Review: Best Friend - Yelawolf ft. Eminem
- 17.26
- By Icha Hairunnisa
- 40 Comments
Yang gak ngefans sama Eminem, yang gak mau tau siapa itu Yelawolf bahkan Eminem, yang anti hip-hop, jangan close tab dulu ya Kakaaaaaak. Karena di postingan ini aku gak cuma nge-review lagu terbaru dari Yela yang MV-nya juga baru dirilis tanggal 24 kemaren sih, tapi lagu lain juga. Lebih tepatnya, tentang pengalamanku soal menyukai lagu.
Btw, yang pake jaket abu-abu itu Eminem. Yang pake baju krem itu Yelawolf. Ganteng mana sama kamu, Bang? |
Pernah gak sih, suka sama satu lagu tapi gak paham banget sama makna lagunya? Suka sama satu lagu karena ikut-ikutan gebetan atau ngikutin trend?
Aku pernah.
Ketika Harus Bersahabat Dengan Bokek
- 16.17
- By Icha Hairunnisa
- 22 Comments
"Aku bosan bokek. Aku bosan bokek! Bukannya kamu bilang kalau hidup ini harus perhitungan? “
Dita menarik nafas, lalu melanjutkan omongannya.
"Itu dialog favoritku, Tante. Disitu Alvanya ngerasa kalau Merrynya mikirin uang, uang, uang melulu. Ya ketampar lah dia, terus ninggalin Merry. Padahal Merrynya mau dilamar sama Alva tuh. Iiiihhh Alvanya ganteng banget, tapi udah punya pacar di kenyataanya, pacarnya cantik terus bla bla bla bla bla la la la la tra lal la li li li li."
Bukan Indomie rasa kari ayam hangat-hangat. Bukan juga selimut setebal alis Cara Delevingne.
Yang enak pas lagi hujan kayak sekarang itu ya apalagi kalau bukan diojek payungin sama Adam Levine.
Eh enggak ding, enggak salah lagi maksudnya. Eh enggak enggak, serius. Yang enak pas lagi hujan itu ngamar, selimutan, sambil dengerin lagu.
Tadi aku ada googling dengan kata kunci, "lagu yang enak didengerin pas lagi hujan". Dan banyak juga yang ngebahas soal itu. Lagunya juga beragam, rata-rata pada lagu barat yang galau-galau, macam The Scientist-nya Coldplay, Someone Like You-nya Adele, When You're Gone-nya Avril Lavigne, My Immortal-nya Evanescence, The Reason-nya Hoobastank, November Rain-nya Guns 'N' Roses. Rata-rata dari satu blog ke blog lain ada yang sama lagunya.
Sebagai orang yang doyan hujan-hujanan, aku juga punya pendapat sendiri soal lagu apa aja yang enak didengerin pas lagi hujan. Walaupun gak ada kata hujan atau rain-nya kayak lagu lagu Utopia yang Hujan dan Umbrella-nya Rihanna, yaitu sebagai berikut,
1. Angels Cry - Mariah Carey ft. Ne-Yo
When you and I said goodbye
I felt the angels cry
Lagu-lagu lama emang punya magnet tersendiri dibanding lagu-lagu baru. Salah satunya yaitu lagu ini. Mariah Carey emang lagi hujan-hujanan di MV lagunya, tapi bukan karena itu aku nganggap ini jadi lagu yang enak didengar pas lagi hujan. Makna lagunya ini dalem, tentang dua sejoli yang sebenarnya gak mau pisah tapi terpisah karena ego mereka yang sama-sama gede. Mereka masih saling membutuhkan satu sama lain.
Lagu ini masih suka aku dengerin dari jaman SMP sampe sekarang, apalagi kalau lagi hujan dan kebetulan lagi di kamar, juga lagi mikirin Zai.
"Bidadari aja nangis kalau aku pisah sama kamu, apalagi aku." bisikku sambil mandangin hujan dari jendela kamar. Alay.
Lagu ini masih suka aku dengerin dari jaman SMP sampe sekarang, apalagi kalau lagi hujan dan kebetulan lagi di kamar, juga lagi mikirin Zai.
"Bidadari aja nangis kalau aku pisah sama kamu, apalagi aku." bisikku sambil mandangin hujan dari jendela kamar. Alay.
Selain ngerasa melankolis, aku selalu ngerasa jadi salah satu bidadari yang menangisi perpisahan Mariah Carey dan Ne-Yo kalau dengerin lagu ini. Dilarang protes.
2. Stan - Eminem ft. Dido
But your picture on my wall
It reminds me, that it's not so bad,
it's not so bad
Pas banget, habis Mariah Carey baru lagunya Eminem. Pas juga karena MV-nya sama-sama lagi dalam suasana hujan. Tapi kenapa mereka gak berjodoh? Kenapa malah si Mariah Carey nya gak ngakuin hubungan mereka trus sampe bikin lagu Obseessed? Kenapa Eminem harus ngediss Mariah segitu kejamnya di lagu The Warning? Siapa sebenarnya yang benar dari mereka berdua?
Entahlah, yang penting Eminem tetap bahagia walaupun jadi duda dan punya empat anak yaitu Hailie, Whitney, Alaina, dan aku.
*Zhema teriak-teriak gak terima*
*langsung dilempari tepung*
Nah kalau lagu emang enak didengerin pas hujan karena MV-nya sih. Si Stan, tokoh di MV ini, lagi nulis surat dan naik mobil sambil marah-marah dalam keadaan lagi hujan. Jadi kalau dengerin lagu ini udah kayak lagi dibawa kebut-kebutan aja sama si Stan hujan lebat. Trus juga, emosi di lagu ini sama hujan emang cocok sih, saling melengkapi. Gatau ya, rasanya beda aja kalau dengerin lagu ini pas hujan-hujan sama pas cuaca lagi biasa aja.
