"Pilih mana, balikan sama mantan atau jadian sama temannya mantan?"
Pertanyaan Kak Muti Senin kemaren itu gatau kenapa bikin aku nohok. Bikin aku jadi pengen mosting tentang itu hari ini, tanpa alasan.
Waktu Kak Muti nanya itu, aku cuma bisa ketawa kaku. Gatau harus jawab apa. Lagi-lagi, gatau kenapa.
"Kalo Kak Muti pang, jawab apa?" Akhirnya aku cuma bisa nanya balik.
"Nggg jadian sama temannya mantan." jawabnya lugas.
"Oh iya Kakak anti banget ya sama mantan."
Sementara Kak Muti kembali ke aktivitasnya yaitu ngucak-ngucik bebe, aku mikir tentang jawaban dari pertanyaan tadi. Dan aku masih gatau sampe sekarang.
Oke, di postingan ini aku bakal bahas tentang pertanyaan tadi, tentang jawabannya.. Gak penting sih sebenarnya, tapi aku pengen aja mosting itu.
Sebenarnya kedua pilihan itu gak berat buat dipilih salah satunya, kalau kita udah gak sayang sama mantan kita. Apalagi kalau kita benci banget sama mantan kita itu, jadian sama temannya merupakan ajang balas dendam terbaik, minimal buat manas-manasin. Tapiiiii kalau kita masih sayang, belum bisa move on dari si mantan, otomatis kita bakal milih balikan. Walaupun kita tau kalau itu bakal gak mungkin terjadi, kita tetap milih pilihan itu.
Aku mau bahas soal pilihan pertama. Balikan sama mantan itu kayak nonton film yang udah pernah kita tonton, seperti yang aku tulis di postingan Kayak Nonton Film Titanic Berulang-Ulang baca aja deh haha. Ada dua kemungkinan yang bakal terjadi kalo kita balikan. Satu, si mantan berubah jadi yang lebih baik dari sebelum putus atau si mantan berubah jadi lebih buruk, ya kemungkinannya itu bakal langgeng atau putus lagi. Zai dan Kak Muti adalah contoh orang yang anti banget balikan sama mantan. Bagi mereka, putus ya putus aja, mantan itu gak bakal berubah, tetap mantan, kalau berubah pun bakal berubah jadi musuh. Beda aja sama aku yang berpikir masih ada kemungkinan buat balikan, minimal berpikir walaupun udah putus tetap bisa berteman. Makanya aku rentan balikan sama mantan, balik sakit hati lagi nangis lagi kesel lagi ngumpat lagi aaaaaaa.
Nah, pilihan kedua, jadian sama temannya mantan. Ada satu kecemasan, ketakutan tersendiri ketika kita suka sama dia. Takut dia ilfeel, takut dia nyangkanya kita murahan, takut dia bakal mainin kita kayak mantan kita. Kecemasan dan ketakutan itu juga berlaku ketika temannya si mantan itu yang suka sama kita. Kita bingung kenapa dia bisa suka sama kita, kita takut kalau dia cuma mau mainin kita atau mantan kita nyuruh dia buat pura-pura suka sama kita. Kita berpikiran mantan kita pasti cerita aneh-aneh soal kita ke dia. Ketika udah jadian, kita kembali takut kalau-kalau hubungan kita itu dicibir sama mantan kita dan bisa aja kan mantan kita itu ganggu-ganggu hubungan kita sama temannya.
Menurutku, dua pilihan di atas itu beresiko. Lebih baik kita ngejalin hubungan lebih dari sekedar teman dengan orang yang bukan siapa-siapa. Bukan temannya mantan, bukan saudaramya mantan. Lebih baik sama orang yang benar-benar gak kita duga kedatangannya. Orang yang gak habis pikir kenapa kita bisa kenal dia, kenapa kita bisa suka dia, kenapa dia bisa suka kita, kenapa bisa pacaran sama dia. Orang yang sama sekali gak terbayangkan bisa jadi pacar kita, tapi jadi orang yang berbeda dari mantan-mantan kita sebelumnya.
Heiiii Kak Muti, aku udah dapat jawabannya. Aku pilih jadian sama yang bukan siapa-siapa, yang kini jadi siapa-siapa buatku. Hmmm, si Zai, tentu aja.
Nah, pilihan kedua, jadian sama temannya mantan. Ada satu kecemasan, ketakutan tersendiri ketika kita suka sama dia. Takut dia ilfeel, takut dia nyangkanya kita murahan, takut dia bakal mainin kita kayak mantan kita. Kecemasan dan ketakutan itu juga berlaku ketika temannya si mantan itu yang suka sama kita. Kita bingung kenapa dia bisa suka sama kita, kita takut kalau dia cuma mau mainin kita atau mantan kita nyuruh dia buat pura-pura suka sama kita. Kita berpikiran mantan kita pasti cerita aneh-aneh soal kita ke dia. Ketika udah jadian, kita kembali takut kalau-kalau hubungan kita itu dicibir sama mantan kita dan bisa aja kan mantan kita itu ganggu-ganggu hubungan kita sama temannya.
Menurutku, dua pilihan di atas itu beresiko. Lebih baik kita ngejalin hubungan lebih dari sekedar teman dengan orang yang bukan siapa-siapa. Bukan temannya mantan, bukan saudaramya mantan. Lebih baik sama orang yang benar-benar gak kita duga kedatangannya. Orang yang gak habis pikir kenapa kita bisa kenal dia, kenapa kita bisa suka dia, kenapa dia bisa suka kita, kenapa bisa pacaran sama dia. Orang yang sama sekali gak terbayangkan bisa jadi pacar kita, tapi jadi orang yang berbeda dari mantan-mantan kita sebelumnya.
Heiiii Kak Muti, aku udah dapat jawabannya. Aku pilih jadian sama yang bukan siapa-siapa, yang kini jadi siapa-siapa buatku. Hmmm, si Zai, tentu aja.
0 komentar