Naluri baper blogger-ku kumat begitu menghadap laptop seharian, hari Sabtu kemaren. Baper blogger adalah jenis blogger yang kalau dengerin lagu atau nonton film, selalu kebawa perasaan. Trus jadiin postingan, ngait-ngaitin lagu atau film itu sama dirinya sendiri. Jenis blogger aneh yang aku bikin sendiri, karena aku sering ngerasa seaneh itu.
Hari itu, aku nonton film Mommy. Film Kanada keluaran tahun 2014 itu bikin aku tertarik buat download, karena cover filmnya, rasio filmnya, dan sutradaranya.
Cover filmnya bikin aku mikir,
“Ini film tentang kasih sayang Ibu sepanjang masa atau cinta terlarang anak dan Ibu yang bikin mereka menjalin inses?"
Trus rasio filmnya. Sebelum download, aku baca beberapa review tentang Mommy. Rata-rata pada ngagumin rasio filmnya yang nggak wajar, yaitu 1:1. Nggak memenuhi layar. Mirip-mirip kayak kalau lagi ngerekam adegan panas pake hape, dengan posisi vertikal. Adegan numpahin kopi panas ke cangkir maksudnya.
Terakhir, sutradaranya. Aku pikir sutradaranya kayak Alm. Om Stanley Kubrick, Om Tim Burton, Om David Lynch, atau Om Christopher Nolan, pokoknya tua-tua matang, kalau dilihat dari judulnya yang tentang keluarga gitu. Drama. Ternyata, sutradaranya masih muda. Umurnya masih 26 tahun. Ganteng. Badan proporsional. Jambangan. TIPE HAMBAMU INI BANGET, YA ALLAH.
Dan begitu nonton filmnya, aku makin punya banyak alasan kenapa aku tertarik.
Mommy nyeritain tentang seorang single-parent bernama Diane “Die” Despres, punya anak bernama Steve, anak laki-laki berumur 16 tahun, yang mengidap ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), atau yang biasa dikenal dengan hiperaktif. Oh, atau lebih parah dari hiperaktif. Karena Steve nggak segan berkata kotor sama siapapun, selalu pake kekerasan, cepat tersulut emosinya. Parahnya lagi, dia jadi penyebab insiden kebakaran di tempat rehabilitasinya.
Gara-gara insiden itu, Steve harus dipulangkan. Dan adegan selanjutnya film ini, kita disuguhkan dengan kehidupan Steve dan Diane di rumah sempit mereka. Dengan kenyataan Diane dipecat dari pekerjaanya. Dengan emosi Steve yang suka meluap-luap sampe tega ngelukain Ibunya sendiri. Dengan kenyataan kalau betapa menderitanya Diane harus sendiri mengurus anaknya. Dengan keajaiban datangnya bantuan dari tetangga misterius bernama Kyla, wanita gagap yang bersedia jadi guru buat Steve.
Kelihatannya filmnya bikin banjir air mata, dan ngebosenin. Padahal enggak sih menurutku. Temanya memang drama, tapi penyajiannya nggak drama. Sumpah.
Nggak ada adegan kayak di sinema Indosiar, yang anaknya marah trus orangtuanya diam pasrah terima aja dimarahin si anak. Steve kasar, Diane juga nggak kalah kasar. Mereka saling teriak, saling ngomong kotor, saling ngatain, saling nyakitin secara fisik. Hubungan Ibu-anak yang ekstrem, nggak normal. Unsur pedih dan menyentuh film ini ditunjukan dengan rasionya itu. Kita jadi ikut ngerasain sesaknya hidup Diane dan Steve lewat rasio itu. Serius. Dan begitu hal-hal indah datang, beban Diane berkurang, rasionya jadi normal.
Kelihatannya si Steve ini nyebelin. Banget. Tapi semakin lama nonton filmnya, aku jadi suka sama sosok Steve. Dengan ADHD-nya, dia masih punya naluri sebagai anak yang pengen ngelindungin Ibunya. Dia memang suka ngatain Ibunya, misalnya,
“Tenang, kau masih jadi favoritku, tukang pukul anak.”
Entah kenapa aku malah ketawa, sekaligus terharu.
