
Waktu SMK, aku keranjingan nonton The Voice USA. Selain karena coach-nya ada Adam Levine, juga karena aku suka sama konsep ajang pencarian bakat itu. Ada blind audition yang ngebuat para coach-nya hanya fokus ke suara. Yang diandalkan benar-benar suara. Cocok buat aku yang nggak pedean sama penampilan, terutama sama ukuran dadaku yang bukan 34B.
Tapi aku nggak punya suara yang bagus. Suka nyanyi, tapi nggak bisa nyanyi. Waktu nyanyi lagunya Whitney Houston di kelas pas istirahat, Ariesta, teman sebangkuku, ngehampirin aku dengan panik,
“Icha, kamu kenapa? Cerita sama aku!”
Aku yang sedari tadi nyanyi sambil mejemin mata, kaget pas buka mata dan ngeliat Ariesta lagi guncang-guncangin bahuku.
“Hah? Apaan, Ta?” Tanyaku sambil melepas earphone.
“Kamu itu loh, kenapa nangis?”
Aku yang tambah bingung, untungnya langsung ngeh dan ngejelasin kalau daritadi aku nyanyi, bukannya nangis. Habis itu Ariesta langsung ngakak.
Sialan. Segitu jeleknya suaraku sampe bikin salah paham.
Tapi memang iya sih, suaraku jelek banget. Tiap karaokean, aku suka ngakak sendiri ngedengar suaraku yang kalau nyanyiin lagu mellow atau ballad, kayak orang lagi nangis. Getar-getar sesenggukan gitu. Beda pas nyanyi sendiri pake earphone. Apalagi nyanyi di kamar mandi, suara kedengaran merdu dan powerful.
Fix. Aku nggak bisa nyanyi. Bisanya mendesah doang. Itu juga kayak lenguhan sapi.
Tapi pas tau kalau passion-ku bisa dialihkan ke rapping, aku kembali mutusin buat ngehidupin passion-ku.
Berawal dari iseng ikut komunitas hip-hop di Samarinda. Trus jadi suka Eminem, diam-diam aku pengen jadi rapper. Untuk jadi seorang rapper, kayaknya nggak perlu suara bagus. Aku tetap bisa nyanyi. Dan kayaknya masih jarang ada rapper cewek.
Cuman sayang, aku nggak bisa punya flow (jenis suara) pas lagi ngerap. Jadi pas nyanyiin lagu rap, bukan kayak ngerap, tapi kayak baca shalawat dalam tempo cepat.
Pas belajar beatbox pun, aku juga nggak bisa. Dari dulu sampe sekarang cuma bisanya mentok di B, T dari teknik dasar B, T, K. Yang ngedengerin aku nge-beatbox juga ikutan B T. Alias bete, karena ngeliatin air liur nyembar-nyembur dari mulut.
HUHUHUHU.
Selain bidang tarik suara, aku juga punya passion yang lain. Yaitu akting. Aku suka nonton film, dan selalu merhatiin para pemainnya. Juga ngebayangin kalau seandainya aku yang memerankan peran di film itu.
Passion-ku itu aku salurkan dengan ikut teater.
Selama ikut teater, aku ngerasa senang banget. Aku suka dengan kegiatan menghapal dialog dan memainkan peran dari yang serius sampe yang konyol.
Alhamdulillah, akhirnya aku punya bakat juga.
Sampe akhirnya pas udah kelas dua, punya anggota baru, yaitu para adek kelas. Waktu latihan teater, para kakak kelas dipasangkan sama adek kelas buat mainin satu adegan. Kami memainkan adegan pertengkaran antara Ibu dan anak. Sudah kuduga, aku yang jadi Ibunya.
Tapi nggak kuduga, ternyata pas lagi beradegan marah-marah, aku malah dimarahin sama adek kelas itu.
“Kak! Yang sangar dong! Muka Kakak kok lucu gitu sih? Aku nggak kuat, Kak. HAHAHAAHA.”
Dan si adek kelas itu ujung-ujungnya malah ketawa ngakak. Alhasil, kami tukeran peran. Dia yang jadi Ibu, aku yang berperan jadi anak, lagi diomelin sama Ibunya.
Aku pengen nangis rasanya. Udah diketawain adek kelas, diomelin sama dia lagi. Walaupun itu cuma akting.
Waktu pas disuruh Bu Ida, guru Seni Budaya, buat mendeklamasikan puisi ujian praktek Bahasa Indonesia anak kelas tiga, aku semakin yakin kalau aku nggak bisa akting antagonis. Puisinya tentang perjuangan para pahlawan. Mengharuskanku ngebawainnya dengan berapi-api, dengan amarah, dengan suara lantang. Pas latihan,
“Nisa, suara kamu memang melankolis gitu ya? Marah, Nis. Marah. Yang membara baca puisinya!”
Waktu itu aku down banget. Ditambah lagi setiap mau pertunjukan teater, aku selalu dapat peran yang karakternya nggak jauh-jauh dari karakterku. Kalau nggak jadi anak-anak, jadi tante-tante, atau jadi orang gila. Aku ngerasa nggak punya bakat di bidang akting.
Seolah nggak kapok, aku ngerasa punya passion lain. Yaitu di bidang menulis. Aku salurkan lewat catatan Facebook. Lalu akhirnya punya blog.
Sejauh ini menyenangkan. Banyak manfaat yang aku dapatin selama mengikuti passion-ku yang satu ini. Tapi entah kenapa aku jadi sadar, kalau lagi-lagi passion cuma sekedar passion. Aku nggak berbakat di bidang menulis.
Aku nggak punya sesuatu yang bisa aku banggain dari tulisanku. Nggak bisa nulis komedi yang bisa bikin ketawa, atau nulis puisi yang bisa bikin orang tersentuh hatinya. Aku juga nggak ngebagiin ilmu apa-apa dari tulisanku. Yang aku bisa lakuin, cuma nuangin apa yang ada di kepala, biar nggak cuma aku aja yang ngerasain. Jenis passion yang kelihatan egois.
Dan itu kayaknya mempengaruhiku buat nggak semangat nyari kerjaan baru. Banyak yang nyaranin kalau aku mau cari kerja, baiknya sesuai passion. Tapi sekarang aku bingung. Aku sendiri udah nyerah sama passion-ku itu. Passion is bullshit, kalau kata Haw.
Sekarang, aku ngerasa kalau aku benar-benar bukan siapa-siapa, karena aku nggak bisa ngelakuin apa-apa. Bahkan untuk disebut seseorang pun, kayaknya kebagusan. Sebuah mungkin ya.
