Ceramah, atau lebih tepatnya jawaban Mamah Dedeh atas curhatan penelpon di acaranya tadi pagi itu ngebekas kuat di kepalaku sampe sekarang. Kata beliau,
"Bergaul dengan orang yang ceria, jangan dengan orang yang suka ngeluh, nanti ketularan suka ngeluh juga."
Secara gak langsung nyindir aku tau gak. Karena kalau ditanya aktivitas apa yang paling enak dan sering dilakuin selain tidur, aku juga bakal jawab, "Mengeluh."
Yap, mengeluh adalah aktivitas yang kayaknya hampir semua orang pernah lakuin. Kita ngeluh, ngedumel, ngumpat, nyumpah. Seandainya kalau aktivitas mengeluh itu dilarang, mungkin blog ini gak akan lahir, karena kalau dilihat-lihat sih ini blog sebagian besar isinya keluhan semua haha. Mungkin aku keliatan kayak orang yang gak bisa bersyukur, tapi percayalah bung, mengeluh itu gampang banget, asal ceplos dari mulut, keluar dari mulut atau tertegun dalam hati dengan sendirinya.
Kalau mengeluh itu dilarang, gak ada tuh acara Mamah & Aa' Curhat Dong.
Kalau mengeluh itu dilarang, gak ada tuh acara Mamah & Aa' Curhat Dong.
Sooo, menurutku mengeluh itu sah-sah aja sih. Tapi jangan berlebihan, karena ntar jatohnya jadi manusia yang gak pandai bersyukur.
Dan aku, kayaknya orang yang berlebihan kalau ngeluh deh. Eeeeh bukan ngeluhnya sih sebenarnya, tapi bete karena yang dikeluhkannya itu yang berlebihan. Aku tipe orang yang moody-an, kalau udah ketimpa masalah atau ada orang yang ngeselin seketika mood-ku jadi hancur, jadi remah remah, bukan berkeping-keping lagi. Secara sendirinya, aku berpegang sama keyakinan,
"Karena rencana indah gagal setitik rusak mood sebelanga."
Kalau sifat moody-an-ku ini penyakit, mungkin udah stadium empat. Juga menular kayaknya, bikin orang-orang di sekitar jadi males deket-deket aku dan jadi ngejauhin, sampe 'penyakitku' ini reda dengan sendirinya. Kak Fitri selalu bilang kalau gak enak banget jalan sama aku, kalau aku lagi dalam kondisi bete habis kelahi sama Nanda. Kak Ira dan Kak Yuls lebih milih diam dan gak ngajak aku ngomong kalau aku lagi bete. Dea jadi ikut bete juga, begitu juga Dita, tapi Dita selalu nyerocos kalau aku lagi bete, nyoba ngasih tau aku jangan bete sampe dia bosen sendiri. Perasaan cuman Dina sama Zai aja yang anteng ngadapin beteku. Bukan salah mereka gak anteng sih. Kalau Dina memang karena orangnya sabar sekaleeehhh, kalau Zai karena dia cuek, gak peduli sebete apapun aku dia gak bakal terpengaruh.
Orang yang moody-an itu sebenarnya cuman perlu ditemani, tapi mana mau orang nemanin orang betean? Mending nemanin orang 'gila' yang ceria terus apapun kondisinya daripada orang waras yang apa-apa dipikirin, jadinya kepikiran. Iya gak sih?
Orang yang moody an itu sebenarnya cuman mau didengarkan. Tapi mana tahan kuping orang diperdengerin keluhan demi keluhan mulu? Belum lagi ditambah sama muka cemberut. Aku sadar itu.
Dannnnnn, orang yang moody an itu sebenarnya cuman mau dihibur, dibantu untuk ngelupain masalahnya. Dinyanyiin lagu buatan sendiri judulnya 'Pacarku yang Moody', lagu genre boleh pop boleh hip hop boleh jazz asal jangan koplo, tanpa alat musik kalau memang gak bisa main musik, pake irama dari pukulan tangan ke meja.
Ini lirik lagunya,
" Ku ingat kau sodorkan kertas dari kelas bimbingan konselingmu,
Ku baca dan ku tau apa maksudmu,
Sayang, selain kelamin, kepribadian kita juga berbeda
Kau melankolis dan aku phlegmatis
Aku sudah biasa kau banyak cerita
Tentang cerobohmu tentang mamamu tentang maumu
Tapi tolong Sayang, jangan buat aku terbiasa
Dengan muka cemberutmu yang tiba tiba
Menghiasi cantikmu yang tak seberapa
Reff:
Pacarku yang moody, jangan bete begini
Cobalah bersahabat dengan hari hari mengesalkanmu
Pacarku yang moody, jangan PMS setiap hari
Apa harus kupanggil Budi daripada Moody agar kamu tertawa lagi?
Jam menit detik ini terlalu singkat untuk kau habiskan dengan jadi cewe bete
Mending kita nyanyi nyanyi sampai pagi
Aku tau kamu pasti bisa mencintai dirimu sendiri
Sebesar aku mencintai dirimuuuuu
Reff:
Pacarku yang moody, jangan bete begini
Cobalah bersahabat dengan hari-hari mengesalkanmu
Pacarku yang moody, jangan PMS setiap hari
Apa harus kupanggil Budi daripada Moody agat kamu tertawa lagi?
