Pesona film You Are The Apple of My Eye memang gak ada sirnanya. Sampe sekarang aku masih suka nontonin itu film, gak ada kata bosan buat mantengin wajah ganteng dan kelakuan konyol Ko Ching-Teng, gak ada kepuasan dalam ngayalin kalau aku ada di posisi Shen Chia-Yi, ngebayangin kalau cantik kayak dia, pinter kayak dia, pemalu kayak dia, disukain sama cowok konyol slengean kayak Ko Chin-Teng. aku kayaknya gak bakal puas, aku masih ngayalin itu. MASIH huhu.
Duuuuuuuuuuh aku tau kalau khayalanku itu ketinggian, aku juga tau kalau rasa pengenku kalau dimensi paralel itu beneran ada itu keharatan. Yang udah pernah nonton film You Are The Apple of My Eye pasti tau apa itu dimensi paralel.
Dari banyaknya adegan romantong yang sukses bikin aku breakdance kesal di kasur sambil gigitin batal karena envy, ada satu adegan yang memorable banget, dimana Ko Ching-Teng lagi ngobrol sama Shen Chia-Yi di telpon, trus mereka ngebahas soal dimensi paralel. Ching Teng ngomong gini, "Shen Chia Yi, apa kamu percaya dengan dimensi paralel? Mungkin di dimensi itu paralel itu, kita sekarang bersama"
Si Chia-Yi nya natap ke langit, ngebayangin apa yang dibilang sama pacarku itu huaha ngarep, trus jawab,
"Benar-benar iri terhadap mereka yah. Terimakasih telah menyukaiku."
Pacarku pun senyum-senyum najong denger si Chia-Yi ngomong gitu, gak lama dia bilang,
"Aku juga suka pada diriku, yang menyukaimu saat itu."
Si Chia-Yi nya natap ke langit, ngebayangin apa yang dibilang sama pacarku itu huaha ngarep, trus jawab,
"Benar-benar iri terhadap mereka yah. Terimakasih telah menyukaiku."
Pacarku pun senyum-senyum najong denger si Chia-Yi ngomong gitu, gak lama dia bilang,
"Aku juga suka pada diriku, yang menyukaimu saat itu."
Simple sih adegannya, cuman ngena banget. Ada perasaan gak terima yang bergejolak di aku, mungkin juga di semua yang nonton itu film, gak terima kenapa mereka gak jadian-jadian juga padahal sama-sama suka. Kenapa mereka harus ngebayangin dimensi paralel, padahal di dimensi lain yaitu di kehidupan nyata pun mereka bisa bersatu bersama berpadu dalam cinta laura aura kasih. Gak terima sumpah. Apalagi kalau nonton ending-nya. sumpah pengen protes! Hiksssssssssssssssssssssss lap ingus mana lap ingus~
Dimensi paralel itu sendiri kalau jar filmnya yaitu dimensi dimana diri kita yang lain berada di tempat yang lain dan melakukan hal yang berbeda dari yang kita lakukan sekarang. Di waktu yang sama, tapi berbeda tempat dan berbeda kejadian. Jujur aku suka sama dimensi paralel itu, aku pengen dimensi itu beneran ada. Penasaran lok, aku langsung googling tentang dimensi paralel, dan ternyata penjelasannya sangat rumit sekali pemirsah, aku sampe pusing bacanya. Apa karena aku gak suka Fisika atau karena aku oon, gatau juga sih yang jelas penjelasan tentang dimensi paralel itu ribet, segala bawa-bawa mesin waktu, isu John Titor si time traveler, Millenium Bugs, paradoks sang Kakek--- ngebingungin. Ini ya aku copast penjelasannya dari salah satu blog yang aku baca,
"Saya sangat menyukai pemikiran tentang dimensi paralel, seumpama dimensi adalah kotak-kotak keyframe yang memanjang di sebuah timeline, layer-layer lainnya adalah semacam properti yang kita jalani (termasuk manusia-manusia di sekeliling kita),
"Saya sangat menyukai pemikiran tentang dimensi paralel, seumpama dimensi adalah kotak-kotak keyframe yang memanjang di sebuah timeline, layer-layer lainnya adalah semacam properti yang kita jalani (termasuk manusia-manusia di sekeliling kita),
Dan di stage lain, dengan alur timeline yang kurang lebih sama koherensi timing dengan timeline dimensi kita, ada kehidupan lain, ada dimensi lain dan inilah yang saya sebut dimensi paralel, seumpama anda mencapture visualisasi saya ini gambarkan kotak-kotak keyframe horisontal beserta layer properti di sepanjang timeline kita adalah dimensi seri saya sendiri, maka di stage berbeda yang bertimeline koheren dengan timeline kita merupakan dimensi paralel kita yang berisi skenario cadangan kehidupan kita, inilah yang mampu menyanggah tentang pertanyaan mengapa jika di tahun 2036 telah banyak mesin waktu, mengapa yang muncul di era ini hanya John Titor saja. ya karena dimensi paralel, John Titor mendatangi dimensi ruang dan waktu dimana masalahnya ada, di waktu yang sama ada dunia lain yang berjalan paralel dengan dimensi kita sendiri."