Kelihatannya Diane itu bukan Ibu yang baik. Perokok, suka ngebentak, ngomong kasar, blak-blakan. Tapi dia sayang sama anaknya. Dia rela ngelakuin apapun buat anaknya. Diane nggak keliatan sendu buat nunjukin penderitaannya. Diane nggak harus nunjukin secara dramatis rasa sayangnya sama Steve. Diane sudah nunjukin itu, dengan cara anehnya sebagai Ibu.
Aku jatuh sayang sama film ini. Ditambah lagu sama deretan original soundtrack-nya yang keren-keren.
Ada lagu-lagu yang memang udah jadi favorit, yaitu White Flag-nya Dido, Anything Could Happen-nya Ellie Goulding, dan Born To Die-nya Lana Del Rey. Dan ada lagu yang jadi favoritku gara-gara film ini, yaitu Wonderwall-nya Oasis, Colorblind-nya Counting Crows dan On Ne Change Pas-nya Celine Dion.
Selesai nonton film itu, aku jadi keingatan Mama. Lebih tepatnya, hubunganku sama Mama.
Menurutku, Mama terlalu dramatis dalam nunjukin rasa sayang ke anaknya. Pas di hari Sabtu itu juga, Mama nggak kasih aku ijin buat jalan sama teman-teman SMK-ku. Teman-temanku yang udah beliau kenal baik. Alasannya....
“Bahaya, anak cewek bawa motor sendirian malam-malam. Kalau kamu diperkosa di jalan, kayak apa?”
Begitu aku bilang itu ke teman-temanku, mereka menanggapi sekenanya.
Mungkin dalam hati mereka bilang,
“Ya ampun Icha, dari jaman sekolah sampe udah kepala dua gini masih aja nggak boleh bawa motor. Atau keenakan dijemput kali ya itu anak.”
HUHUHUHUHUHU.
Nanda yang hari Minggu kemarin mau pergi karaoke bareng teman-teman kuliahnya, harus gigit jari karena nggak dapat ijin.
“Banyak orang bepacaran di tempat karaoke tuh. Tempat karaoke itu tempat zinah!”
Begitu alasan beliau pas Nanda maksa-maksa supaya boleh. Aku yang dengar itu cuma bisa garuk-garuk pantat, trus melenggang anggun ke kamar. Nggak bisa ngebantuin adekku itu.
Aku nggak habis pikir sama Mama yang ngelarang kami kayak gitu.
Aku nggak habis pikir sama Mama yang ngelarang aku pergi ke Bukit Biru bareng Ikhsan, Dita, dan teman-temannya Ikhsan. Padahal tempatnya cuma di Tenggarong, satu jam dari Samarinda. Nggak perlu sampe menyeberang samudera naik kapal pesiarnya gadun.
Dan masih banyak larangan jalan lain.
Aku nggak habis pikir sama Mama yang selalu nyuruh (atau lebih tepatnya maksa) aku makan, kayak nggak bisa ngeliat aku ngelakuin aktifitas lain selain ngunyah makanan.
Aku nggak habis pikir sama Mama yang nyuruh tidur cepat, padahal aku belum ngantuk. Mama sampe mutusin buat tidur sekamar sama aku dan Nanda (jadinya kami tidur bertiga dalam satu kamar) cuma demi mantau kami udah tidur apa belum. Tapi biasanya aku tetap nggak tidur cepat sih, nunggu ketiduran. Itupun kalau masih blogging atau mau gerayangin hape, harus mastiin beliau udah tidur apa belum. Kadang aku harus pura-pura tidur kayak bangkai kalau beliau tiba-tiba kebangun, pas dengar bunyi notifikasi chat dari hapeku yang lupa di-silent.
Selain ‘menentang’ larangan yang satu itu, aku juga pernah nentang larangan belajar naik motor.
Berhubung guru belajar naik motorku, yaitu Bapak, jarang pulang, aku khawatir kalau aku nggak bakal bisa naik motor dalam waktu dekat. Waktu SMK kelas dua, aku mutusin buat belajar sama temanku aja. Dengan nekatnya, setiap habis shalat Shubuh, aku belajar naik motor sama temanku, Sahid. Mama ngelarang aku, tapi nggak aku gubris.