Tapi sesuai yang aku bilang di awal, ada empat hal yang bikin aku jadi pengen nulis postingan ini. Dan hal-hal itu juga ngebuka pikiranku akan arti passion sebenarnya.
Yomamen.com menuliskan kalau passion bukan satu-satunya bahan baku dalam kesuksesan. Nggak berarti setiap keputusan dalam hidup, berkaitan erat dengan passion. Dan kalau kita nggak bisa sukses dari passion kita, bukan berarti kita bener-bener nggak bisa sukses.
Seperti Walter Keane di film Big Eyes. Dia punya passion di bidang melukis, tapi nggak punya bakat. Lalu bisanya cuma ngakuin karya orang kalau itu karyanya. Karya Margaret, istrinya, jadi korban kelicikannya.
Margaret punya passion di bidang yang sama, punya bakat yang luar biasa. Tapi kepribadiannya yang tertutup, pendiam, takut mencoba mengenalkan lukisannya pada dunia, ngebuat dia nggak sukses, dan malah suaminya yang sukses.
Hal itu bikin aku mikir, passion memang benar-benar bukan satu-satunya. Kita juga butuh bakat dan kerja keras. Kita butuh tindakan. Kalau hanya mengandalkan salah satunya, kita nggak bisa jadi apa-apa.
Mungkin kalau aku mau kerja keras, mau bertindak lebih jauh, aku bisa jadi penyanyi, rapper, atau beatboxer. Mungkin aja aku bisa jadi aktris sekelas Meryl Streep. Atau mungkin jadi sutradara film thriller psikologi, atau drama erotis.
Mungkin tulisan ini bisa jadi motivasi buat diriku sendiri agar tetap nulis. Mungkin aku memang nggak bisa nulis kayak kebanyakan orang.
Dulu aku sempat berpikiran, kalau lebih baik takut hantu daripada takut jadi diri sendiri. Tapi akhirnya aku takut dua-duanya juga. Dan sekarang aku nyoba buat kembali takut sama yang pertama, ditambah sama takut telat datang bulan.
Karena benar apa yang dibilang Bayu di postingannya,
“Yakinlah bahwa hasil tulisan kalian pasti membuat perbedaan, setidaknya untuk diri sendiri. Jadi, berbanggalah menjadi seorang blogger.”
Dan mungkin, tulisan ini bisa jadi motivasi buat aku, atau siapapun, buat cari kerja. Buat dapat penghasilan yang banyak trus punya mansion juga kayak Hugh Hefner. Buat lepas dari rasa terlalu nyaman di rumah terus-terusan.
Dan lepas dari pemikiran nggak punya apa-apa buat ditonjolkan, selain dada.
79 komentar
Lagi gundah gulana aja bisa nulis postingan ya Cha. Memang suhu blogger kau. Hahaha.
BalasHapusUdah Cha, istirahat dulu gak usah kerja. Jadi tukang ojeknya adek kan gak papa, nyenengin adek. HAHAHA.
Kerja di passion kita emang enak cha. Tapi kerja di luar passion jadi tantangan juga yang kadang bikin kita penasaran dan betah di dalamnya. Cemungudh Chaaa! \=D/
Iya nih, aku tuangin di blog biar lega. Ah Farih, aku sih suhu 39 derajat Celcius kali. Demam tinggi :D
HapusNah iya, mungkin aku disuruh ngojekin dia dulu kali ya. Lumayan lah bikin adek senang. Sekalian cuci mata juga ngeliat berondong di kampusnya. Huahahahahaha.
Bener banget, Rih. Mau sesuai passion atau nggak ya nggak jadi masalah ya. Okesip anak 1999. Makasih yaaaa! :*
Seneng dund dimarahin sama adek kelas
BalasHapusAdek kelasnya pasti orang baik tuh
Terus neng mau jadi apa nih? Mending jadi ibu rumah tangga ja neng
Kalo tangganya gada minjem sama tetangga
Aduh abang barusan komen apaan ya?
Senang banget, Bang Nik. Hatiku berbunga-bunga dibuatnya. Bang Nik mau aku marahin?
HapusIya aku mau jadi ibu rumah tangga ya, berumah tangganya sama Bang Adam Levine tapi.
Bang Nik :((((((((
Tulisannya menghibur sama ada yang bikin ngakak juga. Apalagi yang perannya jadi, tapi yang marah balik malah yang berperan sebagai anak.
BalasHapusHuehehe. Berarti aku bisa jadi wanita penghibur ya, Mas? Eh maksudnya tulisanku bisa menghibur juga ya. Makasih :D
HapusIya, bener. Untuk menghasilkan sesuatu yang 'woah' butuh niat, kemampuan, kerja keras, dll, bukannya hanya mengandalkan passion atau satu aspek aja. Aku kadang lebih mengandalkan passion, padahal udah tau kalo aku sama sekali gak berbakat dalam bidang itu. Duh~
BalasHapusKalo menurut aku, kamu punya sesuatu (bahkan lebih ) yang bisa dibagikan ke pembaca. Buktinya tulisan kamu tentang review film bikin aku jadi terinspirasi buat download film-filmnya huahahah, postingan di blog kamu selalu menghibur dan punya 'pesan moral didalemnya. Secara gak langsung beberapa tulisan kamu juga menambah pengetahuanku tentang 18+ (?) *eh maap :3
Jangan pernah berpikir kalau kamu gak punya apa-apa yang bisa di andalkan karena aku yakin semua manusia itu punya kelebihan masing-masing ! Tetep Semangattt, cha. \ :D /
Iya, Nov. Biar hasilnya wow, usahanya juga harus wow ya. Semuanya dikerahkan. Kita samaaaa. Tapi sekarang jadi sadar kalau itu buat kita senang, bahagia, kayaknya nggak masalah deh mau berbakat apa enggak. Iya bener nggak itu, Nov? :D
HapusAlhamdulillah. Aku nggak nyangka ternyata ada yang mau download gara-gara baca tulisanku soal film :D Huahaha makasih ya, Nov. Kamu bikin aku senyam-senyum gemes-gemes remaja. Nggg 18+. Bahahahaha. Aku yang harusnya ngomong maaf, Nov. Maaf kalau selipan 18+ itu bikin kamu istigfar :'D
Oke sip. Siaaaap. Terima kasih banyak. Kamu juga semangat ya! \:D/
Well, mimpi apa gua semalem ya, pas mampir ke blog lo, ada nama gua kepampang haha. Icha, this article really made my day. Thank you so much :D
BalasHapusGua juga penasaran sama Playboy Mansion-nya Hugh Hefner hehe :p
Film Big Eyes keren tuh, gua juga suka. Betapa sebuah ketenaran bisa didapet dari cara-cara yang tidak etis, dan ngegambarin betapa originalitas sangat penting saat kita ngomongin karya seni. Aktingnya Amy Adams juga oke (dia menang Golden Globe untuk aktingnya di film ini, luar biasa).