Ribet kan???
Mungkin memang aku aja yang oon kali ya.
Ribet kan???
Mungkin memang aku aja yang oon kali ya.
Nah, pokoknya tu aku pengen dimensi paralel ada, di blog itu ditulis ada sih tapi aku kok gak yakin ya. Dan kalau ada aku pengen aku di dimensi itu sekarang lagi-- lagi apa ya aku juga bingung, Aha, mungkin di dimensi paralel, aku masih sekolah, aku punya Mama yang gak over-protektif dan ngebolehin aku jalan kemana aja aku mau tanpa perlu ditanyain macam-macam, aku sama Zai gak pernah beolokkan yang ada romantis-romantis mulu. aku lagi duduk nyantai nyandar di bahu Adam Levine trus dia ngebelai kepalaku bukannya lagi ngebelai kepalanya si Behati....
Pengen. pengennnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!!!
Tapi, sepengen-pengennya aku nyangkut di dimensi paralel, menurutku orang-orang di Gaza yang lebih menginginkan dimensi itu.
*Ini postingan mau masuk ke yang sedih-sedih serius. Biola mana biolaaaaaaaaaaa.
Sekarang lagi hangat-hangatnya berita soal serangan Israel ke Palestina, tepatnya ke Gaza. Beritanya turun pas bertepatan pemilu pilpres kemaren. Setelah sekitar tahun 2008 mereka menyerang, sekarang nyerang lagi. Alasannya sih karena ada tentara Hamas yang nyerang mereka, trus mereka kesahnya bales dendam, KESAHNYA. Bilang aja masih belum puas buat ngancurin tanah Palestina!!!!
Ada juga yang bilang kalau Israel tu ngincar Masjid Al-Aqsha, tempat suci ketiga umat muslim itu, jar nya mau diganti dengan kuil suci Yahudi. What the---
Sedih banget, mana mereka banyak nyerang anak-anak sama wanita. Banyak foto anak-anak habis kena bom mengenaskan betebaran di path, pada ngeshare lagu We Will Not Go Down, di jalan raya di bundaran Lembus (heiiii, Samarinda juga punya bundaran tauk, bukan cuma Jakarta doang haha) pada banyak yang koar-koar tentang serangan Israel ke Gaza, bikin miris. Maka ini lagi bulan puasa lagi kasian banget. Bikin sangkal aja tiap liat beritanya, Israel minta dirajam emang!!!!
Di saat warga Palestina pada sibuk nyelamatkan diri, warga Israel asik mainan di pantai, aku ada nonton berita iss dasar ya gak punya hati nuarani betul. Parahnya lagi ada berita kalau warga Israel pada berbondong-bondong ngambil kursi trus dudukan di balkon gitu buat ngeliat bom yang jatoh di Gaza. Mereka tepuk tangan meriah tiap ada bom yang jatoh, mereka bilang 'tontonan' itu lebih menarik ketimbang pertandingan bola piala dunia. Gilingan hehhhhh!!!!!!!!
Ada berita juga, anak cewek umur 14 tahun nonjok tentara Israel. Gak sampe kena sih, cuman keren eh anak sekecil itu berani gitu nah kayak gitu, maka dia tu pake marah-marahin si tentara Israel itu, lah si tentara malah ngetawain si anak itu, ngeremehin, mungkin dipikirnya anak kecil bisa apa, negaranya aja gak bisa apa-apa huhu sedih. Tuh anak gak takut apa ya si tentara sewaktu-waktu bakal narik pelatuk senapannya?
Keren tapi eh, sekaligus miris.
Mungkin di dimensi paralel, Palestina adem ayem. Gak ada darah-darahan, gak ada dentuman bom menyakitkan telinga, melenyapkan banyak nyawa. Gak ada air mata, rasa cemas, rasa kesal marah ke Israel----
Gatau deh sampe kapan Israel nyerang Palestina. Mungkin ini tanda-tanda kiamat. Tapi emang iya sih kayaknya, ini katanya udah ada di Al-Qur'an. Ini bukan perang, tapi serang, karena cuman satu aja yang pinanya pengen menghancurkan, sementara satunya lagi terhancurkan. Sebenarnya bukan karena lemah, aku yakin bukan karena Palestina lemah. Tapi entah....
Bawa mereka ke dimensi paralel ya Allah, bawa mereka.
0 komentar