3. Can't Let Go - Landon Pigg
I can't let go
I can't move on from the past
Without lifting a finger you're holding me back.
Pertama dengar lagu ini, kalimat yang keluar dari mulutku yaitu,
"BAJINGAN!!!!! UPAYA MOVE ON BISA RUSAK KALAU DENGAR INI LAGU!!! LANDON PIGG BAJINGANNN!!!!!"
FYI, itu bukan keluar dari mulutku, tapi dari mulut Alzhema, si jomblo akut.
Tapi emang bener sih, lagu ini kalau didengerin sama orang yang lagi usaha buat move on mati-matian pasti orang itu langsung nyerah dan cepat-cepat ke rumah mantan buat ngajak balikan. Lirik sama musiknya bener-bener nyatu, apalagi yang versi akustiknya, perih kalau didengerin pas lagi hujan. Lagu ini sebenarnya juga kayaknya bukan buat mantan pacar, tapi mantan gebetan, dilihat dari liriknya yang,
"But I could never call you mine
Cause I could never call myself yours"
Apa gak tambah perih tuh....
Dih, gak nyangka ternyata si Landon juga bisa dipatahin hatinya. Kirain cuman bisa matahin hatinya Ellen Page aja di film Whip It.
4. Fool's Gold - One Direction
And I knew that you’d turn it on for everyone you met
But I don’t regret falling for you
Fool’s gold
Lagu ini sempat aku review di postingan Bukan Cuma Diam yang Emas. Entahlah, lagu ngenes sama hujan itu kayak gak terpisahkan, abadi pokoknya dah.
Lagu ini tegar banget dinyanyiin sama lima cowok tampan yang sekarang cuman jadi empat, padahal liriknya bener-bener galau, ngenes. Tentang cowok yang di-PHP-in sama cewek, tapi tetep aja cinta sama cewek itu bukannya benci dan blacklist cewek itu jadi pelanggan mereka. Eh, itu sih online shop ya.
5. Hero - Regina Spektor
I'm the hero of the story, don't need to be saved
It's alright, it's alright, it's alright, it's alright
Liriknya songong ya? Karena itu aku suka lagu ini.
Alunan piano yang udah jadi ciri khasnya Regina serasa ngehangatin aku yang lagi kedinginan habis kehujanan di jalan. Hal itu yang aku rasain setahun yang lalu waktu Mamaku masuk rumah sakit. Di perjalanan dari rumah menuju rumah sakit, aku kehujanan. Tau aja sih kalau aku mandinya mandi bebek, jadinya dimandiin sekalian pake hujan kali ya. Nah aku dengerin lagu ini sambil ngeringin badanku, dan rasanyaaaaa, gimana ya, tenang aja gitu. Jadi kalau lagi hujan, aku suka dengerin lagu ini, sambil ngenang waktu rajin bolak balik ke rumah sakit juga.
6. Animals - Maroon 5
Baby, I'm preying on you tonight
Hunt you down eat you alive
Just like animals, animals, like animals
Ini lagu sebelumnya gak pernah kudengarin kalau lagi hujan. Aku juga jarang dengerin lagu ini. Tapi gara-gara kemaren, hujan deras turun dari malam sampe pagi, aku jadi kepikiran sama MV lagu ini. Bener-bener kepikiran. Ganggu banget sumpah. Potongan demi potongan MV nya ikut bikin aku galau, padahal galau karena berangkat kerja jam berapa aja udah cukup, ngapain ditambah sama galauin MV lagunya itu.
Istighfar Chaaaaa, masih kecil juga!
Rusak deh otak. Ini semua gara-gara Adam Levine sama Behati! Cerai aja kalian, cerai!!!!!
Rusak deh otak. Ini semua gara-gara Adam Levine sama Behati! Cerai aja kalian, cerai!!!!!
Eh tapi terlepas dari MV-nya, lagu ini emang pantes-pantes aja kok didengerin pas lagi hujan. Gatau deh pantes kenapa, pokoknya pantes aja.
*hilang fokus*
Oke, itulah daftar lagu yang biasa aku puter padahal bukan gasing, kalau lagi hujan. Mungkin ada yang gak setuju kalau salah satu, atau bahkan semua lagu di atas itu enak didengerin pas hujan atau semua suasana. Tapi namanya juga manusia, diciptakan dengan pemikiran yang berbeda-beda.
Yang gak setuju, yang setuju, yang gak tau Adam Levine itu siapa, yang kalau hujan bawaaannya kangen mantan yang udah jadi pacar orang......
MANA SUARANYAAAAAA???
Yang gak setuju, yang setuju, yang gak tau Adam Levine itu siapa, yang kalau hujan bawaaannya kangen mantan yang udah jadi pacar orang......
MANA SUARANYAAAAAA???
Saudara alter ego saya memaksa saya menulis postingan untuk blognya kali ini. Padahal dia tau kalau saya adalah orang yang anti socmed, termasuk anti blog yang katanya udah jadi separuh jiwanya ini. Oh iya, blog itu termasuk social media bukan sih?
"Kamu punya otak yang sama pintar kayak aku. Pasti kamu punya sesuatu yang bisa kamu tulis. Please, Zhemaaaaaaaaaaaaa."
Ada dua paksaan dari kalimat memelas di atas yang dia ucapkan tadi pagi. Satu, dia memaksa saya buat hadir di blog ini, entah buat apa. Dua, dia memaksa saya secara gak langsung buat mengakui kalau dia pintar. Iya, mungkin dia memang pintar, pintar dibungulin cinta.