Tindakan durhakaku (ini aku ngetiknya ngerasa kotor banget) lainnya yaitu nggak bisa terbuka sama Mama. Setiap ada masalah, aku selalu lari ke Kak Fitri. Mama yang selalu panikan dan selalu ngerasa aku nggak bisa nyelesain masalahku sendiri, bikin aku nggak terbuka sama beliau. Dari dulu sampai sekarang. Waktu kehilangan pekerjaan kemarin aja, Mama adalah orang terdekat terakhir yang aku kasih tau.
Anak macam apa aku ini....
Nggak jarang, aku sering pasang tampang cengengesan kalau lagi pengen ngucurin air asin dari mata. Atau milih pergi kalau ditanya soal masalahku. Bukan karena nggak pengen bikin beliau jadi ikutan sedih, tapi karena pengen dianggap udah dewasa, udah bisa tegar ngehadapin apapun. Udah bukan anak kecil lagi.
Aku tau, jadi seorang Ibu memang nggak mudah. Aku tau, itu bentuk sayang dari Mama, yang ngurus anak-anaknya tanpa Bapak yang jauh di perantauan. Aku tau, itu bentuk dari teguhnya Mama ngejalani LDR sama Bapak, dengan ngejaga buah hatinya sedemikian rupa.
Tapi boleh nggak sih aku mikir, kalau kadang yang dibutuhkan anak itu bukan kebebasan, tapi kepercayaan?
Mungkin nanti kalau aku jadi Ibu, aku nggak bakal jadi kayak Mamaku. Bukannya karena beliau nggak bisa dijadikan panutan. Bukan. Aku cuma nggak mau anakku nanti bakal kayak aku. Aku yang tertutup dari orangtuanya sendiri.
Aku pengen jadi Ibu kayak Mommy Diane. Terlepas dari perilaku buruknya sebagai Ibu, Diane sayang sama Steve dengan rasa percaya, kalau Steve bakal baik-baik aja. Bukannya sayang dengan rasa takut, takut bakal kenapa-napa.
Tapi mungkin karena aku nggak punya anak, makanya aku masih nggak ngerti sama rasa takut Mama itu.
Entah aku bakal jadi Ibu yang kayak gimana nanti. Tapi yang jelas, aku nggak bakal jadi 'Mami', yang kerjaannya suka ngejualin gadis-gadis ABG ke om-om. Jual diri sendiri aja kayaknya nggak bakal laku, apalagi jualin orang lain.
52 komentar
mamanya steve itu orang jakarta ya? namenye aje diane
BalasHapus.
oalah kamu kalo udah gede pengen kayak si diane toh yang perokok, suka ngebentak, ngomong kasar
haduh ga nyangka abang
Orang Kanada, Bang Nik. Blasteran Betawi. Eh nggak gitu. Huhu.
HapusNggak nyangka juga adek, Abang komen begini :|
Baper blogger, yaoloh Icha. Hahaaahaa
BalasHapusEnak banget seharian gerayangin laptop, nonton. Aaaaa Sabtu yang indah :'D Aku mau ih.
Bhahaaa, rasionya kayak rasio rekaman adegan panas. Yawloh. Kopi panas ternyata. HAAHHAAA
Steve anak yg super hiperaktif, berat banget beban ibunya ya Cha.
Hahaaa segitu cemasnya mama kamu, Cha. Itu sampai skrg tidur bertiga sama Nanda, Cha?
Aku suka sama kalimat kamu, yang ''kadang yang dibutuhkan anak itu bukan kebebasan, tapi kepercayaan ''
Huhuuu aku ngerasain itu banget Cha
Sabtu yang indah darimana, Wulandari Gedembrang Gedembrung. Iya indah kalau sambil gerayangi jambangnya Adam Levine. Huhuhuhu.
HapusSini sini ke Samarinda, gerayangin laptop bareng akuh.
Iya, Lan. Kasihan. Tapi salut juga sih. Keren si Diane nggak cengeng jadi ibu.
Iya, Lan. Dari jaman sekolah sampe sekarang. :D Aku mau tidur di kamar bawah nggak dibolehin. HUHUHU.