Semua orang punya passion kok Cha, hanya aja berbeda-beda waktu temuannya. Ada yang dari kecil udah nunjukkin kecintaannya pada suatu hal dan tekun, jadilah dia berhasil di bidang tersebut (contoh yang masih fresh: Joey Alexander, sang pianis yang udah dapet dua nominasi Grammy Award di usia yang masih belia), ada yang pas dewasa baru nemu passion-nya. Kalo yang belom nemu, mereka hanya belum sadar aja. Passion lo menulis, Cha. Kalo ngga, lo ngga akan terus ngeblog. Mungkin lo bisa bilang cuma nuangin apa yang ada di kepala, tapi yakin deh, kalo misalnya lo disuruh "nuangin opini sehari-hari" dan ditandingin sama orang yang passion-nya bukan di dunia menulis, gua yakin lo akan menang. Lawan lo belom tentu bisa ngehasilin tulisan "opini sehari-hari" selancar yang selama ini lo tulis. :)
Masalah bakat dan kerja kerja keras, ya, gua setuju bahwa hal itu dibutuhkan untuk menunjang passion kita. Well, at least saat melakukan kegiatan yang sesuai dengan passion kita, kita akan merasa senang. Itu udah jadi poin tersendiri untuk menumbuhkan semangat kerja keras. Selebihnya tinggal berusaha mendorong diri kita untuk maju.
*Duh, kesannya gua sotoy banget ngomong ngalor-ngidul gini haha, maaf... :p*
Teteplah menulis Cha, setidaknya bisa nyimpen memori dalam hidup lo, atau untuk mengalihkan stres. Semangat juga buat cari kerjanya.
Happy blogging. Once again, thank you ya :D
Huehehe. You're welcome :)) Eh tapi harusnya aku yang bilang makasih gitu, Bay. Aku udah lama pengen nulis soal passion. Tapi ketahan mulu karena aku nggak mau isi postinganku 100% pesimis semua. Akhirnya aku baca postingan kamu dan dapatin aura positif, trus semangat buat nulis ini. Tetaplah nulis postingan menginspirasi dan memotivasi ya, Bay. Dan tetap selipin soal lagu juga. Itu keren :D
HapusPlayboy Mansion memang bikin penasaran ya. Belum lagi katanya Hugh Hefner udah nggak maniak seks lagi. Soalnya udah tua. Wah jadi tambah penasaran, di mansion jadinya dia ngapain. Apakah dia mengkaji Al-qur'an bareng para Playboy Bunny sebelum ajal menjemputnya? Hmm.
Iya, Bay. Si Joey Alexander keren bisa ngembangin bakat dan passionnya sehingga sukses kayak gitu. Mudahan nanti dia nggak cuma masuk nominasi ya, tapi menangin nominasi :)
Aaaaaak komennya bikin gelinjangan. Huahahaha. Opini sehari-hari. Waaah itu bisa jadi istilah buat gaya nulisku kayaknya, Bay. Makasih, Bay. Jadi makin semangat buat nulis nih :D
Yap. Betul banget. Nggak ngalor ngidul kok. Kalau ngelakuin yang disenangin, kita pasti bahagia. Mau hasilnya gimana kita kaya nggak peduli gitu ya. Karena kita udah cukup bahagia sama prosesnya. Tapi ada baiknya kita berusaha lebih dan lebih biar nggak disitu-disitu aja. Pendapat yang keren, Bay. Sekali lagi, nggak ngalor ngidul kok :D
Oke, Bay. Nah iya, nulis bisa mengalihkan stress. Bisa membunuh stress juga.
Hohoho. Sama-sama :D
dulu aku pernah tinggal di samarinda sekitar 2 tahun.. tapi gak nemuin komunitas hip-hop itu. yang ku temuin cuma beribu-ribu cabe di tepian. hahaha
BalasHapussebenarnya cha,, tugas orangtua kita juga yang ngarahin kita ke passion kita sedari kecil. hanya saja, banyak orangtua yang mengabaikan itu. padahal itu penting banget. bakal sangat berguna seiring kita tumbuh dewasa. emm, ngomongin passion, ak jadi kek gmn gitu rasanya. soalnya belum nemuin juga. :)
GOOD. Semangat ^^
Whoaaa. Kapan itu, Thur? Iya ada komunitasnya. Ada juga yang komunitas sesepuh. Namanya Hip Hop Etam. Kemal Pahlevi dulu katanya anak Hip Hop Etam :D
HapusHuahaha. Ciyeee suka ke Tepian liatin para cabeee :p
Iya bener, Thur. Baiknya orangtua peka gitu ya sama kemampuan anaknya. Anaknya maunya apa, sukanya ngelakiin apa, trus dibimbing. Menurutku sih orangtua mengabaikan karena mungkin ngerasa udah ada sekolah yang bisa ngelakuin tugas itu. Atau karena terlalu sibuk bekerja. Atau karena terlalu maksain kehendak sendiri, mutusin anaknya maunya jadi apa tanpa nanya maunya anak sebenarnya apa.
Passion kamu kayaknya di musik deh, Thur. Di postingan kamu yang soal band itu, kelihatan sih kamu cinta musik. :D
Yeaaah. Semangat juga buat kamu! :)
Kamu berbakat bikin tulisan mesum kok ca.
BalasHapuspercaya deh, kalo nulis mesum kamu aluss banget. :')
oke serius.
Gua juga merasa terlalu menyukai banyak hal. makannya bingung juga ini yang passion yang mana? jadi gak ada yang fokus dan unggul diantara semuanya.
Tapi belom terlalu peduli juga si, dari apa yang gua suka, gua selalu berusaha buat berkarya disitu. mau itu masih busuk banget karya gua tapi ya bodo amatlah.
Tapi yaa untuk kamuu.
iya kamu yang di sebrang sana, semangat ya.
jangan berhenti berkarya. banyak yang nungguin hasil buah pikiran kamu lhoo.
Huahahaha. Aluss banget. Makasih ya, Dib. Iya aku percaya kamu kok :')
HapusYa, bagusnya sih jadi kayak kamu ya, Dib. Nggak peduli sama keraguan akan passion. Yang penting ngerasa bahagia udah ngelakuin hal-hal yang disenangi.