Katanya gak suka diolokin, tapi ketawa aja kalau udah diolokin Zai, cowok yang katanya udah nemanin dia selama dua tahun ini. Katanya gak bakal pacaran sama cowok yang cuek karena sifat manja yang mendarah daging, tapi ternyata pacaran sama Zai yang notabene berkepribadian plegmatis damai dan bergolongan darah B, perpaduan yang sempurna untuk menciptakan karakter cowok cuek dan ngangenin. Lah, kok saya jadi muji si Zai itu ya. Padahal kenal aja enggak.
Katanya gak suka diolokin, tapi ketawa aja kalau udah diolokin Zai, cowok yang katanya udah nemanin dia selama dua tahun ini. Katanya gak bakal pacaran sama cowok yang cuek karena sifat manja yang mendarah daging, tapi ternyata pacaran sama Zai yang notabene berkepribadian plegmatis damai dan bergolongan darah B, perpaduan yang sempurna untuk menciptakan karakter cowok cuek dan ngangenin. Lah, kok saya jadi muji si Zai itu ya. Padahal kenal aja enggak.
Cinta memang bisa membuat kita bodoh. Makanya saya memilih buat jomlo aja. Bukan karena nasib, tapi karena prinsib. Pake 'b' biar greget, dan biar keliatan sebagai alasan yang gak klasik-klasik amat. Padahal emang klasik sih.
Okelah, saya sanggupin aja permintaan itu anak.
Oh iya, baiknya saya memperkenalkan diri saya dulu. Nama saya Alzhema. Saya dua tahun lebih muda darinya (tapi saya ngerasa jauh lebih dewasa dibanding dia), dan lahir tanggal 13 April. Seperti yang udah ditulis Icha di postingan sebelumnya, saya adalah dirinya yang lain, yang tentu aja merupakan kebalikan dari dia.
Dan seperti yang udah saya tulis di atas, saya anti socmed. Terutama Path, Instagram, dan Ask.fm. Saya masih memberi pengecualian untuk blog, setelah saya coba untuk menulis disini. Ternyata blog tidak 'sepamer' yang saya kira.
Yap, pamer. Alasan saya gak suka socmed, ya karena itu. Saya gak habis pikir sama Icha yang tadi malam mencak-mencak sendiri gara-gara ngeliat postingan teman-temannya di Path yang lagi study tour ke Surabaya, yang lagi nonton sama pacarnya, yang lagi makan di---- kalau kesel liat orang yang pamer, gak usah main Path, gak usah punya Path juga sekalian. Ini malah dipelototin sambil tetep ngedumel sendiri,
"Isssss kapan ya bisa jalan-jalan keluar pulau, keluar negeri, keluar planet?"
"Enaknya pang nonton sama pacar, eeh gak enak kok, enakan jalan sama Dita, eeeh sama pacar kok sama pacar huaaaaaaaaaa!!!"
"Makan disitu aja pake dishare, ntar kalau makannya disuapin juga dishare gitu, kalau habis makan trus boker dishare juga gitu?"
Saya cuma bisa geleng-geleng kepala aja. Bukannya Path emang gitu ya, akun socmed pencitraan? Seperti yang orang-orang bilang.
Selain ngedumel sendiri, Icha juga suka curcol di akun Path-nya itu, padahal dia sudah punya blog ini buat jadi tempat curhat.
Kadang terselubung lewat lirik lagu, kadang lirik lagunya itu diganti biar keliatan lebih ngenes dan minta dikasihanin, kadang frontal curhat lewat status. Berharap tanda love banyak berdatangan. Tapi dia lebih suka kalau postingannya dicemberutin atau diketawain, dikasih emot cemberut dan emot ketawa maksudnya. Biar keliatan seberapa banyak yang peduli sama kegalauannya, katanya. Ckckck. Pencitraan yang Icha bentuk sangatlah buruk. Miss Drama Queen.
Tapi saya gak ngelarang dia buat main Path sih. Kadang saya juga suka mainin Path-nya, dengan ngeshare lagu Eminem, dikasih caption lirik lagunya yang paling ngena kasarnya.
Saya juga gak ngelarang dia buat main Instagram.
Cuman saya ngerasa lucu aja, banyak model yang bertebaran di akun socmed satu itu. Model yang sebenarnya bukan model tapi sok-sok jadi model. Para cewek-cewek pada bersaing buat banyak-banyakan followers, banyak-banyakan likes, banyak-banyakan foto lagi-dimana atau lagi-difotoin. Banyak cewek-cewek di IG yang pada foto di tempat-tempat bagus dan cenderung bikin kita bertanya-tanya,
"Itu dimana ya? BAGUSSSS!!!"
Cewek-cewek itu pada pake outfit yang keren dan bikin bertanya-tanya juga, itu bajunya beli dimana, itu rambut nyalon dimana, itu sepatu nyolong dimana. Cewek-cewek yang pajang foto candid tapi bagus, entah beneran candid atau sok-sok candid.
Pokoknya cewek-cewek yang bikin sirik lah.
Icha mah yang sirik, saya mah enggak. Saya ngetawain aja kalau ngeliat Icha sama temannya, Dita, ngerengek satu sama lain kalau ngeliat foto cewek model wannabe di IG. Trus mereka berdua kepo, bukain IG cewek itu sampe mereka capek sendiri. Dan berakhir dengan kalimat yang diucapin barengan,
"ENAK BANGET JADI ORANG FAMOUS, TEMENAN SAMA FOTOGRAFER!!!!!"