Kamu udah dapat kepercayaan kok, Lan. Setau aku. Mungkin kepercayaan yang lain belum saatnya kali ya. Semangat. Jangan sedih :))
yah cha dari film terus ke inget mama ya cha lha aku dari film yang kau tulis nyrempet ke curhatanmu terus aku malah ke inget juga.
BalasHapusblogger baper?? hmm keren juga itu. blogger baper.
belajar motor subuh-subuh ya Allah cha bikin ketawa, pake garuk-garuk pantat segala juga.
udah ini aja komenku. hehee
Iya, Di. Keingat si Mama langsung :D
HapusSoalnya kalau shubuh masih sepi, Di. Enak buat mes... eh enggak. Buat mesin motornya lancar gitu, kan baru belajar. *ini apa dah*
Aku berasa ngaca gini ca. :')
BalasHapusIni kayanya bakalan lumayan panjang ni komen nya.
Aku juga termasuk anak perempuan yang gak terlalu deket sama Mama, justru lebih deket sama Ayah, yang diperantauan juga.
Tapi Alhamdulillah Mama ku bukan tipe ibu-ibu yang suka ngelarang-ngelarang anaknya. Atau mungkin karna aku anak pertama, jadi Mama kaya udah ngasih tanggung jawab dan kepercayaan aja gitu, ya udah aku mau kemana ga pernah dilarang, bahkan pernah ikut kemah 3 hari terus lupa minta izin, tapi ya gak dicariin kaya anak-anak lain. Krai, sebenarnya aku anak siapa? :')
Ya mungkin Mama ku udah nganggep aku bisa menentukan mana yang baik dan mana yang tidak jadi ya gak perlu diatur-atur lagi idupnya. Setiap keputusan yang aku buat pun ga pernah minta persetujuan dari orang tua, karna percuma pasti jawabannya "terserah".
Duh aku jadi kangen Mama ca, walaupun kalo udah ketemu biasa aja.
Tanggung jawab.
Iya sama, Dib. Aku juga deketnya sama Bapakku. :')
HapusAlhamdulillah kalau Mama kamu ngasih kepercayaan sama kamu. Tapi itu gokil juga ya tiga hari kemah nggak dicariin. Buset dah, pengen deh kayak gitu. Huhuhu.
Nah, jawaban yang sama yang biasanya aku dapatkan dari Bapakku kalau minta persetujuan. Bahkan pernah jawab, "Tanya Mamamu aja." Bapakku tipe suami takut istri ternyata. Krai juga. :')
Huaaaa Dibah, yaudah nanti kalau ada waktu temuin Mama kamu. Atau telpon aja sekarang. Jangan dipendam kangennya, cukup rasa cinta ke dia aja yang dipendam. Bahahahha. Ampuuuun. *kabur naik buraq*
Tadi aku udah komeng loh cha, tapi error halaman ini, koneksi lancar jaya padahal -_-
BalasHapusPadahal tadi juga panjang lebar isinya, Yaolohhh.
Iya bener, KEPERCAYAAN yang kita butuhkan. Karena kalau KEBEBASAN itu udah lain lagi meskipun sekilas bisa sama juga artinya tapi tetap aja beda. Ngerti gak? ha? kalau gak ngerti yaudah, gapapa,- :v
Dikekang/Dilarang terus-terusan sampe udah kepala 2 pun itu bakal punya dampak negatifnya bagi kita.
Ya seperti, kita jadi kurang tahu perkembangan dunia luar, terkadang mental kita juga jadi ciut ketika ada nemu suatu hal yang menantang hanya karena udah kebiasaan dilarang itu tadi. Ntahdeh, ribet dijelasin -_-
BaydeWey, Icha pengen jadi mama gendut atau kurus? pengen punya anak berapa? terus punya cucu umur berapa? #AkuWARTAWAN #Syalala :v
Iya waktu itu memang error, udah aku publish eh tiba-tiba jadi draf lagi. Maafkan ya :D
HapusIya aku ngerti kok, Dan. Hehe.
Bener sih, ada negatifnya. Banyak Tapi ada positifnya juga, dan nggak kalah banyak. Orangtua pasti pengen yang terbaik buat anaknya :)
Pengen jadi mama cantik kayak Gisele trus punya anak kayak Gempita dan punya cucu sebanyak mungkin. Udah gitu aja no comment yak yang lain :D
Wew filmnya seru tuh, kayaknya, Cha.