Yang 'kamu' itu maksudnya aku, Dib? Duuuh romantis bener kata-katanya. Maniisssss. Uuuuh makasiiih :*
Allahuakbar!!
BalasHapusNgakak banget pas Ariesta bilang kamu nangis. Bisa gitu, ya.. Apaan kamu katanya ga bisa nulis komedi. Ini namanya komedi dari hati.
Dibuka dengan ngakak, di reduksi di tengah jadi agak merenung lalu ditutup dengan kekocakan yang manis. Nice post, cha..
Mungkin benar, tulisan kita nggak ada apa-apanya buat orang lain. Tapi seenggaknya, tulisan kita bisa membawa perubahan buat kita sendiri :)
Kalau kamu denger aku nyanyi, mungkin kamu bakal kayak Ariesta juga, Mif. Suaraku jelek banget asli. Huhuhuhu.
HapusKomedi dari hati. Kekocakan yang manis. Huahahaha makasih yaaaa :D
Yap. Yang penting tetap membawa perubahan ya. Menulis sebenarnya juga buat kepuasan diri sendiri, bukan buat memuaskan orang. Apalagi memuaskan birahi orang. :D
HAHAHAAAAA PEMBUKAANNYA KENAPA BAWA BAWA RUMAH UNTUK ENAK-ENAK CEWE PLAYBOY. HAHAAAA
BalasHapusIni tulisan bener-bener serius, Cha. Sumpah.
Nyari passion sama kayak nyari jati diri ya, susah. Aku sendiri juga belum nemu passion aku dimana. Apalagi jodoh, belum nemu dimana. Huhuuuu
Yawloh itu kenapa kamu malah peran jadi anak yg dimarahin ibunya. HAHAHAAAAHAAA NGAKAK AKU BAYANGINNYA, CHAAA :'D
Kamu jarang marah ya? Jarang marah teriak-teriak gitu? Duh, kalem dan penurut banget kamu, Cha.
Baca puisi juga suaranya halus. Hahaaa girly banget, Cha.
Kalo menurut aku sendiri, tulisan kamu ini udah punya ciri khas, Cha. Udah ada gaya sendiri. Tulisan yang Icha banget. Mesumnya diselipin secara halus. Bikin orang jadi nebak nebak. Hahaa
Siapa bilang kamu nggak bisa membagi ilmu lewat tulisan?
Aku sering dapat ilmu baru dari sini loh. Habis baca tulisan kamu, aku jadi kebanyakan ngomong kayak, '' oh jadi gitu. blabla... ''
Kamu tau banyak tentang dunia entertainment di dunia luar. Musik, film, aktor, banyak lainnya.
PENUTUPNYA YAWLOH. HAHAHAAAAA TONJOLAN DADA. BHAHAHAA
SEMANGAT CHAAA. :*
HAHAHAHAHAHAAHA HABISNYA AKU PAS MAU NULIS INI, KEPIKIRAN MANSIONNYA BOS PLAYBOY, LAN. AKU PENGEN KESANA. PENASARAAAAAAAAAAAAAAAN :D
HapusNah iya, bener. Kalau dipikir-pikir kayak nyari jati diri ya. Soalnya kita pengen dapat pengakuan karena bakat kita, karena karya kita. Passion kamu nulis, Lan. Sama jadi guru juga. Kata Darma kamu sabar kalau ngajarin anak-anak belajar. Ngajarin Adam terutama. Kalau jodoh, kayaknya kamu tunggu aja deh. Duduk manis. Nanti datang pas tanggal 25. Hohohoho. Ciyeeeee yuhuuuuuuuuu~
Iya gara-gara aku nggak bisa marah. Aku nggak tegas gitu, lembek. Aku malah nangis kalau ingat itu, Lan. :'D
Kalau marah teriak-teriak sih pernah, Lan. Pake nyumpah what the fuck juga. Tapi ya gitu, suaranya nggak berat kayak suara Adele. Jadinya malah diketawain. Suaraku cewek gitu. Aaak girly. Suaranya aja girly, tampilannya Tumini. HAHAHAH. Aku nggak kalem, Lan. Aku slengean, sumpah. Kamu tuh yang kalem. Ngomong Bahibak Darma aja kalem banget :D
Huaaaaaa komennya, aku melayang terbang ke awan, Lan. Kalau soal ilmu, ilmu istilah mesum gitu ya, kayak yang Arum pernah bilang. Hahaha. Yang entertaiment dunia luar, itu memang akunya aja yang kurang kerjaan jadinya kepo sama gituan. Taunya juga yang gitu-gitu aja. Huaaaa makasih ya, Lan. Tulisan kamu juga Wulan banget. Ngajarin aku buat nulis jujur, apa adanya, terus terang, tanpa peduli itu memalukan apa enggak, itu berbeda apa enggak.
Hahaha. Ukuran dada kamu berapa, Lan? *ini pertanyaan apaaaa*
Makasih ya. Semangat juga buat kamuuuu :*
gokil juga tapi rapper berhijab, belum ada tuh. pasti lu bakal laku haha
BalasHapusMakin kebawah makin serius gtu ya tulisannya, Cha. gue mah nafas aja udah jadi passion di kehidupan sehari-hari nih
Iya, Jeh. Mau belajar flow dulu ah biar laku :D
HapusWaw. Passion yang bisa bikin mati kalau nggak punya passion itu. Cool, Jeh. Hahahha.
Hhahaha...menghibur sekali Cha artikel kamu ini...hahaa
BalasHapusHahahaha. Makasih, Mas Syahran :D
Hapuskalau temenmu nyangka nangis padahal kamu lagi nyanyi, udah, rapper aja ca, disitu cuma butuh mendesa.. nafas panjang maksudnya, eh, iya kan ?
BalasHapusbanyak benernya ca, gaya tulisan kamu juga udah khas banget. selain dada, gaya penulisan gini juga bisa jadi tonjolan ca :v
Iya, Di. Butuh nafas panjang. Yok jadi rapper bareng-bareng. Kamu kan suka Eminem juga tuh. Ntar latihan mendesah gitu. Eh, latihan ngerap maksudnya.
HapusHuehehehe. Makasih ya, TLOP. Gaya nulis kamu yang puitis dan bersajak juga bisa jadi tonjolan. Pertahankan terus, kasihan dada kamu nggak bisa nonjol soalnya :D
Ngomongin masalah passion.. namanya orang dari kecil udah berusaha cari passion masing masing2, beneran deh gak semua passion bisa dijadikan tolak ukur untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan..