Daripada sibuk nyirikin IG orang yang fotonya bagus-bagus, mendingan foto yang bagus juga kalau gak mau kalah. Ah, tapi Icha sudah kalah. Secara dia gak ada bakat-bakatnya buat dipoto. Masih mending Dita, bisa pose muka beku ala model, lebih ekspresif juga. Lah si Icha, kalau pose muka beku, bibirnya kayak mau jatoh.
Begitu saya kasih tau dia soal ini, dia langsung mogok upload foto di IG.
Ada juga akun-akun IG yang nyampah, sekali upload foto banyak banget dari lima sampe sepuluh. padahal satu momen dan itu juga foto selfie.
Menurut saya, main IG itu gak sebatas buat orang yang mau jadi model-modelan, gak sebatas buat share foto yang bikin sirik aja. Banyak pengguna IG yang pada share video lucu dan kreatif. Seenggaknya itu lebih berpahala daripada ngeshare foto. Ya, berpahala karena udah ngehibur orang.
Nah, terus kalau akun Ask.fm, saya suka kesel kalau ngeliat Icha main Ask.fm, dan ngasih pertanyaan anonim buat orang-orang yang di berandanya, yang dia rasa kelewat asik atau kelewat sensasional. Waktu itu dia pernah nge-ask akun cewek yang famous dan banyak hatersnya karena pergaulan cewek itu bisa dibilang buruk.
"Eh Kak, menurut kakak bagusan Kamasutra atau Fiesta ya Kak? Aku gak ngerti gituan, Kak. Mohon di ans ya Kak, aku butuh banget bantuan Kakak."
Astagaa Ichaaaaaaa! Mentang-mentang anon trus seenaknya nge-ask pertanyaan macam itu. Dan ternyata bukan cuma Icha yang gitu. Ada banyak. Dan itu udah biasa di dunia per-ask-fm-an. Icha juga pernah dapat pertanyaan dari anon, yang lumayan nyebelin juga. Kapok, dapat karma.
Terus, Ask.fm yang dulu bukanlah Ask.fm yang sekarang. Selain makin maraknya pertanyaan dari anon, akun-akun Ask.fm sekarang rata-rata pada sok bijak ngejawab pertanyaan, kadang gak nyambung juga. Yang ditanya apa, yang dijawab apa.
Ditanya,
Ditanya,
"Kalau ada orang yang gak bisa pegang janjinya, enaknya diapain ya?"
Eeeeh malah dijawab,
"Daripada kesel mending story aku sama pacar aku ya, jadi tuh hari ini aku sama dia bla bla bla bla bla bla bla"
Habis itu dia post a picture sama pacarnya. Perih kalau yang nanya itu jomlo kayak saya.
Meskipun saya anti socmed, tapi saya rasa cuman tiga socmed itu aja deh yang saya sinisin di postingan ini. Sebenarnya hak masing-masing orang mau main socmed sebrutal gimana. Tapi lebih bagus kalau socmednya digunakan secara wajar, bukan jadi kebutuhan primer juga.
Dan yang paling penting, jangan lebih mengutamakan ukhuwah antar teman socmed aja, tapi antar teman dunia nyata. Kan ada tuh gara-gara asik komenan di IG atau di Path, teman di samping dicuekkin.
Sebenarnya saya gak tau ukhuwah itu apa, cuman asal sebut aja sih.
Saya bingung mau nulis apa lagi. Moga postingan ini enak dibaca walaupun gak ada manfaatnya. Salam kenal dari saya, ya.
-Alzhema-
Beberapa hari yang lalu, Mamah Dedeh ngebawain materi ceramah soal angan-angan muluk di acara tiap paginya. Para ibu pengajian yang hadir pada nanyain dan curhat tentang angan-angan mereka, muluk apa enggak menurut Mamah Dedeh atau menurut agama Islam.
Kalau aku nyempil disitu, pengen banget rasanya nanya,
"Curhat dong Mah. Nama saya Icha. Saya mau nanya Mah, menurut Mama kenapa ya pacar saya itu cuek banget? Kalau saya berangan ditanyain udah makan apa belum bukannya ditanyain berapa penghasilan mangkal hari ini, itu angan-angan muluk gak, Mah? Eeeh, gak boleh pacaran ya, Mah?"
*kemudian diceramahin*
*disuruh taaruf*
*dijodohkan sama Josh Hutcherson*
Eh enggak, sebenarnya aku pengen nanya, kalau pengen punya alter ego itu apakah termasuk dalam angan-angan muluk atau enggak. Tapi rasanya gak mungkin aku nanyain soal itu ke Mamah Dedeh. Selain karena keinginan itu aneh, aku juga gak yakin Mamah Dedeh kita tercinta itu tau alter ego apa enggak.
Atau jangan-jangan, yang lagi baca ini juga gak tau alter ego itu apa.
Sama, aku juga gak tau.
Eh, aku tau deng, Berawal dari lagu The Real Slim Shady-nya Eminem.
Waktu pertama dengar, pas kelas tiga SMK (lagu itu udah dari aku SMP perasaan tapi baru didengarnya pas SMK, betapa kudetnya) aku ngerasa aneh sama suara Em yang kayak lagi pilek tapi keren itu, sengau-sengau cempreng. Suara yang gak pernah aku dengar sebelumnya dari Em, beda aja sama pas di Love The Way You Lie. Waktu itu, dengan sengaknya Zai ngejelasin kalau itu suara Eminem yang lain, diri Eminem yang lain, yang dikasih nama Slim Shady.
"Slim Shady itu wujud liarnya Eminem. Dengan karakter itu biasanya dia ngediss artis, macam Christina Aguilera, Michael Jackson, Britney Spears----"
"Loh, bukannya Eminem udah liar ya?"
"Ini lebih liar. Bebungulan malah."
"Jadiiiii, Eminem itu ada dua? Eh, gimana sih?"