BalasHapuskamu mah mending cewek dilarang wajar. Lha aku? Pernah dicap anak mami, bukan anaknya tukang jualin gadis, gara2 lebih milih takut jadi batu daripada ikutan hang out rame2 sama temen. :(
setuju bgt. Kepercayaan. Kepercayaan beda dg kebebasan. Ada unsur tanggung jawab.
Hehe iya. Seru kok. Apalagi soundtracknya.
HapusKamu juga dilarang, Tom? Keren. Biasanya anak cowok mah dibebasin keliaran, jadi kayak nggak dipeduliin gitu. Bahaha. Orangtua kita satu tipe berarti, Tom :D
Yap, bener. Ada unsur tanggung jawab :)
di Film nggak ada adegan Diane ngutuk si Steven jadi arca candi karna udah berani mbentak2 Diane kah cha ..??
BalasHapusAku sering maen ketempat Karaoke, apakah aku udah dianggep sebagai pezinah ..??
Beruntunglah kalau masih di perhatikan Nyokap walaupun kasih sayangnya dan parnoanya kelewat extreme cha, kelak kita pasti akan rindu kicauan itu .. BERUNTUNGLAH !! BERUNTUNGLAAAAHHH !!!
Huahahaha. Sayangnya nggak ada, Ka. Padahal pengen sih liat anaknya tiba-tiba jadi arca candi. Trus candi di Indonesia jadi terkenal di seantero Kanada :D
HapusNgg... ngg.. di mata Mamaku kayaknya sih iya :(
Iya, Ka. Kalau kata Raditya Dika, itu merupakan gangguan terindah dalam hidup kita. :'D
Steve sama Diane jadi saling menyayangi dengan caranya sendiri gitu, ya cha, kadang ribut sampe keluar kata kasar, tapi sisi lain dia sayang ibunya, gitu ya ?
BalasHapuseh emma, suka lagunya si dido juga? samaa hahaha
jadi, ibu punya cara sendiri buat ngelindungi kamu walaupun kamu ngerasa gabetah digituain, tapi itulah ibu yang matang, bukan ibu-ibu muda yang ada dijaman sekarang, cha
Iya kayak gitu, Di. Ini film tentang hubungan ibu-anak tanpa pake cara melankolis gitu. Keren sih menurutku :D
HapusIYA SUKA BANGET AAAAAK! Lagu lawas yang keren itu ya. There will be no white flag above my door. Im in love and always still be. Yuhuuu~ TOSS!
Iya, beda sama ibu-ibu jaman sekarang yang ngebebasin anaknya ya. Aku bersyukur deh kalau Mamaku ibu yang matang :))
Aku jadi keinget sikap ku ke mama kak. Aku yang pelawan, keras,gak mau dibilangin, maunya kemauan aku tuh slali diturutin. Aaaa sedih banget. Jadi pengen download filmnya
BalasHapusAku juga kadang gitu, Dea. Duh jangan sedih. :(
HapusDuh yang ngegabut enak ya nonton film panas, musim panas maksudnya. Perasaan teh tadi aku udah komen tapi error terus refresh postingannya udah gak ada lagi deh. Apa aku nya yang error ya?
BalasHapusSetuju banget kalau yang kita butuhkan itu sebuah kepercayaan daripada kebebasan. Menurutku sih ya, semakin dikekang seorang anak ya semakin mencoba untuk melanggar atau membantah sih. Setelah itu berujung pada komunikasi yang kurang baik antara ibu dan anak. si anak ini jadi lebih memilih untuk lebih introvert deh dari kedua orang tuanya.
Wah backsound nya cakep cakep tuh ca. Jadi penasaran sama filmnya.