BalasHapusKamu mending Cha, kalo nyanyi setidaknya hafal liriknya.. Aku gak hafal, bahkan mungkin kalo aku yang nyanyi orang lain gak tau itu lagu apaan?!
Aku dulunya punya passion menggambar dan baca puisi. Tapi karena katanya bapakku kalo menggambar mahluk hidup harus dikasih nyawa jadi udah pensiun. Puisi juga gitu palingan juga tampilnya di acara perpisahan.. ckckk
Duuhh tadi mau komentar apaan sih sampe lupa saking panjangnya.. ckckk
Iya bener, Rum. Pemikiranku bodoh banget dan salah udah ngartiin kalau passion itu 100% jadi penentu kesuksesan. Huhuhu.
HapusHuahahaha. Aku nggak hapal-hapal banget kok, Rum. Kalau lagu favorit sih mungkin hapal, tapi belibet juga nyanyiinnya. Suara kamu kayaknya lebih waras dari suaraku deh walaupun nggak tau itu kamu nyanyi lagu apa. Enak, Rum. Kalau kamu yang nyanyi, bisa jadi main game tebak lagu :D
Oh menggambar ya, sama kayak Mbak Nita. Kalau bikin puisi, Rum?
Ya ampuuun kamu daritadi kalau bukan komen jadinya ngapain, Rum? Huahahahahaha.
yang nyanyi dikira nangis kok aku jadi sedih bacanya Kak, :(
BalasHapuskalo jaman sekarang mah persetan sama passion, nikmatin aja prosesnya. sukses dateng buat orang yang kerja keras.
Wah akhirnya ada yang berduka pas baca yang bagian itu. Hahahaha :(
HapusIya, Ji. Kerja keras memang jadi yang terpenting kalau mau sukses yak.
Ehm. Gue harus mulai dari mana, ya cha? Tonjolan dulu, deh. Eh, maksudnya dari akting aja, ya. Gue sebenarnya ngebaca ini itu, ngerasa lagi diajak ngobrol didepan Icha dan gue dengerin sambil manggut-manggut. "Lo sukses dengan tulisan lo cha. Serius, ini bener-bener tulisan yang berangkat dari hati."
BalasHapusGue gak nyangka, ternyata perjalan lo menermuka passion gak berakhir di satu sisi aja. Banyak hal yang udah lo coba lakukan dan tentunya dengan perjuangan. Tapi, ya begitulah passion. Tampak nikmat dijalani, tapi sulit untuk ditemui. Ya, nemuin passion itu bukan perkara gampang kayak lo nangis tadi sambil mangap. Gak segampang itu. Nyari passion itu butuh bener-bener EGOIS. Kenapa gitu? Ya menurut gue, orang yang bisa berani berjalan atas dasar Passion, dia berani egois dengan pilihannya. Buktinya banyak orang di luar sana yang sebenarnya mereka di awal gak suka-suka banget sama pekerjaannya, tapi pada akhirnya dia bilang "Itu udah passion aku, kok. Makanya aku senang aja ngejalaninya.
Entah demi apa. Yang jelas, sampe sekarangpun, gue. Belum nemu passion yang sesungguhnya. Kalo bulshit. Enggak segitunya. Pasti ada yang bener-bener mengarahkan kita jadi berhasil dari puluhan bahkan ratusan passion yang kita miliki. Gue, dulu sukanya cuman ngemut permen kaki. Ya, kadang kalo gak punya duit, kaki sendiri diemut. Tapi, sekarang gue menyukai banyak hal, Musik, Editor, Desainer, Blogger, Pertanian dan begitu banyak passion yang gue jalani.
CUman, menurut gue passion itu yang lagi enak aja kita jalani. Kalo pas gak enak, ya tinggal ganti aja passion yg enak. Akhirnyakan tetep punya passion jugakan?
AH.. sudah kepanjanga, cha. ENtar gue malah buat post baru pulak. "Salam dada tonjol."
Wah, komennya panjang, Pangeran. Aku serasa diajak ngobrol panjang sama Pangeran nih. Dari akting, berarti aku sukses akting dari tulisan ya, Pange? Eh apapun itu, makasih ya udah dibilang sukses :D
HapusIya, Pangeran. Mereka dikatakan 'egois' karena mereka berani dengan pilihannya tanpa mikirin pendapat orang lain. Egois yang dalam artian baik berarti, kalau nggak sampe ngerugiin orang lain. Bahkan bisa menguntungkan orang lain, bukan cuma dia aja. Begitu ya, Pangeran? Duh aku ngomong apa sih :'D
Pangeran banyak juga ya passion-nya. Dan aku baru tau Pange suka musik juga. Bisa nih ntar kapan-kapan posting soal musik di blog Pangeran. Yuhuuu~
Iya, Pangeran. Yang penting lakuin dan nikmatin hal apapun yang bikin kita senang. Asal itu positif.
Huahahahaha. Yeaah. Makasih udah ngasih yang panjang-panjang ya. Salam dada tonjol!
Passion itu kalo udah dilakuin sejak lama, Cha. Bukan sekadar suka dan tertarik. Mungkin pernah nonton film Thailand "ART IDOL" dia juga bingung mau ngapain. gak atu bidang yang disukainya. akhirnya pada suatu keadaan, dia tertarik dengan dunia seni. tertarik sekali. tapi apa, itu hanya sekadar suka, hasilnya bagus, tapi hanya jadi pengekor. meniru. padahal sejak kecil dia sudah ahli menjahit. jadi, jika dia sukses di dunia desain dengan bahan kain yang dijahit, bukan berarti passionnya di dunia desain, dia berbakat di bidang menjahit yang udah ditekuni sejak kecil, tapi dia mengimprovisasinya dengan dunia desain yang baru dikenalnya.
BalasHapuskalo kata mbakku dulu, carilah pekerjaan apapun yang bisa kamu kerjakan, jika itu kamu rasa bukan passion, paling tidak itu akan menjadi batu loncatan untuk mendapatkan dan mempermudah mencari kerjaan yang kamu sukai nanti. gitu, katanya. eh, iya, Passion Is Bullshit itu nama judul buku, sih. kalo mau nyari dan baca, silakan. ada postingan orang juga yang membahas buku itu, kok. ya, tentang orang-orang yang salah mengartikan passion.