"Itu alter egonya. Coba kamu perhatikan. Eminem itu suaranya lebih berat, lebih cool. Kalau Slim Shady, suaranya agak cempreng, kelakuannya suka rada sedeng."
Selanjutnya tangan Zai lincah menggerayangi hapenya, buka Youtube dan nunjukin satu persatu MV Eminem meranin Slim Shady.
Dari situ aku penasaran dan suka sama Slim Shady. Aku jadi suka lagu The Real Slim Shady, Guilty Conscience, Forgot About Dre, My Name Is, Just Don't Give A Fuck.
Kalau aku nyempil disitu, pengen banget rasanya nanya,
"Curhat dong Mah. Nama saya Icha. Saya mau nanya Mah, menurut Mama kenapa ya pacar saya itu cuek banget? Kalau saya berangan ditanyain udah makan apa belum bukannya ditanyain berapa penghasilan mangkal hari ini, itu angan-angan muluk gak, Mah? Eeeh, gak boleh pacaran ya, Mah?"
*kemudian diceramahin*
*disuruh taaruf*
*dijodohkan sama Josh Hutcherson*
Eh enggak, sebenarnya aku pengen nanya, kalau pengen punya alter ego itu apakah termasuk dalam angan-angan muluk atau enggak. Tapi rasanya gak mungkin aku nanyain soal itu ke Mamah Dedeh. Selain karena keinginan itu aneh, aku juga gak yakin Mamah Dedeh kita tercinta itu tau alter ego apa enggak.
Atau jangan-jangan, yang lagi baca ini juga gak tau alter ego itu apa.
Sama, aku juga gak tau.
Eh, aku tau deng, Berawal dari lagu The Real Slim Shady-nya Eminem.
Waktu pertama dengar, pas kelas tiga SMK (lagu itu udah dari aku SMP perasaan tapi baru didengarnya pas SMK, betapa kudetnya) aku ngerasa aneh sama suara Em yang kayak lagi pilek tapi keren itu, sengau-sengau cempreng. Suara yang gak pernah aku dengar sebelumnya dari Em, beda aja sama pas di Love The Way You Lie. Waktu itu, dengan sengaknya Zai ngejelasin kalau itu suara Eminem yang lain, diri Eminem yang lain, yang dikasih nama Slim Shady.
"Slim Shady itu wujud liarnya Eminem. Dengan karakter itu biasanya dia ngediss artis, macam Christina Aguilera, Michael Jackson, Britney Spears----"
"Loh, bukannya Eminem udah liar ya?"
"Ini lebih liar. Bebungulan malah."
"Jadiiiii, Eminem itu ada dua? Eh, gimana sih?"
"Itu alter egonya. Coba kamu perhatikan. Eminem itu suaranya lebih berat, lebih cool. Kalau Slim Shady, suaranya agak cempreng, kelakuannya suka rada sedeng."
Selanjutnya tangan Zai lincah menggerayangi hapenya, buka Youtube dan nunjukin satu persatu MV Eminem meranin Slim Shady.
Dari situ aku penasaran dan suka sama Slim Shady. Aku jadi suka lagu The Real Slim Shady, Guilty Conscience, Forgot About Dre, My Name Is, Just Don't Give A Fuck.
Emang bener, Slim Shady jauh lebih liar dari Eminem. Walaupun lirik yang dibawain sama-sama kasar, tapi gaya pembawaannya beda. Eminem cool, diem, jarang senyum, sedangkan Slim Shady lebih ekspresif dengan suka ngejulurin lidah, naikin alis, cemberut, dan cengengesan. Slim Shady bener-bener gak peduli apa kata orang, Silm Shady itu 'sakit' banget.
Slim Shady jadi salah satu dari sekian alasan kenapa aku suka Eminem. Dan karena dia juga aku jadi penasaran sama apa itu alter ego. Jadi, dua minggu lalu, aku googling soal alter ego, nemuin pengertiannya yang sebenarnya aku malas jelasin, baca aja di Pengertian Alter Ego Menurut Om Wiki. Trus nemuin ternyata gak cuma Eminem aja yang punya alter ego.
Seperti yang aku baca di Kaskus, ada Lady Gaga, yang pernah nunjukin alter egonya di MV You and I, seorang cowok ganteng bernama Jo Calderone, yang gak lain adalah dia sendiri.
Ada Nicky Minaj, dengan alter egonya, Roman Zolanski, yang sebenarnya kalau dilihat-lihat juga gak beda jauh sama karakternya dia.
Trus ada Kak Keket, eh Katy Perry, yang punya alter ego namanya Kathy Beth Terry, pernah munculin diri di MV Last Friday Night.
Beyonce juga punya alter ego, yang dia kasih nama Sasha Fierce, nama yang cukup familiar di telingaku dan sempat bikin aku nanya sama diri sendiri kenapa si Beyonce ngasih judul album ketiganya dengan judul 'I Am.....Sasha Fierce'. Dari segi penampilan sih gak ada bedanya sama Beyonce, tapi si Sasha ini selalu dia munculkan kalau dia lagi di atas panggung, si Sasha yang percaya diri dan atraktif, beda banget sama diri Beyonce yang sebenarnya introvert dan pemalu. Tapi katanya udah gak dipake lagi sih si Sasha ini.
Yelawolf, rapper dari Tallahassee, ikut-ikutan nyiptain alter ego juga, Catfish Billy, seorang cowok yang keliatannya lebih tua dengan kumis lebatnya, dan bengis.
Aku kebelet pengen punya alter ego. Pengen banget.