FILM PANAS YO OLOH :'D
HapusIya waktu itu memang error, Di. Udah aku publish tapi tiba-tiba jadi draf lagi. Apaan coba. Untungnya bisa. Jadi kamunya nggak error kok. Ntar kalau error nggak bisa bikin prosa lagi deh. *ini apa dah*
Iya bener banget. Pantesan aja aku tertutup kalau sama Mamaku. Dulu waktu jaman masih sekolah aku sering banget ngebantah dan ngelanggar aturan Mamaku. Sekarang lumayan sih udah berkurang. Ingat umur :'D
Iya. Download aja :D
pertama kali liat posternya juga gue nebak ini pasti sejenis sangkuriang, cinta2 terlarang gitu. yah.. namanya jug apenilaian subyektif :")
BalasHapuspesan morilnya: larangan ibu itu mempunyai banyak makna dibaliknya, kalau dilarang ya pasti untuk kebaikan kita. jangan langsung menyalahkan dia secara sepihak :")
Nah iya kan. Bikin mikir yang enggak-enggak aja ya :D
HapusIya, Jev. Rasanya semua ibu pasti ngelarang yang memang patut dilarang. Si anaknya aja yang nggak ngerti kalau yang dilarang itu buruk buat dia :")
Seru yaa ka icha kalo nulis.. Kalo lagi ngobrol seru juga kayanya nih,, ah aku terpikat salah satu trik sihir-__- tulisan
BalasHapusBisa aja kamu :D Aku aslinya pendiam kok, kalau ngobrol biasanya pake kontak fisik. Eeeeh.
HapusCiyeee trik sihir. Tiap blogger pasti punya sihirnya masing-masing gitu berarti ya :))
Sudah nonton filmnyaa dan itu keren bangeeeeeeeeeeet makasih baper blogger :)
HapusIyaa setiap blog ada aja yg bikin iri huaaaa
Wah, Alhamdulillah. Review abal-abalnya berguna. Sama-sama :D
HapusBikin iri ke arah yang baik ya. Ayok semangat nulis! :))
Buset, tempat karaoke tempat zina. :))
BalasHapusTapi sama sih, nyokap gue mikir kalo kafe itu... diskotik. :))
Tempat zina. Diskotik. Bahahaha. Ada apa dengan ibu-ibu itu? :'D
HapusBaper blogger wkwkwkwkw....
BalasHapusParah si icha kalau lagi kumat sama film-filmnya hahahaha....
itu apa karaoke jadi tempat zinaa? Sebagai orang yang sering karaokean dan dibayarin, gue nggak terima ._.
Iya, Yu. Kasihan ya. Jadi blogger aja baper. Bahahaha.
HapusHuahahaha! Sini sini, ke Samarinda. Protes ke Mamaku :D
Ke samarinda? Ketemu mama(ku)? Duh, mbak ichaaaa.... Gue harus ngelarin kuliah dulu, terus cari kerja, nabung duitnya buat nyicil biaya pernikahan.
HapusMbak icha udah keburu-buru? Sabarrr yaaa.... *kode*
*digampar*
Ke samarinda? Ketemu mama(ku)? Duh, mbak ichaaaa.... Gue harus ngelarin kuliah dulu, terus cari kerja, nabung duitnya buat nyicil biaya pernikahan.
HapusMbak icha udah keburu-buru? Sabarrr yaaa.... *kode*
*digampar*
Ya ampun, baper blogger. Adalagi jenis blogger, baper blogger adalah blogger yang bikin tulisan ketika mendengarkan lagu sedih atau menonton film sedih. Ada ada saja X)
BalasHapus"Jual diri sendiri aja kayaknya nggak bakal laku, apalagi jualin orang lain." Pas baca ini, entah rasanya tiba-tiba kayak kebanting. Antara ketawa, nelangsa, pengin ngakak, semua jadi satu cha haha tiba-tiba semua bahasan tentang film mommy buyar seketika X)
Oiya emang apa bedanya antara MOMMY, dan MAMA? -__-
http://sastraananta.blogspot.co.id/2016/01/bersama-toyota-kita-dolan-ke-purbalingga.html
Karena nggak bisa jadi movie review blogger, makanya jadi baper blogger aja. Kasihan ya...
HapusBahaha kebanting. Bukan harga dirinya Bang Fandhy kan yang kebanting?