Ooooh. Iya, Haw. Selama ini aku ngartiinnya passion itu suka atau tertarik akan sesuatu. Ternyata maknanya nggak sesempit itu. Aku belum nonton Art Idol, cuma barusan aku baca review-nya. Si Art juga ngalamin kegalauan gitu ya akan bakatnya. Dan iya, pas dia jadi pelukis, dia cuma bisanya niruin karya orang yang ngajarin dia. Trus akhirnya dia menjahit ya. Keren, Haw. Temenku dulu pernah ngerekomendasiin film ini sih. Tapi belum ada aku tonton. Setelah dijelasin gini jadi pengen datangin temenku itu buat minta filmnya :D
HapusSetuju sama kata Mbakmu, Haw. Kata-katanya jadi penyemangat nih. Sebenarnya juga kerja apapun nggak papa yang penting halal ya. Yang Passion Is Bullshit itu aku ada gugling. Itu judul bab dari buku judulnya Marketing Is Bullshit ya, Haw? Pas aku gugling aku dapatnya gitu. Bukunya kayaknya bagus. Perasaan semua babnya pake kata bullshit gitu ya :'D
bang Haw dewa~~ wqwq
Hapusyap tul, gogling buku itu gak ada. adanya marketing is bullshit.
allahusomad ada sisipan ukuran dada sama paragrap terakhir juga.
BalasHapuswah ngomongin passion mah aku angkat tangan. aku aja gak tahu apa itu passion dan gimana sukses kalau gak tahu passoin kita.
sama, dulu juga pernah ikut padus, tapi aku gak teater, padahal enak yak, bisa pegang tangan cewek tanpa marah. eheheh
Bahahaha. Maaf ya, Tom :D
HapusKalau mau passion, bisa baca komen Haw, komen di atasmu ini, Tom. Oh iya mungkin passion kamu menulis kali ya.
Ciyeeeee anak padus juga. Yah sayang banget tuh nggak ikut teater. Padahal anggotanya banyak yang cewek loh. Berapa tangan tuh yang bisa dipegang. Huahahaha.
gak kok, Cha. malah mau bilang terima kasih. *eh
Hapusbang Haw mah cerdas bet yak. eh kalau baca, bayar dong bang. ehe.
mungkin passion kamu juga nulis, Cha. sering update juga. gak kaya aku, males.
padus tapi gak terkenal. cewek2 adik kelas jarang ada yg kenal. emang sih ending2nya juga faktor muka. huhu
aarrghh butuh lorong waktu aku belum pernah peganng tangan cewek, Tuhan..
Hahaha. Sama-sama, Tom :D
HapusHehe. Tapi sekarang kamu udah mulai sering update. Kamu sibuk kali, bukan males.
Huahahaha. Faktor muka. Sini aku panggilin Doraemon buat pinjemin laci mesin waktu :p
Passion gue bukan menulis, tapi lebih ke bercerita. Sejak belajar menulis dan jarang punya temen yang bisa diajak bercerita, akhirnya gue pun menemukan wadah baru. Bercerita lewat tulisan. :D
BalasHapusUdah dari 2012 gue nekunin dunia tulis-menulis. Intinya jalanin hidup aja dengan santai. Woles, Cha! :))
Gue selain nulis lama-lama belajar fotografi (walau cuma lewat hape), terus desain juga. Apa aja gue pelajari deh yang penting hal positif. Positif bikin anak orang hamil sebelum nikah itu pengecualian. :D
Rata-rata orang dengan kepribadian sanguinis populer itu suka bercerita ya, termasuk kamu. Tapi aku baru ini nemuin cowok yang kepribadiannya sanguinis. Dan bagus sih, Yog. Berceritanya menghasilkan karya. :)
HapusIya Yogaaa. Makasih ya! :D
Huahahaha. Yang terakhir iya bener, jadi pengecualian. Kasihan anak orang kan :(
Emang begitu, ya? Gak terlalu peduli soal sanguinis atau apaan. Hahaha. Gue, kan, Divergent yang punya keempatnya. Eh, ngapa jadi Divergent? Maaf gak nyambung. :p
HapusSial kena lagi...
BalasHapusLagi serius-serius mikir tentang passion, dan mau fokus ke passion yang mana ? eh tiba-tiba pas bagian ending ditabok dengan kalimat Dan lepas dari pemikiran nggak punya apa-apa buat ditonjolkan, selain dada." Fakkk! Seketika komentar jadi bubar jalan...
Kira kira soal passion, terkadang passion menurut saya itu jika kita melakukannya kita merasa bahagia. Dan menurut saya begitulah passion. Love what you do, do what you love....
kembali ngomongin soal passion, sampai saat ini di umur 23 tahun, aku belum nemu sama passion yang bener bener serius selain membaca dan bermain voli, Voli pun sekarang sudah jarang berlatih, akibatnya badan melar hahaha
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. KENA KAU, MAS FAN! Mas Fan sih, ngomongin sukatoro di Twitter. Kena karmanya deh :D (Karma apa juga, Chaaaaa)
HapusWah aku suka kata-kata itu, Mas. Sesuai ama apa yang kita lakuin yang bikin kita bahagia. Ciyeeee anak voli. Main voli lagi, Mas. Biar badannya kayak Taylor Lautner. Huehehe.
Hahahaa perihal sukatoro awalnya pun dulu lagi makan di kantin pas dikasih tonton video itu, langsung gak jadi makan haha
HapusPerihal biar badannya kayak taylor lautner, itu salah satu mimpi yang belum bisa aku miliki. Badan SIX PACK!!! -__-
Serem banget pas di kantin ditontonin itu. Hahahahah.
HapusYeaaaah berusaha, Mas. Pasti bisa. Kalau nggak bisa punya badan kayak Taylor Lautner, punya badan kayak Taylor Swift juga nggak papa. Hahaha.
kayaknya jangan sampe jadi pemain drama erotis deh kakkkkkkk
BalasHapusIya, Lang. Jangan sampeeee :(
HapusItu maksudnya apa bukan 34B.. Eh...
BalasHapusKalo emang seneng nyanyi ya coba aja latihan lagi. Siapa tau bisa ngalahin agnes monikaah.
Maksudnya ya gitu deh. Anak kecil nggak boleh tau. Huahahaha.
HapusIya aku pengen ngalahin Agnez Mo trus aku jadi jurinya The Voice Indonesia :D
Nhomong ngomong ukuran yg ksmu sebutin fi atas malah ukuranku lo wakaaakk (oke lupakan)
BalasHapusNgakak pas bagian ngerap jadi mirip baca sholawat dalam tempo cepat, tapi sku jadi pnasaran pengen denger icha nyanyi deh, ada ga di yutub atau smule?