Ditambah lagi si Nanda cerita temannya punya alter ego, nama temannya itu Rio, nama alter egonya itu Vmon. Perbedaan dari mereka berdua, si Rio ini masih belum bisa move on dari mantan gebetannnya (belum jadi pacar aja udah jadi mantan, perih) sedangkan si Vmon sudah sembuh dan sering jadi tempat curhatnya si Rio. Gila eh, keren. Aku senang ternyata ada juga yang kurang kerjaan kayak gitu selain artis.
Dan aku jadi kayak gitu, jadi ngerasa kalau ada 'aku yang lain' di tubuh lidi sate ini.
Aku yang suka banget sama Adam Levine sampe nangis sesenggukan di pojokkan kantor pas hari pernikahannya sama Beha. Satunya lagi aku yang gila Eminem, yang waktu ngeliat MV My Lifenya 50 Cent, ada Adam Levine dan Eminem disitu, bukannya teriak-teriak jejeritan ngebelai-belai layar laptop kayak waktu kelas dua SMK dulu, malah gigit-gigit bibir ngeliat Eminem, seolah-olah gak kenal siapa itu Adam Levine.
Aku yang kalau lagi sedih langsung putar playlist 'Songs About Him' di hapeku, yang isinya lagu-lagu mellow pengantar tidur penguras air asin dari mata, trus nangis ngutuk diri sendiri semalaman.
Slim Shady jadi salah satu dari sekian alasan kenapa aku suka Eminem. Dan karena dia juga aku jadi penasaran sama apa itu alter ego. Jadi, dua minggu lalu, aku googling soal alter ego, nemuin pengertiannya yang sebenarnya aku malas jelasin, baca aja di Pengertian Alter Ego Menurut Om Wiki. Trus nemuin ternyata gak cuma Eminem aja yang punya alter ego.
Seperti yang aku baca di Kaskus, ada Lady Gaga, yang pernah nunjukin alter egonya di MV You and I, seorang cowok ganteng bernama Jo Calderone, yang gak lain adalah dia sendiri.
Trus ada Kak Keket, eh Katy Perry, yang punya alter ego namanya Kathy Beth Terry, pernah munculin diri di MV Last Friday Night.
Beyonce juga punya alter ego, yang dia kasih nama Sasha Fierce, nama yang cukup familiar di telingaku dan sempat bikin aku nanya sama diri sendiri kenapa si Beyonce ngasih judul album ketiganya dengan judul 'I Am.....Sasha Fierce'. Dari segi penampilan sih gak ada bedanya sama Beyonce, tapi si Sasha ini selalu dia munculkan kalau dia lagi di atas panggung, si Sasha yang percaya diri dan atraktif, beda banget sama diri Beyonce yang sebenarnya introvert dan pemalu. Tapi katanya udah gak dipake lagi sih si Sasha ini.
Yelawolf, rapper dari Tallahassee,
Aku kebelet pengen punya alter ego. Pengen banget.
Ditambah lagi si Nanda cerita temannya punya alter ego, nama temannya itu Rio, nama alter egonya itu Vmon. Perbedaan dari mereka berdua, si Rio ini masih belum bisa move on dari mantan gebetannnya (belum jadi pacar aja udah jadi mantan, perih) sedangkan si Vmon sudah sembuh dan sering jadi tempat curhatnya si Rio. Gila eh, keren. Aku senang ternyata ada juga yang kurang kerjaan kayak gitu selain artis.
Dan aku jadi kayak gitu, jadi ngerasa kalau ada 'aku yang lain' di tubuh lidi sate ini.
Aku yang suka banget sama Adam Levine sampe nangis sesenggukan di pojokkan kantor pas hari pernikahannya sama Beha. Satunya lagi aku yang gila Eminem, yang waktu ngeliat MV My Lifenya 50 Cent, ada Adam Levine dan Eminem disitu, bukannya teriak-teriak jejeritan ngebelai-belai layar laptop kayak waktu kelas dua SMK dulu, malah gigit-gigit bibir ngeliat Eminem, seolah-olah gak kenal siapa itu Adam Levine.
Aku yang kalau lagi sedih langsung putar playlist 'Songs About Him' di hapeku, yang isinya lagu-lagu mellow pengantar tidur penguras air asin dari mata, trus nangis ngutuk diri sendiri semalaman.
Diri yang satunya lagi aku yang putar playlist "Keep Rapping!' di hapeku kalau lagi sedih, ikut nyanyiin liriknya dengan sok-sok punya flow dan kadang ketawa sendiri kalau denger lirik sumpah nyerapah. Seolah lirik-lirik kasar itu mewakili perasaan yang lagi hancur ini, dan yang bikin hancur harus tanggung jawab sama apa yang dia telah perbuat ke aku. BEH.
Aku yang kepo, mau tau apa yang lagi diomongin sama bubuhannya, atau aku yang pengen selalu jadi bagian dari 'perkumpulan' gosip, acara jalan-jalan, makan-makan, foto-foto. Tapi ada diriku juga yang gak tertarik sama ngumpul-ngumpul, diriku yang terlalu asik sama headset atau acara jalan ke mall-nya sendirian. Terlalu, atau sudah terlanjur asik sama diri sendiri.
Aku yang sebenarnya pemalu, bersikap manis, murah senyum, beretika baik, jaiman, polos (jangan muntah, jangan muntah, ambulans akan segera datang), berkacamata, lebih sering memainkan aku yang lain, aku yang gak tau malu, suka ngomong "Fuck!" kalau lagi kesandung atau baterai hape habis, tertawa lepas kontrol, binal, dan make softlens.
Aku yang selalu baper kalau diolok orang, apalagi soal fisik. Ngedumel dalam hati atau bahkan nangis di saat itu juga. Tapi kadang ada diriku yang lain, muncul, cuma tertawa atau bersikap seolah olokan itu gak pernah terdengar.
