Setelah masa mati suri blog ini yang cukup memakan waktu lama, akhirnya aku datang memenuhi beranda blog dengan postinganku ga pentingku ini. Memang kelamaan sih, kayaknya hampir dua bulan aku ga posting blog.
Yeaaah, hal itu dikarenakan sekarang aku lagi keranjingan twitter, alhamdulillah udah bisa mention orang dan retweet orang sekarang ya allah setelah sekian lama punya tapi ga tau cara makenya *sembah sujud ala suku pedalaman, katrok gilak ya akuu.
Trus juga aku keseringan pulang maghrib, pas adzan berkumandang tuh baru dah batang hidungnya nongol depan pagar rumah. Sesampainya di kamar langsung terkulai lemas. Mana sempat aku buka laptop buat posting blog. Kalau mau keluar kamar, siap siap dah kenyang nelan omelan dari mama tercintrong. Nasibbbb jadi anak gahol
Nah nah yang ini nih yang bikin hubunganku dengan blog menjadi renggang.
DJENG DJENG DJENG!!!!!!!!!!!
Minggu minggu ini aku lagi sibuk-sibuknya jungkir balik mengejar guru-guru mata pelajaran produktif. Banyak nilai yang harus dipermak agar terlihat indah di raport.
Pelajaran kewirausahaan, PKN, dan IPS. Butuh perjuangan untuk mem-booking ibu guru mata pelajaran IPS buat jam remidi. Bu Endang namanya.
Bu Endang jual mahal kalau soal nilai. Pelit. Medit. Nyelekit.
Mendekati hari-H ulangan semester, warga SMK Negeri 1 Samarinda rela antri di ruang dewan guru untuk minta remidi. Aku berada di jejalan para siswa siswi yang meminta remidi saat itu.
Ruang dewan guru serasa sesak. Bu Endang serasa artis yang pamornya lagi naik daun. Suasana saat itu serasa di jumpa fans boyband korea. Penuh jeritan, tangisan, histeria.
Ini dunia lain, DUNIA LAIN. Ini bukan duniaku!! Pekikku dalam hati.
Aku nekat menerobos antrean. Lalu menyebutkan namaku di hadapan ibunya dengan lantang. Ibunya ternyata sudah hapal namaku, wajahku, dan kelakuanku di kelas (yang suka tidur di saat penjelasan tentang kurva), beliau mempersilahkanku untuk mengikuti remidi. Adalah suatu kehormatan diingat oleh BU ENDANG.
Nasibku berjalan mulus saat itu. Sangat kontras dengan temanku, Nina Rahmadhani.
Siang bolong tadi, dia beserta pasukannya menyambangi ruang piket, dimana disitu Bu Endang duduk santai.
Dia minta remidi juga, namun apa tanggapan Bu Endang??
"Bu, saya mau remidi IPS bab 1 Bu. Bisa kan?"
"Hah? Opo?! Nda ada remidi-remidian! Ini sudah hari apa toh Ndok. Nda usah ngeja-ngejar Ibu lagi. Ibu CAPEK!!"
Pasukan pun pulang dengan tangan hampa.
Haha, aku ngerasa guru-guru mata pelajaran yang mempunyai "umat remidi" yang banyak itu layaknya artis.Beliau dibaik-baikin, dipijitin biar ngasih nilai tinggi, dikejar kejar, diteleponin.Jadwal mengajar guru-guru "artist wannabe" itu padat. Jam 9 di kelas ini, jam 10 di kelas itu. Minjam jam guru ini, minjam jam guru itu. Merekap ini, merekap itu. Dipuja puji kalau ngasih nilai bagus. Dicaci maki kalau ngasih nilai nyungsep.Sama kayak artis, guru-guru "artist wannabe" dengan segudang materi pelajarannya yang menyulitkan itu juga banyak menuai kontroversi. Kehadirannya menimbulkan berbagai sensasi. Patut disyukuri sih sebenranya, kalau ga ada remidial gini, nilai yang terpajang di raport nanti pasti akan mengenaskan. Apa adanya sekali. Jadi ya jangan dikeselin lah remidi itu.(heeehh padahal benci juga ae ada remidi terus :D) Pusing juga sih harus remidi terus. Harus berhadapan dengan beliau-beliau itu.
Makanya belajar Chaaaaaa, jangan pacaran terus... Huhuhuhu TT
Memang susah ya jadi pelajar yang tak lupa pacar :(
Huuffh, tapi sekarang aku udah lega karena telah mengikuti remidi menuntaskan nilai-nilai tanggungku.Tadi siang juga aku udah ikut ulangan susulan Kewirausahaan. Huuaaah legaaaa.
Tapi belum sampe disitu. Aku masih harus menahan hembusan nafas legaku ini karena tugas tugas makalah menumpuk di sudut pikiranku. Itu harus dituntaskan!
Ada tugas Kewirausahan, Dok. Pus, huaaaah nangis darah segar naah TT
Oia, bentar lagi aku ulangan semester. Doain ya temund-temund moga sukses.
Jauhkan remidi ya tuhan... Ampun aku tak mau remidi again TT
Raportku sudah cantik kok tanpa make-over remidi.. *agakmaksa
0 komentar