Ga usah mikir kriteria tulisan orang cha...jujur tulisan random kamu yang kayak gini--dengan judul yang selalu bikin orang penasaran--terus isi yang memang apa yang ada di dalam pikiran sih aku suka malah
Apalagi klo dah ngebaca kosa kata kamu yang aku yskin eh ni icha anaknya banyak pengetahuan ih, akuuuh iri...di postingan kamu...pesti seenggaknya ada satu fua istilah baru yang up date entah itu entertaimenntpya orang barat atau pengetahuan2 kamu tentang banyak hal, musik, film...ahhh...apalagi yg cerita mengalir apa adanya tentang temen, kaksk , adek, bapak..itu mslah bikin melting...uda ga usah jadi orang lain cha...kek gini aja pembaca suka kok, termasuk akyuuuu uwuu
Huaaaaaaaaa Mbak Nitaaaaa aaaaak bagi tipsnya dong gimana caranya supaya bisa punya ukuran segituuuuuuuu.
HapusOke, lupakan juga, Mbak Nit. Huahahaha.
AAAAK MBAK NITAAAA. Bentar ya, Mbak Nit. Aku meleleh dulu :D
Waaah nggak nyangka judul sembarang ketik kayak gitu bikin penasaran. Komen selanjutnya bikin aku senyum-senyum gelinjangan di lantai. Cuma hal-hal itu yang aku tau, Mbak Nit. Alhamdulillah hal-hal nggak penting itu bisa disebut pengetahuan :D Aku juga iri sama Mbak Nita yang kalau review produk selalu terperinci dan menarik. Sama banyak film yang Mbak Nita udah Mbak Nit tonton, belum aku tonton. Huhuhuhu.
Iya, Mbak Nit. Makasih ya. Komennya bikin semangat nih. Muuaaaah! *kecup basah*
yawla... ukuran itu. *gue gak penasaran.. gue gak penasaran.. gue nggak pengin tau... gue pengin tauuuu....gimana caranyaaaaa?*
HapusUkuran bra, Haw. Bra. Beha. BEHA. BEHA. BEHAHAHAHAHAHA.
HapusEntah nyambung atau nggak, abis denger podcast Adriano Qalbi dia bilang, "Nggak ada yang namanya bakat. Semua itu hasil kerja keras." Buahaha, kayaknya nggak ada kaitannya sama post ini.
BalasHapusHmmm... dulu gue sempet coba-coba beatbox tuh. Nyoba-nyoba nyari tutorial di YouTube, di-download, ditonton berulang kali, nggak bisa-bisa. Makin minder buat belajar beatbox setelah ada adek kelas yang tampil beatbox di panggung.
Ya udah, kayaknya harus menekuni menulis. Jalani aja dulu, seperti alur kehidupan. Halaaah
Nyambung kok, Rob. Iya sih bener juga. Ada ungkapan juga kan bakat berapa persen trus usaha berapa persen, usaha yang paling banyak persentasenya. Eh iya gitu kan ya.
HapusCiyeeeee. Belajar beatbox juga. Sama, aku juga nyari tutorialnya di Youtube. Dan nggak bisa-bisa juga. Huhu. Waaaah itu adek kelas keren ya. Nggak mau minta ajarin, Rob?
Iya, Rob. Kita jalani aja dulu, siapa tau jodoh. *ini apaaaaa*
Kalau aku gak salah ya Chaaa... Kalau gak salah sih ini.
BalasHapusAda 3 pertanyaan yang bisa ngebantuin kita dalam menemukan passion.
1. Apa yang sulit dilakukan orang lain, tapi mudah bagi kita.
2. Apa yang selalu ingin kita kerjakan dan lakukan berulang-ulang.
3. Apa yang seringkali membuat kita lupa waktu saat mengerjakannya.
Sebenernya, kita juga gak bisa maksain untuk "hanya terjun" ke satu bidang yang kita anggap itu merupakan passion kita.
Tapi, kalau kita bener-bener udah tahu passion kita dan kita menekuninya, itu bakal menyenangkan banget. Huehehe.
Tiga pertanyaan itu tadi aku coba jawab, Dar. Dan jawabannya dari 1-3 sama semua :D
HapusIya setuju, Dar. Dan iya pasti menyenangkan banget. Kita kerja sesuai passion mungkin udah bukan kayak kerja, kayak main saking menyenangkannya :D
Nah iya, Cha :)
Hapusjawaban saya: Tidur. sering lupa waktu, gampang banget dilakuin, dan sering dilakuin. tiap hari malah. -_-
HapusDara: Hihi iya, Dar ;)
HapusHaw: Laaah, jawabanmu kok sama kayak jawabanku, Haw? Buahahahaha.
Nggak kepikiran untuk meranin tokoh yang agak menyeramkan seperti tokoh-tokoh misterius yang punya niat buruk dibalik wajah polos? Kan menantang tuh... *kebanyakan nonton pelem*
BalasHapusIyah memang, untuk dapat hasil yang memuaskan pasti harus kerja keras dong :D
Huaaaa pengen banget. Jadi cewek psikopat gitu pasti seru :D
HapusYeaaah setujuuuu, Ran! :D
Masa cuma 34B Cha?
BalasHapusBiasa'a cewe yang dulu'a montok, meski udah langsing ukuran dada'a suka besar min C lah kalo ga D.
*cewe biasa'a ngambek disebut gendut makaya diganti sala kelebihan berat badan.
Jadi pengen bandingin suara desahanmu sama suara nyanyian mu Cha. *ekh.
Flow itu bukan jenis suara Cha tapi nama group band Jepang, gak percaya cek aja wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Flow_%28band%29
Huahaha jadi orang gila :v
lebih cocok jadi tante-tante sih Cha, apalagi pake girang belakang'a :v
Chisanak, 34B itu gede deh kayaknya. Aku nggak sampe segitu. Duh kamu hapal ya cup beha. Kamu pernah jadi SPG beha? Buahahahahah.
HapusHahahha. Sini ke rumah kalau mau bandingin :p
Bahaha mirip ya. Iya kalau di hip hop, flow itu jenis suara tiap rapper setahu aku. Nah yang flow grup band Jepang itu aku baru tau. Huhu.
IYAAAA COCOK BANGET YAAA HUHU JAHAAAAAT :(
Iya Cha dulun mantan SPG beha. *ekh gak jadi mantan gara-gara gak keterima kerja'a
HapusTau ukuran beha setelah nonton Anime Maken-ki! disana digambarain cewe yang ukuran A Cup sampai K Cup
dan yang punya ukuran K (King) cup kepala sekolah'a :v
Ngapain jauh-jauh ke sana via VN kan bisa, atau bikin video trus upload di youtube :v
flow sejenis suara? kirain sejenis tumbuhan huahaha :D
Terimakasih Pujian'a Tante :D
Hahaha oh nggak keterima yaaa. Puk puk Chisanak.
