Kalau hati ada rasanya, mungkin hatiku sekarang rasanya kayak roti tawar. Hambar.
Sebenarnya aku udah tau, tapi masih tetep aja aku makan, pinggiran rotinya juga gak luput. Karena aku lapar, aku memang butuh. Karena aku pikir akan ada saatnya aku dikasih selai, asal aku sabar nungguin. Sampe akhirnya aku dapat selai, yang sayangnya dari orang lain. Selai yang manis, yang memanjakan, yang bikin kecanduan. Aku makan roti dari Zai tapi selainya dari dia. Aku gak mau kayak gitu, akhirnya aku putusin aku stop makan pemberian Zai.
Lalu sadar kalau selai dia itu pake pemanis buatan. Selai itu bikin batuk, bikin sakit-sakitan, padahal dia datang seolah tau aku harusnya gak makan roti tawar mulu. Zai tetep kasih roti. Aku terima, aku simpan aja.
Aku simpan roti yang kadaluarsa itu.
1 komentar
blog tukang roti? Madre? mau donggg banggg
BalasHapus