Aku yang selalu mikirin Zai lagi ngapain, udah makan apa belum, apa dia mikirin aku juga, apa orientasi seksualnya gak berubah semenjak kerja disana, pengen dan mungkin akan punya aku yang lain, yang gak mikirin Zai, gak haus akan perhatian, gak kenal siapa itu Zai.
Aaaaakkk, aku pengen punya alter ego! Eh, aku udah punya itu!
Aku pun dengan kurang kerjaannya nerapin sedikit demi sedikit cara menciptakan alter ego, nemu dari Wikihow. Mulai dari nentuin suaraku yang bakal rada berat kalau meranin alter egoku, penampilan yang sebenarnya masih bingung mau bakal kayak gimana. Dan.... nah ini. Nama.
Yeaah. Nama.
Sempat kebingungan mau pake nama apa. Kicha? No! Itu nama yang sok-sok disamain biar kembar sama Kugy-nya Perahu Kertas.
Sumpah, ngasih nama buat alter ego itu babak paling seru sekaligus paling bikin pusing. Nama yang harus cocok sama karakter binalku dan mukaku yang mirip sama (lututnya) Emma Stone ini, sekaligus nama yang harus unik, gak pasaran macam Siti, Cinta, Ayu, pokoknya nama-nama yang sering dipake buat FTV.
Dan akhirnya nemu satu nama, yaitu Alzhema. Diambil dari nama penyakit favoritk, yaitu Alzheimer. Sumpah, gak kreatif banget, Tapi sesuai namanya, Alzhema ini orangnya lupaan, dia lupa apa masalahnya, dia lupa dia punya pacar, dia lupa caranya nangis, lupa caranya berpikiran feminim. Alzhema punya sifat yang udah aku sebutin di atas. Alzhema suka pake masker rumah sakit yang warna hijau itu, tau kan.
Pokoknya kalau aku lagi pake masker walaupun lagi gak pilek, berarti itu Alzhema, bukan Icha. Kalau aku diem aja nanggapin Dita yang menggebu-gebu cerita soal big sale di olshop anu, itu Alzhema. Kalau aku ngerasa biasa aja pas Zai gak ada nelpon atau balas bbmku, itu Alzhema lagi. Kalau blog ini nulis tentang aneh-aneh kayak gini, ini Alzhema, Haiiiii.
Alzhema sudah mulai beraksi dari dua hari lalu. Waktu bubuhannya ngolokin aku yang gak jadi makan gara-gara mereka ceritaan soal feses, padahal mereka tau aku gak suka kalau ada yang bahas feses kalau aku lagi makan, aku bukannya kesel dalam hati kayak biasa. Aku cuek aja. Aku hanya ngelongokan kepala ke arah mereka sebagai bentuk hei-aku-dengar-kalian-ngomongin-aku-loh, habis itu langsung pasang headset ke telinga. Rasanya puas pas mereka bilang,
"Ah Icha gak dengar, gak asik."
Dan malam ini, pas Zai gak ada balas bbmku, yang biasanya aku mikir macam-macam tapi sekarang ngerasa biasa aja. Entah karena terbiasa atau itu karena adanya Alzhema.
Sumpahhhhh, jadi ini rasanya punya alter ego? Dalam skala kecil?
Lumayan.
Aku yang kepo, mau tau apa yang lagi diomongin sama bubuhannya, atau aku yang pengen selalu jadi bagian dari 'perkumpulan' gosip, acara jalan-jalan, makan-makan, foto-foto. Tapi ada diriku juga yang gak tertarik sama ngumpul-ngumpul, diriku yang terlalu asik sama headset atau acara jalan ke mall-nya sendirian. Terlalu, atau sudah terlanjur asik sama diri sendiri.
Aku yang sebenarnya pemalu, bersikap manis, murah senyum, beretika baik, jaiman, polos (jangan muntah, jangan muntah, ambulans akan segera datang), berkacamata, lebih sering memainkan aku yang lain, aku yang gak tau malu, suka ngomong "Fuck!" kalau lagi kesandung atau baterai hape habis, tertawa lepas kontrol, binal, dan make softlens.
Aku yang selalu baper kalau diolok orang, apalagi soal fisik. Ngedumel dalam hati atau bahkan nangis di saat itu juga. Tapi kadang ada diriku yang lain, muncul, cuma tertawa atau bersikap seolah olokan itu gak pernah terdengar.
Aku yang selalu mikirin Zai lagi ngapain, udah makan apa belum, apa dia mikirin aku juga, apa orientasi seksualnya gak berubah semenjak kerja disana, pengen dan mungkin akan punya aku yang lain, yang gak mikirin Zai, gak haus akan perhatian, gak kenal siapa itu Zai.
Aaaaakkk, aku pengen punya alter ego! Eh, aku udah punya itu!
Aku pun dengan kurang kerjaannya nerapin sedikit demi sedikit cara menciptakan alter ego, nemu dari Wikihow. Mulai dari nentuin suaraku yang bakal rada berat kalau meranin alter egoku, penampilan yang sebenarnya masih bingung mau bakal kayak gimana. Dan.... nah ini. Nama.
Yeaah. Nama.
Sempat kebingungan mau pake nama apa. Kicha? No! Itu nama yang sok-sok disamain biar kembar sama Kugy-nya Perahu Kertas.
Sumpah, ngasih nama buat alter ego itu babak paling seru sekaligus paling bikin pusing. Nama yang harus cocok sama karakter binalku dan mukaku yang mirip sama (lututnya) Emma Stone ini, sekaligus nama yang harus unik, gak pasaran macam Siti, Cinta, Ayu, pokoknya nama-nama yang sering dipake buat FTV.