HapusBuset kalau di anime ada ya cup sampe K. Di dunia nyata cup cuma sampe D. Hebat hebat :D
Huahaha iya sama-sama~
duuuh cha masa lagi nyanyi malah dibilang nangis, gak kebayang dah suaramu kayak apa. eh iya lho cha reper cewe kayaknya belum ada, jadi raper aja cha.
BalasHapusbanyak juga ya cha kemampuanmu dari nyanyi, walaupun ya suaranya sampai dibilang gitu, akting juga, walaupun akhirnya tukeran peran. terus ngerep juga.
eh tapi setelah baca tulisanmu itu aku jadi mikir passionku kok kayaknya gak ada, apalagi mansion.. duuuhh, jadikan motivasi lah ini tulisan.
menghibur juga tulisanmu cha, seperti biasanya bikin ketawa.
Suaraku jelek banget, Di. Sumpahahahahaa.
HapusHaha jadi rapper cuma keinginan semu aja sih sebenarnya. Nggak serius banget. Lebih suka jadi pendengar musik hip hop aja. :'D
Passion kamu bikin cerita action atau fantasi gitu deh kayaknya, Di. Kamu kayaknya gemar deh bikin cerita gitu.
Huaaaa makasih yaaaa, Di! :)))
icha kangen ! udah lama ga bersua. hahahaha.
BalasHapuswah berbakat juga kamu yaaa. kenapa ga coba ikutan casting cha? siapa tau jadi artis hihihi.
Sama, Ta. Aku juga kangeeen! Hueeehehe ciyeee sekarang jadi BA :D
HapusHahaha. Casting jadi calon istri si dia aja belum tentu lolos, Ta :'D
Christina Aguilera, aku juga suka. Paling suka lagunya yang Reflection.
BalasHapusIni postingan kok kebanyakan pesimisnya sih chaaa, hayoloo mana ichaa yang kuaaat biasanya Hahaa.
Setiap orang punya passion dan betul passion tidak bisa di jadikan tolak ukur. Passion, kadang aku pake buat nyalurin hoby aja.
Karna kalau nyari kerja harus sesuai passion saat ini, susaah.
Iya yang Reflection lagunya bagus. Jadi ost-nya film animasi Mulan ya itu kalau nggak salah.
HapusHahaha iya lagi pesimis banget tuh, Li. Tapi Alhamdulillah sekarang udah nggak lagi. Hahaha.
Iya bener. Susah nyari kerja kalau sesuai passion. Jadi disalurin lewat hobi aja ya. Hehe.
Soal passion, nih.
BalasHapusJadi gini, Cha. Lo suka nyanyi, berarti lo suka music, kan? Musik itu luas. Musik bukan cuman vokalis. Ada pemain drum, gitar, dan lain-lain, ada penulis lirik, ada produser, ada mastering, ada sound man, ada banyaaak banget. Kenapa gak coba salah satunya. Ini gue lagi sok tau maksimal banget dah.
Tapi kalo gue sendiri. Selama gue suka, yah gue kerjain. Dan suatu saat kalau gue bosan, yah gue berenti. Kayak kemaren gue suka banget gambar, eh sekarang malas banget. Dan sekarang lagi suka mashup lagu, gak tau deh ini bakalan berenti atau enggak. Yang jelas jalanin aja dulu, kalau suka, yah temui orangtuanya, lamar. Laah.
Iya bener, Her. Musik itu luas. Banyak banget yang bisa dicoba bukan cuma nyanyi. Nah yang penulis lirik itu boleh juga ya. Mungkin bisa kali dicoba. :D
HapusOh. Jadi kayak ngikutin mood gitu ya. Mudahan deh yang mashup lagu itu nggak bakalan berhenti yak. Hahaha ngapa terakhirnya jadi baper yo oloh :D
Ichaaaaa kok kita samaan, sih.
BalasHapusHmm gimana ya... Kebanyakan hal yg ngerasa itu passion ku, sampe jadi bingung sendiri. Passion aku yang sebenernya apaan sih?! Mamaku malah bilang aku setengah setengah mulu. Kaya dulu terjun di musik, lalu berhenti, kemudian ini, terus itu. Semuanya dipengenin.
Eh giliran ngerasa ketemu passion yg beneran, pengen kuliah di jurusan terkait, kurang direstui. Padahal kan lumayan tuh maksudnya biar bisa didalemin gitu kan, biar serius. :" Ya meskipun seseorang dan mama bilang "kuliah dan hidup itu bukan masalah passion doang, Bil." gitu sih.
Oh ya, sampe sekarang aku masih bingung jg bakatku apaan. -_- yaudah lah jalani saja.
Makasih yaa tulisannya. Nggatau kenapa. Semangat jadi membara. Hohohooo.
Waaah Sabil ternyata aku punya teman senasib! Huehehe.
HapusOh kamu pernah terjun di musik ya, Bil. Main alat musik atau gimana? Berarti kamu keren, Bil. Semuanya pengen dicoba. Hmm jadi ini sekarang kuliahnya nggak sesuai passion? Eh tapi bener sih kata-kata itu. Yang penting usaha dan kerja keras kita bikin hidup kita jadi sukses.
Iya, sekarang dijalani aja ya :)
Huehehehe. Iya sama-sama, Bil. Ah, Sabil. Nggak nyangka tulisan ini bisa bikin semangat kamu jadi membara. Btw makasih banyak ya atas pulsanya :D
Icha kamu berbakat buat nulis deh menurutku, bisa dilihat dari cara kamu menulis di blog ini. Mungkin bisa jadi passion hidup kamu ca. hehe.
BalasHapusSemangat dear :)
Huaaa makasih ya, Wida sayaaaang. Iya semangat. Kamu juga ya! :)
HapusMemang sih setiap orang beda passion nya. Tapi kayaknya icha ada passion menulis, soalnya setiap bikin artikel, panjang banget. Saya aja nggak sanggup bikin artikel panjang-panjang... Hehehe... Tapi kenapa tiba-tiba mau ke mansion boss playboy??? Mau jadi anggota atau.... Xixixi
BalasHapusSuara paling merdu emang sewaktu di kamar mandi ya Cha
Huahahaha. Iya nih, Mas Hen. Aku pengen nulis pendek soalnya kasihan yang baca postinganku pada pegel matanya. Tapi nggak bisa. Huhuhuhuhu.
HapusPengen jadi yang mewarisi kekayaan Hugh Hefner aja, Mas Hen. :D
Bener banget :D