Demi memperingati Hari Film Nasional, kali ini aku mau nulis soal film kemaren lusa yang aku tonton. Yaitu film Batman v Superman: Dawn of Justice.
sumber: Cinemags |
Nggak nasionalis ya. Malah mau bahas BvS. Tadinya mau bahas film Indonesia pertama yang aku tonton sih. Tapi berhubung film yang ditonton itu bukan Petualangan Sherina, aku jadi bingung gimana nulisnya. Yang aku lihat di timeline Twitter, film Petualangan Sherina jadi film yang pertama kali ditonton banyak orang. Nontonnya dari dalam rangka ngisi liburan sampe jadi bonus habis sunat. Sedangkan film yang pertama aku tonton, yaitu Ayat-Ayat Cinta. Masih ingat banget, gimana terobsesinya aku buat punya suami kayak Fedi Nuril, padahal waktu itu masih kelas 1 SMP.
Nggak penting banget buat ditulis.
Ngg, nulis soal nonton BvS juga nggak penting sih. Tapi kalau dipikir-pikir lucu juga. Sebelum nonton filmnya, aku bikin tulisannya. Sekalian aja bikin pas udah nonton filmnya.
Aku nonton BvS atas ajakan dari Kak Kris. Suami dari Kak Dayah itu ngajakin aku dan Nanda buat nonton Bvs bareng dia dan istrinya.
Orang udah pada angkat kaki, lah ini malah... |
Film yang memakan durasi 2,5 itu bikin aku ngerasain emosi yang berbeda silih berganti. Kagum, takjub, kebingungan, kebosanan, bergairah, sampai baper. Ada banyak subplot yang ditampilkan di film ini. Bagi aku yang bukan penggemar superhero, yang bahkan nggak tahu-menahu soal DC Comic dan DC Extended Universe, itu jelas ngebingungin. Saking kebingungannya, aku sampe ketiduran. Tapi langsung kebangun begitu dengar Nanda ngomong,
“Ndese, ini nah Mbak Gadot-nya muncul pake kostum! Pahanya gede!”
Secara keseluruhan, aku suka film BvS sih. Meskipun kecewa juga. Review dari Hans David dan Cinemags ngewakilin kekecewaan yang aku rasain tentang filmnya.
Walaupun rada ngebosenin karena durasinya yang cukup lama. Tapi durasi yang lama itu bertujuan buat menjalankan plot masing-masing para karakter. Setiap karakter punya ceritanya sendiri.
Dan aku, punya cerita tersendiri tentang film ini.
1. Ben Affleck mencuri hatiku. Banyak juga sih yang hatinya telah tercuri oleh penampilan Ben Affleck sebagai Batman. Tapi banyak juga yang mau mematahkan hati Affleck, karena lebih suka penampilan Christian Bale, pemeran Batman terdahulu. Buat golongan yang terakhir, Affleck itu terlalu dingin, terlalu penuh dendam, dan terlalu berumur. Sedangkan buat golongan yang pertama, penampilan Affleck benar-benar keren.
Nggak ada banyak dialog yang berisi tentang Superman adalah ancaman, keluar dari mulut Batman. Affleck kebanyakan menggambarkan hal itu dengan gestur dan mimik mukanya. Belum lagi pas dia lagi ngelawan penjahat, brutal dan bengisnya minta ampun. Raut muka dinginnya bikin dia kelihatan seksi. Sorot matanya pas ngingat kejadian kedua orangtua mati, bikin hati ngerasa perih. Uuuh. Udah kayak orgasme aja ngeliatnya. Lemas. Mungkin karena aku nggak pernah ngeliat akting Christian Bale sebagai Batman secara keseluruhan kali ya, makanya mikir gitu. Atau juga mungkin karena pengaruh dari kecenderunganku yang suka cowok yang lebih tua. Entahlah.
2. Superman bikin aku pengen sandarin kepalanya di bahuku. Kasihan banget dia, galau di antara dua ‘gelar’ yang orang berikan kepadanya. Si Penyelamat dan Si Penghancur. Upayanya dalam menyelamatkan dipandang sebagai upaya untuk menghancurkan umat manusia juga. Setiap aksi penyelamatannya, selalu memakan korban jiwa orang-orang yang nggak bersalah. Padahal dia nggak bermaksud kayak gitu. Puk puk Superman.
Selain karena kasihan, alasan aku pengen dia senderan di bahuku, karena dia ganteng. Waktu nggak pake kostum ketat Superman sih. Punya badan atletis, rambut klimis, pake kacamata.
