Dimana-mana, yang namanya menjalin hubungan itu harus ada kecocokan. Istilah nya sih, harus ada chemistry. Yakin deh, kalau di antara dua sejoli yang saling memadu kasih satu sama lain ga ada chemistry-nya, dijamin gampang gugur gitu aja.
Berteman butuh chemistry supaya ga berantem mulu, makanan dan lidah butuh chemistry supaya enak terasa, guru dan murid butuh chemistry supaya proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, penjual dan pembeli butuh chemistry supaya dagangan cepat laku pembeli memperoleh apa yang diinginkan, semuanya butuh chemistry. Chemistry lagi. CHEMISTRY.
Sama aja kayak pacaran, pacaran juga butuh. Sangat butuh malah.
Ibaratnya chemistry itu makanan pokok semacam nasi atau jagung atau sagu, sumber karbohidrat dalam suatu hubungan lebih-dari-sekedar-teman ( aku tak mau menyebutkannya sebagai hubungan-percintaan, terdengar tidak pantas untuk diucapkan anak yang masih balita sepertiku :D)
Ada yang masih belum paham mengenai chemistry??
Baiklah, aku akan jelaskan dari kehidupan sehari-hariku,
Memahami perihal chemistry adalah hal yang gampang, namun untuk mencapainya, butuh waktu lama.
Di sudut kamar, aku terpekur menekuni buku usang, berisi tentang 27 daftar profil mantan-mantanku beserta penyebab putusnya.
Hah? Pake diabadikan segala ke dalam buku? Sebegitu pentingkah mantan-mantanmu,Cha?
Haha, sebenernya iseng iseng aja sih, buku ini ku buat waktu kelas 2, disaat alay lebay sedang nge-hits-nya. Setiap putusan, aku selalu menulliskannya di buku lecek kucel itu. \
Setelah kubaca lagi, aku hanya bisa ketawa ngakak.
"Bodohnya aku mau pacaran sama ini, mau sama itu..,"
"Iih kok kekanak-kanakkan banget ya",
"Iih cepat banget dapat penggantinya ya, dulu aku macan!"
Komentar-komentar itu meluncur lancar dari bibirku. Haha, aku gila, dalam periode kelas 6 SD-kelas 8 SMP, aku telah memacari sebanyak 27 cowo. Astaga, ternyata aku binal...Ngakak sendiri sambil mukulin bantal.
Chemistry. Penyebab putus paling dominan ya karena ga ada chemistry. 27 cowo yang tercantum di buku itu, sama sekali belum punya chemistry denganku. Tapi itu dulu. Duluuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu sekali.
Aku menengok ke hubunganku yang sekarang, hubunganku bersama Nur.
Apakah kami punya chemistry???
Pertanyaan yang belum siap untuk dijawab. Tapi kami udah berusaha menjawabnya tadi malam.
Banyak kesamaan yang terletak pada kami berdua (postingan pasangan sinonim-red), yang seolah olah mengisahkan bahwa Nur adalah wujudku kalau diwujudkan dalam lelaki. Hmm gini, mungkin kalau aku dilahirkan sebagai lelaki, maka yang terwujud adalah Nur. Simple nya sih gitu.
Sifat kami yang rada pengambekkan juga sama! Kalau aku ngambek, aku suka melimpahkan kekesalanku pada orang lain. Ya, yang biasanya dilimpahkan itu cuma bisa diam, menenangkan, menyenangkanku...
Nah, apa yang kulakukan itu akhirnya dilakukan oleh Nur. Dia ngambek, tapi dia butuh aku.
Sama, sama persisssss !!
Cara dia mengungkapkan kemarahannya, cara dia ngambeknya, sama persis denganku.
Aku jadi kelabakan menghadapi "diriku sendiri" tapi dalam wujud orang lain
Kami sama sama egois, sama sama mengedepankan ego masing masing.
Masalah ini kecil, tapi kenapa kok tiba-tiba jadi segede gini ???
Seperti rokok yang mampu menjelma menjadi sebuah kebakaran besar-besaran
Dia sempat menghina bacaan favoritku, yaitu buku psikologi, Huhuhuhu rada kesal eh sebenarnyaa
kami sempat beradu pendapat, kami ngerasa ga cocok lagi, di saat itu aku ngerasa sebentar lagi mimpi gaje aneh menyedihkanku kemarin malam akan menjadi kenyataan. JEDERRRRRRR!!!
Sampai akhirnya..
"Aku ga pengen kita putus cuman masalah beda pendapat sperti ini cha,,"
Aku tergugu. Dia masih mengharapkan hubungan ini lanjut??
"Masih banyak koq cha cowo d.luar sana yg selalu bisa ngerti'in kamu,,
Aku tw kamu jenuh sama hubungan ini,
Jujur cha,,
Aku gk mw aku jadi beban bwt'mu,,
Aku sama miftha cuman teman cha,
Gk usah takut,
Aku ga mungkin nyakitin kamu cha dgn cara kyk gtu,
jujur aku ga ada rasa lg ma dia,,"
Ya memang, masalah kecil bisa jadi besar kalau kami samasama egois. Hal itu udah terbukti tadi malam.
Ku pikir, dua bulan belum nyampe ini akan berakhir. Tapi pada kenyataannya,
Tuhan masih sayang padaku.
Tuhan ga ngebiarin anugerahku itu berpindah tangan. Anugerah terindahku.
Dan akhirnya kami berbaikan ^^
Lalu, setelah pertempuran sengit itu, APA DI ANTARA KAMI ADA CHEMISTRY??
Ku jawab : Iya, ada. Tentu saja ada !
Selamanya akan ada chemistry kalau di antara kami ada yang mau mengalah, ada yang mau berkorban, ada yang mau menjadi 'beda'. Kesamaan kami yang seringkali membuat pencapaian menuju chemistry itu jadi terhambat.
Sama sama kekanak-kanakkan? Sama sama pengen dimanja? Sama sama egois? Sama sama ga mau ngerti?
Gimana caranya mau dapat chemistry??
Iya sih, kecocokan itu selalu diartikan harus sama. Chemistry itu harus sama satu sama lain
Tapi ini lain. Kami ingin beda.
"Kita harus beda, kita ga boleh sama, sayang!"
Nah, jangan artikan macam macam postingan gaje ini ya. Ini yang kumaksudkan sebagai 'BEDA'
Semoga yang ngebacanya bisa ngerti postingan gaje ini ^^
0 komentar