Oooohh pacarkuuuu
Muka cemberutmu yang tiba-tiba
Menghiasi cantikmu yang tak seberapa
Eh aku bercanda sayang, kamu cantik luar biasaaaaaaaaa~
Tuh lagunya sorry kalau jelek, aku tulis sambil kunyanyiin haha, sambil berharap juga sih Zai nyanyiin. Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Udah ya postingan kali ini, mau makan dulu. Buat yang moody-an, apa lagi yang melankolis kayak aku, berharap aja ada yang nyanyiin lagu kayak di atas, betenya langsung hilang tuh. Mudahan.
Dan aku, kayaknya orang yang berlebihan kalau ngeluh deh. Eeeeh bukan ngeluhnya sih sebenarnya, tapi bete karena yang dikeluhkannya itu yang berlebihan. Aku tipe orang yang moody-an, kalau udah ketimpa masalah atau ada orang yang ngeselin seketika mood-ku jadi hancur, jadi remah remah, bukan berkeping-keping lagi. Secara sendirinya, aku berpegang sama keyakinan,
"Karena rencana indah gagal setitik rusak mood sebelanga."
Kalau sifat moody-an-ku ini penyakit, mungkin udah stadium empat. Juga menular kayaknya, bikin orang-orang di sekitar jadi males deket-deket aku dan jadi ngejauhin, sampe 'penyakitku' ini reda dengan sendirinya. Kak Fitri selalu bilang kalau gak enak banget jalan sama aku, kalau aku lagi dalam kondisi bete habis kelahi sama Nanda. Kak Ira dan Kak Yuls lebih milih diam dan gak ngajak aku ngomong kalau aku lagi bete. Dea jadi ikut bete juga, begitu juga Dita, tapi Dita selalu nyerocos kalau aku lagi bete, nyoba ngasih tau aku jangan bete sampe dia bosen sendiri. Perasaan cuman Dina sama Zai aja yang anteng ngadapin beteku. Bukan salah mereka gak anteng sih. Kalau Dina memang karena orangnya sabar sekaleeehhh, kalau Zai karena dia cuek, gak peduli sebete apapun aku dia gak bakal terpengaruh.
Orang yang moody-an itu sebenarnya cuman perlu ditemani, tapi mana mau orang nemanin orang betean? Mending nemanin orang 'gila' yang ceria terus apapun kondisinya daripada orang waras yang apa-apa dipikirin, jadinya kepikiran. Iya gak sih?
Orang yang moody an itu sebenarnya cuman mau didengarkan. Tapi mana tahan kuping orang diperdengerin keluhan demi keluhan mulu? Belum lagi ditambah sama muka cemberut. Aku sadar itu.
Dannnnnn, orang yang moody an itu sebenarnya cuman mau dihibur, dibantu untuk ngelupain masalahnya. Dinyanyiin lagu buatan sendiri judulnya 'Pacarku yang Moody', lagu genre boleh pop boleh hip hop boleh jazz asal jangan koplo, tanpa alat musik kalau memang gak bisa main musik, pake irama dari pukulan tangan ke meja.
Ini lirik lagunya,
" Ku ingat kau sodorkan kertas dari kelas bimbingan konselingmu,
Ku baca dan ku tau apa maksudmu,
Sayang, selain kelamin, kepribadian kita juga berbeda
Kau melankolis dan aku phlegmatis
Aku sudah biasa kau banyak cerita
Tentang cerobohmu tentang mamamu tentang maumu
Tapi tolong Sayang, jangan buat aku terbiasa
Dengan muka cemberutmu yang tiba tiba
Menghiasi cantikmu yang tak seberapa
Reff:
Pacarku yang moody, jangan bete begini
Cobalah bersahabat dengan hari hari mengesalkanmu
Pacarku yang moody, jangan PMS setiap hari
Apa harus kupanggil Budi daripada Moody agar kamu tertawa lagi?
Jam menit detik ini terlalu singkat untuk kau habiskan dengan jadi cewe bete
Mending kita nyanyi nyanyi sampai pagi
Aku tau kamu pasti bisa mencintai dirimu sendiri
Sebesar aku mencintai dirimuuuuu
Reff:
Pacarku yang moody, jangan bete begini
Cobalah bersahabat dengan hari-hari mengesalkanmu
Pacarku yang moody, jangan PMS setiap hari
Apa harus kupanggil Budi daripada Moody agat kamu tertawa lagi?
Oooohh pacarkuuuu
Muka cemberutmu yang tiba-tiba
Menghiasi cantikmu yang tak seberapa
Eh aku bercanda sayang, kamu cantik luar biasaaaaaaaaa~
Tuh lagunya sorry kalau jelek, aku tulis sambil kunyanyiin haha, sambil berharap juga sih Zai nyanyiin. Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Udah ya postingan kali ini, mau makan dulu. Buat yang moody-an, apa lagi yang melankolis kayak aku, berharap aja ada yang nyanyiin lagu kayak di atas, betenya langsung hilang tuh. Mudahan.
0 komentar