Nggak ada bedanya sih sebenarnya, tapi disini bedanya Mama itu Mamaku, kalau Mommy itu di film Mommy itu :D
Sifat kita keknya sama deh cha suka ngait ngaitin hal hal ke khidupan kita hihi
BalasHapusMemang gitu ya cha bedanya tontonan barat dengan di indo, khususnya indosiar wakaaakk..klo sana bikin cerita ya realistis...anaknya kasar ya ibunya nanggepiinnya jg manusiawi bgt...klo sinetron indosiar kadang yg dikasarin malah belagak kyk malaikattt huhu, dan itu ga realistis
Wah asik ada temen berbaper ria. Mbak Nita suka nonton film juga. Pas banget kita, Mbak :D
HapusNah iya makanya. Nggak realistis nanggepinnya kalau cerita di Indonesia. Kadang bikin gemes sendiri kan. Kalau disana ya sesuai kenyataan. Manusiawi, iya bener. Bahaha.
Duh, kalo bahas yang mama begini gue mendadak sedih. :')
BalasHapusNg... jadi hiperaktif itu termasuk kelainan, ya? Kirain emang tipe-tipe orang ada yang begitu. XD
Haduh, gue ngakak yang bagian karaoke itu tempat zina. Buahahaha. Padahal, kan, nggak semua tempat karaoke itu ada LIC yang nakal. Kasihan si Nanda. Dia butuh peluk gak, Cha. Aku siap. Emaap.
Ntap. Jangan balas dendam ke anak, ya. Kalau mama lu tidak memberikan kepercayaan ke elu, kelak lu gak boleh nyamain larangan itu ke anak lu. Hehe. :))
Duh. Jangan sedih, Yog :(
HapusIya. Termasuk kelainan psikologis gitu. Aku juga baru tau gara-gara nonton film Mommy.
Dramatis memang pemikiran Mamaku itu, Yog. Ngakak campur seddih dengernya waktu beliau ngomong gitu. Btw LIC itu apa? Aku anak polos nggak tau apa-apa. Huhu.
Bahahahaha Yoga. Bisa aja ih si jomblo modusnya. Eh maap juga.
Oke. Jangan balas dendam, iya bener banget itu. Thanks, Yog! :))
Wuah, jadi penasaran sama filmnya. Boleh nih dimasukin list downloadan pas entar masuk kuliah lagi.
BalasHapusHmmm. Mamaku juga nggak begitu izinin kalo ke tempat karaoke (padahal cuma mau kumpul sama temen temen komunitas), atau pergi ke mana-mana gitu pasti kudu tau detail. Ke mana. Sama siapa aja. Ngapain. Kalo cuma kumpul kopdar gitu, agak cukup susah kasih izinnya. Tapi ya namanya jg orang tua, apalagi aku anak terakhir, cewek satu-satunya. Jadi ada rasa khawatir berlebih pasti.
Hohoho oke. Selamat download yak! :D
HapusWah kamu anak bungsu ya. Nanda juga anak bungsu. Mungkin semua anak bungsu nggak dikasih izin ke tempat karaoke. Oke, ini sotoy.
Iya bener. Larangan itu bentuk dari kekhawatiran orangtua ke kita. Dan khawatir sih karena sayang. Jadi kebanyakan orangtua memang suka ngelarang gitu ya, Bil. Dan itu wajar. Hehe.
Filmnya inspiratif banget. Sebagimana pun ibu tetaplah seorang ibu yang berusaha melindungi anaknya begitu juga anaknya yang membela orang tuanya meskipun ibunya kadang yah...gitu lah..
BalasHapusTidur bertiga demi apa?? Sungguh ibu yang baik sekalee.... :p hahaha
Jadi kangen dikelonin mama :))
Di dunia ini hampir semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya.. meskipun kadang cara mereka kurang tepat.. sebaiknya memang harus kompromi biar hubungan antara anak dengan orang tua lebih kompak :))
Iya, Rum. Filmnya menginspirasi dengan cara yang nggak biasa. Cara yang agak brutal sih. Tapi menyentuh :')
HapusBahahaha. Iya makanya. Sampe sekarang sih itu. Tapi nggak satu tempat tidur. Ada tiga tempat tidur gitu dalam satu kamar. Hehe.