Dan akhirnya nemu satu nama, yaitu Alzhema. Diambil dari nama penyakit favoritk, yaitu Alzheimer. Sumpah, gak kreatif banget, Tapi sesuai namanya, Alzhema ini orangnya lupaan, dia lupa apa masalahnya, dia lupa dia punya pacar, dia lupa caranya nangis, lupa caranya berpikiran feminim. Alzhema punya sifat yang udah aku sebutin di atas. Alzhema suka pake masker rumah sakit yang warna hijau itu, tau kan.
Pokoknya kalau aku lagi pake masker walaupun lagi gak pilek, berarti itu Alzhema, bukan Icha. Kalau aku diem aja nanggapin Dita yang menggebu-gebu cerita soal big sale di olshop anu, itu Alzhema. Kalau aku ngerasa biasa aja pas Zai gak ada nelpon atau balas bbmku, itu Alzhema lagi. Kalau blog ini nulis tentang aneh-aneh kayak gini, ini Alzhema, Haiiiii.
Alzhema sudah mulai beraksi dari dua hari lalu. Waktu bubuhannya ngolokin aku yang gak jadi makan gara-gara mereka ceritaan soal feses, padahal mereka tau aku gak suka kalau ada yang bahas feses kalau aku lagi makan, aku bukannya kesel dalam hati kayak biasa. Aku cuek aja. Aku hanya ngelongokan kepala ke arah mereka sebagai bentuk hei-aku-dengar-kalian-ngomongin-aku-loh, habis itu langsung pasang headset ke telinga. Rasanya puas pas mereka bilang,
"Ah Icha gak dengar, gak asik."
Dan malam ini, pas Zai gak ada balas bbmku, yang biasanya aku mikir macam-macam tapi sekarang ngerasa biasa aja. Entah karena terbiasa atau itu karena adanya Alzhema.
Sumpahhhhh, jadi ini rasanya punya alter ego? Dalam skala kecil?
Lumayan.
Iya iya, emang keliatannya aku kayak pengen punya kepribadian ganda. Tapi alter ego itu bukan kepribadian ganda yang bakal bikin kita jadi psikopat, yang ujung-ujungnya bisa ngebunuh puluhan orang kayak di novel-novel misteri dan film-film thriller psikologi. Alter ego itu juga bukan cacat psikologis, apalagi sakit jiwa.
Ada yang bilang kalau alter ego itu sifat yang sengaja diciptakan untuk menutupi kelemahan pada diri, juga bentuk dari trauma yang dialami pada masa lalu. Ada lagi yang bilang, alter ego itu sifat beringas yang sebenarnya ada pada diri kita.
Karena adanya pelajaran PKN atau ceramah agama yang mengatur perilaku dan moral kita, maka sifat itu cuma jadi simpanan, dan keluarlah sifat yang dibentuk dari pembentukan moral itu. Alter ego juga dibilang sebagai wujud dari rasa tidak mensyukuri diri sendiri, karena dengan menciptakan alter ego, kita menjadi orang lain. Mungkin ada juga yang bilang kalau bikin alter ego itu bentuk dari kurang kerjaan, sesuatu yang gak ada manfaatnya.
Buatku, alter ego itu semacam pelarian. Mungkin kita bisa melarikan diri ke musik, tempat nongkrong favorit, atau. mantan. Tapi aku, nemuin pelarianku pada Alzhema. Pelarian dari hari-hari yang bawaannya melankolis terus, punya pikiran ala cewek terus, Zai terus.....
Ada yang ngerasa punya alter ego gak? Atau mau bikin alter ego juga? Atau ngerasa postingan ini aneh kayak biasanya? Silahkan bacot di kolom komentar. Kalau yang balas komennya kejam, berarti itu Alzhema, bukan Icha.
Aku gak kuasa nahan jeritan, pas tau kalau film dari adaptasi novelnya Ibu Suri, Dewi Lestari, yaitu Filosofi Kopi, tayang di bioskop hari ini.
Aku pengen nonton. Pengen banget! Aku harap filmnya lebih bagus dari Perahu Kertas, dan Supernova. Sebagai maunya sih jadi anaknya Dewi Lestari, aku harus berbakti kepada beliau dengan menikmati karyanya tepat waktu. Yaaa walaupun sebenarnya aku belum punya novel Filosofi Kopi, tapi at least aku udah baca. Belum berarti aku nanti bakalan punya, gak sanggup kalau mau borong langsung semua novelnya Dee. Dari tahun kemaren mau beli Gelombang aja gak kesampean sampe sekarang.
Pelanggan Memang Raja, Tapi Bukan Fir'aun
- 17.54
- By Icha Hairunnisa
- 10 Comments
Begitu memulai postingan ini, aku terbayang-bayang muka cantik tapi garangnya Bu Evi, guru pelajaran Produktif waktu SMK. Terbayang gimana Bu Evi nyemangatin, atau lebih tepatnya ngedesak supaya bisa, waktu lagi praktek mengetik pake mesin tik,
"Ditekan kuat-kuat, Nisa! Ditekan! Hidup itu harus semangat! Jangan lemah!"
Terbayang muka Bu Evi yang berapi-api pas ngejelasin materi Kewirausahaan. Ungkapan "pembeli adalah raja, pembeli adalah raja, pembeli adalah raja," selalu Ibunya kumandangkan waktu itu. Ibunya cerita tentang malang melintangnya dulu dia sebelum jadi guru. Tentang dia kerja di toko. Tentang berharganya seorang pelanggan. Bukan cuma buat perusahaan atau toko, tapi tentu aja buat pelayannya itu sendiri.