Lambang S di dadaku. Lambang S kebanggaanku sumber: di sini |
Aku jadi ingat Yoga, yang pernah bilang kalau cewek berkacamata itu lucu-lucu ngegemesin. Kayaknya dia bakal bilang gitu juga kalau lihat Clark Kent alias Superman.
3. Kecewa sama akting Amy Adams. Sebagai Lois Lane, sang jurnalis pacar Superman, Amy Adams nggak bersinar. Biasa aja gitu. Aku lebih suka aktingnya waktu main di film Big Eyes. Ngelihat Superman-Lois Lane malah ngingatin aku sama Spiderman-Mary Jane. Entahlah, kayaknya karena aku cemburuin dia yang bisa ciuman sama Clark Kent deh.
4. Jesse Eisenberg kelihatan alay di film ini. Bukannya alay dengan pake celana gemes atau ngelakuin gerakan lala yeye cuci-cuci jemur-jemur, tapi alay yang rada kekanak-kanakan dengan tingkah nyelenehnya, juga ekspresi mukanya yang berlebihan. Kalau kata Hans David, alay yang tidak stabil secara emosi.
Zack Snyder, sutradara BvS, nyoba ngebuat versi Lex Luthor yang berbeda dari versi yang ada di komik. Dan akhirnya malah jadi psikopat alay kayak yang Eisenberg perankan. Aku suka sama Eisenberg, tapi nggak suka aja ngelihat aktingnya kali ini. Karakter Luthor yang harusnya kelihatan jenius dan jahat, malah kelihatan jadi kayak si kaya yang sirik sama Superman lalu pengen ngadu dombain dia sama Batman. Bukan villain yang mengancam. Kalau mengancam terenggutnya keperawananku sih, iya, mengancam banget. Habisnya dia ganteng sih.
5. Gal Gadot sebagai Wonder Woman, menguasai pertarungan mendekati ending. Rasanya udah kayak ngeliat dia aja yang bertarung, sementara Batman bisanya cuma lari-larian aja. Aku takjub sama pesona yang dipancarkan Gal Gadot, yang bisa jadi wanita yang kuat, bisa juga jadi wanita yang elegan. Dia membuktikan kalau selain cantik dan seksi, dia juga tangguh. Dia kuat. Nggak baperan. Huh, makin bikin dengki aja.
6. Berbeda dengan Superman yang berasal dari Planet Krypton, Batman adalah manusia dari kota Gotham. Batman adalah manusia yang selayaknya manusia, dan biasanya manusia adalah umat suatu agama. Entah apa agama yang dianut Batman. Tapi kalau misalnya agama Islam, Batman fix meneladani salah satu sifat Allah dalam Asmaul Husna, yaitu Al-Ghaffar (Maha Pengampun). Habisnya, dia mudah banget ngampunin dan maafin Superman, hanya karena nama ibu mereka sama.
7. Superman itu ternyata jahat kayak Rangga. Yang dia lakukan ke saya itu jahat.
Nggak, dia nggak ngebuat siapapun nunggu selama 14 tahun, termasuk aku. Dia cuma bikin aku keingat sama lagu One Direction yang judulnya One Thing. Itu lagu jaman One Direction masih berlima dan hobi pake celana warna-warni.
Superman lagi digrepe-grepe masyarakat sumber: Hans Davidian |
Nggak, dia nggak ngebuat siapapun nunggu selama 14 tahun, termasuk aku. Dia cuma bikin aku keingat sama lagu One Direction yang judulnya One Thing. Itu lagu jaman One Direction masih berlima dan hobi pake celana warna-warni.
Di lagu itu, tepatnya di part Harry Styles, ada liriknya yang,
“You’re my kryptonite.
You keep waking me weak.
Yeah, frozen and can’t breathe.”
Kryptonite adalah batu berwarna hijau yang berasal dari pecahan planet Krypton. Kryptonite adalah kelemahan Superman, yang membuatnya jadi menyedihkan di akhir film. Bagi One Direction, kryptonite adalah seseorang yang ngebuat mereka jatuh cinta sehingga jadi nggak berdaya, kayak yang mereka tuturkan di lirik.
Superman jahat karena sudah bikin aku ingat sama lagu 1D itu. Superman jahat karena sudah bikin ngerasa, aku juga punya kryptonite. Dan kryptonite-ku adalah, seseorang yang bikin dinding pertahanan dan ketegasan yang aku berusaha bangun, jadi runtuh. Jadi kubangan air mata. Aku yang awalnya udah lemah, jadi tambah lemah.
Superman jahat, udah bikin aku sok-sokan punya kryptonite sambil sesenggukan di akhir film. Trus nulis postingan segaje ini.