Jadi kangen sama Mama ya, Rum? :')
Iya, tiap orangtua punya caranya masing-masing buat nunjukin rasa sayang sama anaknya. Iya sih harusnya gitu, harus kompromi biar nggak bersitegang trus jadi kompak ya :))
kayaknya film seru. aku pernah nntn film yang anak ada kelainan jdi dia kerjaan diem terus. tapi di film ini anaknya hyperaktif gitu ya?? apalagi mamanya yg gak pernah nyerah buat ngerawat anaknya. tapi yang kaya bidadari sih tetangga baru yg namanya kyla.
BalasHapusbtw lagu2 nya emng asik buat di dengerin
Iya film Mommy itu seru. Jadi favorit deh. Iya anaknya hiperaktif gitu, kayak autis gitu juga.
HapusWah, itu film apa, Feb? Seru juga kayaknya. Judulnya apa?
Nah iya. Lagu-lagunya bikin aku tambah suka sama film ini. :D
Baper Blogger, kalo dibalik jadi "Blogger Baper" Ini judul buku yang bakalan terbit nanti dan jadi hadiah GA di blog Pangeran. Ikutan ya cha.. :)
BalasHapusSebenarnya gue juga termasuk cowok yg selalu dikit2 ditanyain di mana? Ngapain? udah makan belom? Udah jomlo belum? Semua ditanyain. Kadang kitanya sampe males mau jawabnya. Karena tiap hari. CUman, kalo sempet gak ditanya beberapa hari aja, kita kek merasa kehilangan banget.
Mungkin, karena lo juga Blm punya anak dan blm bener2 bisa merasakan jadi ibu itu gimana.
Asiiiik. Mau ngadain GA. Oke sip, Pangeran! :D
HapusNaaaaah. Iya aku juga ngerasa gitu. Juga ngalamin gitu. Ditanyain mulu. Males jawabin. Tapi iya bener, kalau nggak ditanyain gitu, ngerasa kehilangan banget. Ngerasa kayak udah nggak disayang lagi. Hiks.
Iya, Pangeran. Karena itu makanya aku masih nggak ngerti sama Mamaku yang protektif. Duuh :(
kapan yah bisa nonton pilem kek gitu..
BalasHapusah, sudah lama kali gak nonton pilem...
Bisa kapan aja, Mas. Tinggal download aja filmnya :)
HapusWah. Aku selalu download setiap film yang kamu bahas di blog cha. Mau download yang ini juga, penasaran. :D
BalasHapusBelum nonton filmnya aja udah terhura pas baca kalimat "“Tenang, kau masih jadi favoritku, tukang pukul anak.” dari steve buat mamahnya, duh.
Hemm, kurang lebih sikap mamahku juga sama kayak ibu kamu cha, suka melarang ini itu dengan alasan yang aku sendiri gak habis pikir kenapa mamah bisa mikir sampe ke arah situ, bukannya doain anak biar gak kenapa-napa. Tapi sebenernya di balik itu semua, dia cuma mau yang terbaik buat anaknya.
Kita bisa belajar dari sikap mereka yang kadang bikin kita gak seneng, itu bisa di jadiin pelajaran supaya kedepannya bisa jadi orang tua yang lebih baik lagi buat calon anak. :3
Waaaaaah beneran, Nov? Ternyata review abal-abalku berguna juga. Bahaha. Ntar kalau udah nonton kasih tau tanggapannya ya :D
HapusIya itu juga bikin aku terhura. Itu kalimat yang paling aku suka~
Nah sama deh kita. Iya nggak habis pikir, coba biasa aja gitu ya trus doain kita baik-baik aja. Iya bener, orangtua pasti menginginkan itu buat anaknya.
Bener. Mudahan kita bisa jadi orang tua yang baik, lebih baik ya :')
Oooooosssssshhhhhh... Kenapa aku jadi ikut baper pas bahas mama. Aku juga kadang kesel sama mama yang menurut aku protektif banget. Tapi da... Udah, intinya tanggung jawab. Beri aku tissue ajaib :(
BalasHapusBtw kok sutradaranya ganteng aneud ciiii. Ih, nggak kuat :G
Ternyata masih banyak yang diprotektifin sama Mamanya ya :'D Sini sini, aku punya tissue magic buat kamu.
HapusIya, ganteng banget kan. Mau banget bikin film sama dia. Film dewasa. Eeeeh :|